| 0 Comments | 55 Views

Sumber Review : Artikel 17 Sastra Digital 2023

Judul  :  الروایة التفاعلیة( Novel Interective) والروایة الواقعیة الرقمیة (Novel realis digital dan interaktif)

Penulis: خواص نبيلة

 Kemunculan Sastra Digital di Negara Arab

Review atas artikel “Bukti Semantik dalam Teks Elektronik pada Novel Bayangan sang Kekasih karya Khawas Nubyla dan Aitiqarats Nubyla

Disusun oleh Ahmad Wildan Syamsuddhuha  (20101010071)

            Khawas Nubyla dan Aitiqarats Nubyla menuliskan pada sebuah tugas akhirnya yang ditulis guna menyelesaikan program Megister Bahasa dan Sastra Arab yang berjudul “Bukti Semantik dalam Teks Elektronik pada Novel Bayangan sang Kekasih” diterbitkan pada tahun ajaran 2017/2018 oleh Universitas Abderrahmane Mira, Bejaia, Fakultas Seni dan Bahasa, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

 Pada era modern saat ini kita dapat menyaksikan tegnologi yang sangat pesat, terutama integrasinya dengan seni tutur (sastra), yang berujung pada lahirnya jenis ilmu baru yang dikenal dengan penyatuan dua ilmu, salah satunya ilmu kuno yaitu sastra, dan yang lainnya ilmu modern yaitu teknologi. Adapun hasilnya yaitu literatur digital atau elektronik. Karena komputer dan ruang jaringan  mentransferkan teks kertas ke bentuk digital, yang kemudian terbentuklah genre-genre sastra yang mendukung sastra baru tersebut, seperti novel digital.

Novel digital memiliki banyak macam diantaranya adalah a) Novel Hiperteks,  yaitu novel yang menggunakan hyperlink, medianya bermacam-macam, ditulis oleh satu orang sehingga tidak ada keikut sertaan orang lain dalam proses penulisan. Beberpa kritikus menyebutnya dengan “interaktif” karena mengandung lebih dari satu jalur penghubung dalam teks,  Hal ini memungkinkan pembaca untuk memilih di antara jalur naratif berbeda yang dikandungnya. b) Novel interaktif, yaitu  novel yang juga menggunakan hyperlink dan efek digital lainnya. Sama seperti  tipe novel yang pertama, tetapi berbeda dalam keikutsertan orang lain dalam proses penulisan, dengan kata lain novel ini ditulis bersama beberapa penulis, dan mungkin terbuka untuk partisipasi  dari pembaca dalam menulisnya.

Dalam pembagianya novel digital juga termasuk dalam genre sastra yang lain, adapun terdapat perbedaan penting  diantara keduanya :

1.     Adapun tipe pertama adalah “novel hiperteks” yang mengandalkan koneksi kompleks (menguasai hukum Matematika dan ilmiah), selain efek multimedia (audio, visual, kinetik), bersifat sepihak. Pengarang adalah satu-satunya yang bertanggung jawab menentukan jalan novelnya (teks fiksinya).

2.     Narasi interaktif adalah jenis kedua yang menggunakan tautan interaktif dan efek digital. Namun, buku ini berbeda dari jenis yang pertama  karena buku ini memiliki banyak penulis, selain terbuka terhadap komentar dan pendapat pembaca.

3.     Terakhir, tipe ketiga adalah novel realistik digital yang menggunakan segala bentuk teknologi  elektronik baru, mulai dari komputer dan jaringan, hingga program yang digunakan untuk mengeditnya. Dunia Barat merupakan yang pertama mempelopori kreativitas sastra informasional ini karena merupakan pionir pertama di bidang informatika. 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa novel interaktif adalah genre sastra yang menggunakan tautan dan media komputer. Pelopor pertama ilmu ini adalah Muhammad Sanajla dari Yordania, Dia berkata: “Setelah menerbitkan novel kedua saya Dalam versi digitalnya di Internet, saya menemukan sebagian besar intelektual di dalam Komunitas sastra kita belum membaca novel dala versi digital, karena banyak dari mereka yang bahkan tidak tahu cara menggunakan perangkat seperti komputer, sementara yang lain mengatakan bahwa mereka tidak terbiasa membaca melalui Internet, hal itulah yang mendorong saya untuk menerbitkan ulang novel tersebut dalam buku kertas cetak

