| 0 Comments | 125 Views

Sumber Review : Artikel 12 Sastra Digital 2023

Judul  :  ماهية الأدب التفاعلي(Eksistensi Sastra Anak Interaktif )

Penulis: عبد الغني خشة


Menjelajahi Dunia Sastra yang Hidup: Penulis, Pembaca, dan Karya Sastra Digital

Review atas Judul محاضرات في مقياس الأدب التفاعلي karya Dr. Abd al-Ghani Khacha

Disusun oleh Chiyarotul Mu’awanah  (20101010049)

 

Salah satu penyair dan peneliti asal Aljazair, Dr. Abd al-Ghani Khacha telah menulis sebuah buku berjudul “محاضرات في مقياس الأدب التفاعلي”. Buku tersebut diterbitkan pada tahun ajaran 2017/2018 oleh fakultas sastra dan bahasa, jurusan bahasa dan sastra Arab, Universitas 8 Mei 1945 Guelma yang berada di Guelma, Aljazair di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Ilmiah Aljazair dan merupakan sebuah proyek publikasi pedagogi dalam skala sastra interaktif untuk mahasiswa master spesialis sastra Aljazair.

Di dalam buku tersebut, penulis membahas nama lain dari sastra digital, yaitu sastra interaktif/الأدب التفاعلي. Sastra interaktif adalah suatu genre sastra baru yang mempunyai ciri-ciri tulisan, bentuk, dan bacaan tersendiri, yaitu sastra yang produksi dan penyajiannya berbeda dengan sastra tradisional, dan tidak akan muncul tanpa adanya perkembangan yang disaksikan oleh sarana teknologi komunikasi khususnya komputer elektronik. Dalam karya sastra ini, penulis tidak hanya mengandalkan bahasa, tetapi juga menggunakan media ekspresif seperti suara, gambar, dan gerakan. Hal ini memberikan pemilik potensial kepada pembaca dalam jaringan, menyoroti pentingnya mengakui kreativitas pembuat karya sebelum menganalisis teks atau isi karya tersebut. Ini menekankan sudut pandang yang menyoroti pentingnya memahami konteks dan kreativitas pembuat karya dalam mengevaluasi seni atau tulisan.

Fatimah Al-Buraiki mendefinisikan sastra interaktif sebagai “genre sastra baru yang muncul di kancah sastra, menghadirkan sastra baru yang memadukan sastra dan teknologi”. Sastra interaktif ditandai dengan penggabungan antara unsur-unsur sastra tradisional dengan teknologi. Dalam konteks ini, karya sastra tidak hanya bersifat pasif, tetapi memungkinkan pembaca untuk berinteraksi secara aktif dengan narasi. Sastra interaktif memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti aplikasi, permainan interaktif, atau platform digital lainnya, untuk menciptakan pengalaman membaca yang lebih dinamis dan terlibat. Pendapat lain dari kritikus Maroko, Dr. Zohor Gourram yang memilih menyebutnya dengan sastra digital, melihatnya sebagai ekspresi digital dari perkembangan teks sastra yang menyaksikan bentuk baru dekomposisi simbolik melalui adopsi teknik teknologi modern dan elektronik. Medianya saling berhubungan atau interaktif terjadi dalam hubungan fungsional dengan teknologi modern dan mengusulkan visi baru dalam persepsi dunia, karena ia mengungkapkan keadaan transisi untuk makna keberadaan dan logika berpikir.

Menurut penulis, sastra interaktif didasarkan pada teknologi teks yang saling berhubungan, yaitu “suatu sistem yang terdiri dari sekelompok teks dan tautan yang menggabungkannya, memungkinkan pengguna berpindah dari satu teks ke teks lainnya sesuai kebutuhan”. Gaya penulisan digital ini membuka permasalahan luas mengenai tumpang tindih dan interaksi antara penulis dan pembaca yang pada gilirannya menjadi pencipta teks interaktif, yang tidak mengakui satu-satunya pencipta teks dan membuka lapangan seluas-luasnya. Penerima mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses kreatif dan pembacaan interaktif digitalnya berkontribusi pada penciptaan teks baru dan tingkat lanjut.