Karya Sanajla adalah awal pertama dari novel digital berbahasa Arab. Yang mengejutkan adalah sebagian besar intelektual Arab belum memperoleh budaya elektronik sedikit pun, dan belum ada budaya yang membawanya ke era digitalisasi. Sehingga mengharuskannya penulis atau penerbit untuk menerbitkan kembali dalam bentuk kertas,  hal tersebut mengakibatkan karya tersebut  kehilangan nilai seni yang membedakannya, karena karyanya mengandalkan teknologi digital. Seperti link yang digunakan untuk mengarahkan ke sebuah website tertentu

Karya novelis terbaru Sanajla yang  berjudul “Bayangan Sang Kekasih”. Diterbitkan pada tahun 2016. Adanya ketergantungan pada seni  musik, dan gambar, serta penggunaan teknologi teks “Hypertext” memiliki keterkaitan dalam strukturnya, dan menjadi saksi adanya keterkaitan antara sastra dan teknik teknologi modern, serta Komputer dan ruang jaringan telah mengadopsi media untuk menghubungkan teks-teksnya. Dalam novel ini, Sanajla berupaya memasukkan adegan-adegan nyata yang realistis, saat ia menggambarkan perang Suriah (tentara ISIS, bendera Suriah) dan adegan yang diambil dari film sinematik. Dia juga bermaksud memotret peristiwa Perang bangsa Israel dan bangsa Moab.

Kritikus dan penulis sastra Maroko, Zohour Karam, mengungkapkan pendapatnya tentang novel ini, dengan mengatakan: “Mohamed Sanajla memperlihatkan kepada kalangan orang  Arab dengan “Shadows of the Lover” sebuah pengalaman kreatif dan baru yang tanpa diragukan lagi, akan berhasil Memperdalam pembahasan tentang konsep sastra digital. Selain itu juga akan mengembangkan bacaan digital dan mendukung ide menulis Kolektif, dan mendorong para penulis untuk terjun ke dalam bentuk ekspresi digital ini.


Penulis digital

Dalam teks sastranya, pengarang mengadopsi metode-metode kreatif, yang ia gunakan dalam peristiwa-peristiwa nyata atau Imajinatif, menceritakan detailnya secara tertulis, dengan berkembangnya teknologi, muncullah sastra digital, karena ciri-ciri pengarang dalam sastra kertas  berbeda dengan sastra digital.

Kritikus Maroko beranggapan bahwasanya sebagai “penulis digital” dan seorang  pencipta yang terinspirasi oleh imajinasinya, ia mengandalkan tulisan-tulisannya di media elektronik yang memerlukan pemahaman lengkap dengan ilmu pengetahuan,  Informasi dan cara mengoperasikan program yang digunakan dalam aplikasi.** 

*** 


“Perkembangan Novel Interaktif dan Nonfiksi Digital”

Review الروایة التفاعلی والروایة الواقعیة الرقمیة  karya Nabilah

Disusun oleh Nida’ Najibatun Nisa’ (20101010069)

            Tulisan ini merupakan review dari sebuah artikel yang berjudul التدليل العلاماتي في النص الالكتروني ظلال العاشق: تاريخ السري لكموش pada bab الروایة التفاعلی والروایة الواقعیة الرقمیة yang ditulis oleh Khowas Nabilah dan Atsqars Nabilah dari Universitas Abdurrahman Miera, Bejaia yang diterbitkan pada tahun 2017/2018. Era modern telah menyaksikan perkembangan teknologi yang sangat pesat, terutama integrasinya dengan seni tutur (sastra), yang menyebabkan lahirnya genre baru yang dikenal dengan penyatuan dua ilmu, salah satunya adalah; Sastra lama dan yang lainnya adalah teknologi modern. Hasilnya adalah sastra digital atau elektronik, karena komputer dan jaringan memediasi teks kertas dalam mentransfernya ke digital, di mana terbentuklah genre sastra yang mendukung sastra baru tersebut, seperti sastra novel digital.

Rasha Arafa menyebutkan bahwa sastra digital dibagi menjadi tiga jenis, antara lain: pertama, novel hiperteks yaitu novel yang menggunakan tautan hiperteks dan multiefek medianya berbeda-beda, dan ditulis oleh satu orang yang menguasai jalurnya, jadi tidak ada yang ikut serta dalam proses penulisannya. Beberapa kritikus menyebutnya interaktif karena memuat lebih dari satu jalur penghubung dalam teks, dan juga memungkinkan pembaca untuk memilih di antara jalur naratif berbeda yang dikandungnya. Kedua Novel interaktif, yaitu novel yang juga menggunakan hyperlink dan efek digital lainnya, sama seperti jenis pertama, namun berbeda dengan jenis pertama karena ditulis oleh lebih dari satu orang, yaitu buku ini ditulis bersama oleh beberapa penulis, dan mungkin terbuka bagi pembaca yang berpartisipasi dalam penulisannya. Ketiga yaitu Realisme digital yaitu novel yang menggunakan bentuk-bentuk baru yang dihasilkan oleh zaman digital, untuk mengekspresikan era digital, masyarakat yang menghasilkan era ini, dan manusia di era virtual ini.

Dalam keterangannya, Rasha Arafa menyatakan bahwa novel digital pada gilirannya terbagi menjadi genre sastra lain yang dianggap sebagai bagian dari keseluruhan yaitu novel digital. Ia juga menyinggung memberikan definisi sederhana. Adapun tipe pertama adalah novel hypertext yang menggunakan cross-link untuk menguasai hukum matematika dan ilmiah, selain efek multimedia audio visual kinetik, merupakan mono-author dan dia bertanggung jawab penuh untuk menentukan jalur. novelnya (teks fiksinya). Ia juga mempunyai ciri “interaktivitas” karena mengandung lebih dari satu tautan. Sehingga memudahkan pembaca untuk memilih jalur naratif yang sesuai. Novel interaktif merupakan jenis kedua yang menggunakan interaktif tautan dan efek digital, tetapi berbeda dari pendahulunya dalam banyaknya penulis, selain terbuka terhadap komentar dan pendapat pembaca. Terakhir, tipe ketiga diwakili oleh novel realistik digital, yang menggunakan semua bentuk elektronik baru, mulai dari komputer dan Internet, hingga program yang digunakan untuk mengeditnya.

Dunia Barat adalah yang pertama mempelopori kreativitas sastra informasional ini, karena merupakan pionir pertama di bidang informatika dan teknologi, sehingga terciptalah novel interaktif pertama oleh Michael Joyce yang berjudul “Afternoon, a story” pada tahun 1986 M. Peneliti Emirat Fatima Al-Buraiki mendefinisikan novel interaktif tersebut dengan mengatakan: “Ini adalah jenis seni naratif.” Di dalamnya, pengarang menggunakan ciri-ciri yang diberikan oleh teknik teks bercabang, yang memungkinkan adanya keterkaitan antar teks, baik berupa teks tertulis, gambar diam atau bergerak, bunyi hidup atau musik, bentuk grafik animasi, peta, ilustrasi, tabel, atau hal lainnya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tautan yang selalu berwarna biru, dan mengarah pada apa yang dapat dianggap sebagai catatan kaki pada teks tersebut, atau pada apa yang berkaitan dengan topik itu sendiri, atau pada apa yang dapat memberikan pencerahan atau penambahan pemahaman terhadap teks tersebut dengan mengandalkan pada tautan tersebut, artinya novel ini merupakan seni sastra yang pengarangnya menonjolkan kreativitasnya dan mengembangkan kemampuannya dengan menggunakan sugesti audio, seperti musik, simbolisme seperti peta, ilustratif seperti tabel, dan Skema bersifat bergambar, seperti gambar, dll. Kemudian muncul peran media elektronik yaitu Internet yang bertugas menerbitkan dan mendistribusikan karya kreatif tersebut dalam link khusus yang dibuat oleh penulis. Ini juga menyajikan program yang bertanggung jawab untuk menulis novel jenis ini, yang dikenal sebagai “Glosarium Storyspace.”

 

 

 




Leave a Comment