Penerimaan sastra interaktif melibatkan lebih dari sekadar membaca teks, melainkan berinteraksi dengan seni seperti teks, gambar, dan musik, dengan tambahan elemen interaktif seperti ikon, tautan, dan papan elektronik. Analogi dengan hutan teks elektronik merujuk pada warisan Arab abad kesebelas dan ketujuh belas, serta puisi geometris, menunjukkan perbedaan dalam tampilan dan pembuatan. Teks interaktif, sebagai bentuk puncak digital, multimedia, dan dilihat melalui layar, memungkinkan perubahan, penambahan, dan penghapusan, sulit untuk dicetak sepenuhnya. Ini menjadi alasan penulis yang mendukung relevansi dan kekayaan sastra digital. Sastra jenis baru ini mengubah fokus dari bahasa sebagai komponen dasar sastra ke media elektronik. Lebih daripada mengelola bahasa dengan cara kreatif, sastra ini memerlukan pemahaman program dan keterampilan navigasi jaringan. Pengarangnya juga mungkin membutuhkan bantuan ahli media otomatis. Proses ini disebut sebagai "interaksi," yang merupakan ciri khas pembaca sastra tersebut.

Sastra interaktif memiliki ciri khusus, menurut pandangan kritikus Emirat Fatimah Al-Buraiki, antara lain:

1.     Teks Terbuka dan Tanpa Batas. Pencipta dapat mempostingnya di internet dan membiarkan pembaca menyelesaikan teks sesuai keinginan mereka

2.     Memberi Kesempatan pada penerima yang merasa sebagai pemilik konten, menjadi partisipan aktif

3.     Penerima sebagai peserta memiliki hak untuk menambah dan mengubah teks asli

4.     Tidak ada permulaan Tunggal, memberikan pilihan kepada penerima untuk memilih titik masuk mereka

5.     Beragam akhiran yang bergantung pada pilihan penerima, menciptakan variasi dalam pengalaman membaca

6.     Dialog Langsung dengan Pembaca

7.     Tingkat Interaktivitas Tinggi

8.     Berbagai Bentuk Interaksi

Perbedaan antara sastra kertas dengan sastra digital yaitu bahwa sastra interaktif memperkenalkan standar estetika baru dengan banyak pencipta, penulis kolektif, dan banyak tautan, serta lebih mudah diakses melalui komputer. Ini menghasilkan banyak teks sesuai pilihan pembaca. Sedangkan sastra kertas memiliki kesatuan awal dan akhir yang terbatas.

Penjelasan di atas adalah informasi yang memberikan wawasan baru kepada saya sebagai mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab. Ada kutipan menarik dalam buku ini yang menjelaskan peran sastra interaktif, “Siapa pun yang menemukan dalam dirinya benih seorang penyair, novelis, atau penulis seni sastra apa pun kini dapat menyajikan apa yang ia tulis kepada pembaca yang menerimanya dan menunggu penilaian mereka terhadapnya.” 

*** 

RIVIEW JURNAL  مقياس الأدب التفاعلي 

KARYA DR. ABDUL GHANI KHASHA

Oleh : Dzurrotul Humairoh (20101010054)

  

Jurnal ini membahas tentang sastra interaktif, sebuah genre sastra baru yang menggabungkan teknologi komunikasi, terutama komputer elektronik, dengan tulisan dan bacaan. Sastra interaktif memiliki ciri-ciri unik dalam produksi dan penyajiannya, melibatkan penggunaan media ekspresi seperti suara, gambar, dan gerakan. Pembaca memiliki peran aktif dalam membangun teks dan berinteraksi dengan teks melalui media elektronik. Jurnal ini juga menjelaskan konsep teks tertaut atau Hypertext, yang menggunakan tautan elektronik untuk menciptakan jalur berbeda bagi pembaca. Sastra interaktif bergantung pada teknologi informasi elektronik dan memungkinkan penggunaan gambar, suara, gerakan, dan kata-kata tertulis. Beberapa tokoh yang mempengaruhi perkembangan sastra interaktif juga disebutkan. Jurnal ini memberikan wawasan yang mendalam tentang sastra interaktif sebagai genre inovatif dalam menggali makna keberadaan.

Sastra interaktif adalah genre sastra baru yang memiliki ciri-ciri tulisan dan bacaan tersendiri, serta bentuk sastra tersendiri, di mana produksi dan penyajiannya berbeda dengan sastra tradisional dan bergantung pada perkembangan teknologi komunikasi, khususnya komputer elektronik. Dalam karya sastra ini, penulis berupaya menyajikan karyanya melalui media ekspresi seperti suara, gambar, dan gerakan, yang memberikan kesempatan kepada penerimanya untuk merasakan. Sastra interaktif juga mengangkat status penerima, yang dapat berinteraksi dengan teks secara bebas dan kreatif melalui media elektronik. Menurut Saeed Yaqtin, sastra interaktif didefinisikan sebagai "kumpulan kreasi dan sastra, yang paling menonjol dihasilkan dengan menggunakan komputer, dan sebelumnya tidak ada, atau dikembangkan dari bentuk-bentuk lama, tetapi dengan komputer mereka mengambil bentuk-bentuk baru dalam produksi dan penerimaan".

Menurut Omar Zarqawi, sastra digital dapat didefinisikan sebagai sebuah genre kreasi baru yang menggabungkan teknologi dan interaksi. Sastra ini memanfaatkan potensi teknologi modern, seperti teknologi hypertext dan berbagai bentuk multimedia. Hypermedia memadukan sastra dengan unsur-unsur elektronik.

Sastra interaktif membutuhkan beberapa syarat agar dapat dianggap sebagai sastra interaktif. Pertama, harus melampaui mekanisme tradisional dalam menyajikan teks sastra dan membebaskan penulis dari stereotip konvensional dalam proses kreatif. Kedua, harus mengakui peran pembaca sebagai kontributor yang penting dalam membangun teks dan memberikan kebebasan kepada mereka untuk menambah dan mengubah teks asli. Ciri-ciri sastra interaktif menurut salah seorang kritikus Arab, Fatima Al-Buraiki yakni meliputi teks terbuka dan tanpa batas, peningkatan profil penerima, partisipasi pembaca sebagai peserta, dan kebebasan dalam memilih titik awal interaksi dengan teks. Dalam sastra interaktif, pembaca memiliki peran aktif dalam menciptakan pengalaman interaktif yang hidup dan dinamis.Secara keseluruhan, sastra digital merupakan sebuah perpaduan antara teknologi modern dan ekspresi sastra. Ia menghadirkan bentuk baru dalam cara kita mempersepsi dunia dan memberikan kebebasan kreatif dalam menggali makna keberadaan.

Salah satu bentuk dari sastra interaktif adalah teks tertaut (Hypertext). Teks tertaut (النص المترابط) adalah sekelompok teks dengan tautan elektronik yang menghubungkannya, menciptakan jalur berbeda dan tidak berurutan bagi pembaca atau pengguna. Teks ini memungkinkan interaksi antara teks dan media, serta memperlancar pergerakan antar lipatan teks. Konsep teks tertaut atau Hypertext dikembangkan oleh Theodor H. Nelson pada tahun 1960M, mengacu pada format teks elektronik, teknologi informasi baru, dan metode penerbitan. Sastra interaktif, sebagai bagian dari sastra elektronik, bergantung pada penerbitan teknologi informasi elektronik dan kontemporer, serta kemampuan komunikasi ganda yang disediakannya, seperti gambar, suara, gerakan, dan kata-kata tertulis. Sastra interaktif juga dikenal dengan istilah sastra bercabang, yang menciptakan berbagai kemungkinan membaca di mana pembaca berinteraksi dengan teks berkat tautan. Beberapa tokoh yang mempengaruhi penggunaan istilah "Hypertext" dan "teks bercabang" dalam konteks sastra interaktif adalah Nabil Ali, Hossam Al-Khatib, Fatima Al-Buraiki, Abdullah Muhammad Al-Ghadhami, dan Saeed Yaqtin.

 

 




Leave a Comment