| 0 Comments | 95 Views

Sumber Review : Artikel 5 Sastra Digital 2023

Judul  :  الأدب الرقمي (Sastra Digital)

Penulis: صفية عليـــــــــــــة

Pandangan dan Pemikiran Oleh Para Ahli Tentang Sastra Digital dan Teks Digital : Review Disertasi آفاق النص الأدبي ضمن العولمـة

Karya Dr. Safiyaa Aliya

Disusun Oleh:

Anna Rifatul Hidayah (20101010031)

Bahasa dan Sastra Arab

            Tulisan ini merupakan review dari penelitian disertasi yang ditulis oleh Dr. Safiya Allia sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor di Universitas Mohamed Khidir Biskra Program Studi Sastra dan Bahasa Arab. Penelitian ini berjudul آفاق النص الأدبي ضمن العولمـة  “Globalisasi dalam teks Sastra” diterbitkan pada trahun ajaran 2014-2015 di Aljazair. Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Sastra Digital program studi Bahasa dan Sastra Arab di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakrta yang diampu oleh Dr. M. Wakhid Hidayat, S.S., MA.

Sastra Digital/الأدب الرقمي

            Pada tahun 1986 telah menyaksikan revolusi digital dengan dimulainya penerbitan elektronik, yang mengadopsi mekanisme informasi untuk mengglobalisasi dan mendigitalkan sastra. Kemudian merubah struktur dan pilar dasarnya menjadi media teknologi yang dijuluki:

- Sastra Elektronik

- Sastra Net

- Sastra Digital

Beberapa kritikus Barat dan Arab misalnya, Fatima Al-bariki pentingnya istilah sastra digital dan memperluas di bidang dunia maya dengan memasukkan banyak genre sastra yang berbeda dan melahirkan kembali. Penulisan digital dan media komputer dalam rangka mencapai sastra digital dalam pernyataannya: “Sastra interaktif adalah istilah longgar yang mencakup apa yang kita lihat, sejumlah genre sastra yang mereka benar-benar berbeda satu sama lainnya, mereka hampir tidak sepakat kecuali bahwa merkeka hanya diungkapkan kepada penerimanya secara digital.”  Sayeed Najm mendefinisikan sastra yang menggunakan data teknologi modern, terutama yang disediakan suatu sistem (hypertext) dalam menghadirkan genre sastra baru yang memadukan karya sastra dan elektronik. Karya sastra jenis ini hanya dapat di akses oleh penerimanya melalui media eletronik yaitu berupa tulisan biru dan jenis tulisan sastra ini memperoleh ciri khasnya. Interaktivitas didasarkan pada ruang yang diberikan kepada penerima. Penekanannya pada perubahan mutasi sifat kreatif dengan menambakan pilar yaitu komputer, yang memerlukan proyeksi kognitif baik pada pembuat maupun penerimanya.

            Seorang Sa’eed Yaqtin mendefinisikan batasan kreativitas interaktif. Dalam membatasi interaksi di luar sistem komputer dan strukturnya yang berkontribusi pada munculnya genre sastra atau perekmbangannya dalam bentuk kuno. Sedangkan kreativitas interaktif ini adalah gabungan dari kreativitas. Sastra digital sebagai awal dari pengalamn sastra modern, melalui penggunaan media komputer. Di satu sisi adalah turunan praktik manusia dan awal dari praktik baru. Sedangkan Al-eid Jaluli menekankan perbedaan yang jelas antara ciri-ciri sastra interaktif dan sastra tradisional. Perbedaannya genre sastra yang memliki ciri-ciri penulisan dan bacaan tersendiri. Bentuk sastranya berbeda dari sastra tradisional, tidak berkembang tanpa adanya lanskap teknologi kontemporer dalam sarana komunikasi dan perkembangannya luar biasa. Karya sastra yang produksi dan penyajiannya berbeda dengan sastra tradisional tidak akan muncul tanpa adanya perkembanganmelalui sarana teknologi komunikasi khususnya komputer elektronik.

            Sastra eletronik terbuka terhadap segala kemungkinan hipotesis. Abdul Noer Idris memfokuskan pada efetivitas pembaca dalam bukunya, “Budaya Digital” (manifestasi kesenjangan digital hingga sastra eletronik). Efektivitas sastranya ditujukan pada penerima, pihak yang berinteraksi, konsumen, dan produsen.

Zuhur Ikram berpendapat bahwa konsep sastra digital diwujudkan dalam bentuk ekspresi digital dari perkembangan teks sastra. Sistem dan struksturnya tidak menegnal kestabilan atau kekekalan, yaitu sistem kebahsaan yang bermutasi dan bertransformasi sesuai dengan perubahan yang ada.

Teks Digital/النص الرقمي

            Disebutkan oleh Roland Barths bahwa teks ideal adalah konstelasi penanda. Teks ini memiliki banyak jaringan yang berinteraksi dengannya. George Landaw mendefinisikan teks dan tautan elektronik yang menghubungkannya. Teks eletronik merupakan konsep baru yang muncul sebagai hasil media. Konsep teks ini mencakup kata, gambar, dan suara. Hossam Al-khotib mendefinisakan hypertext sebagai penilaian evaluatif yang tidak sesuai dengan konsep dasar istilah, karena ia menganggap lebih tepat menerjemahkan istilah hypertext menajdi teks. Istilah ini digunakan juga oleh kritikus Fatima Al-buraki dalam bukunya (Introduction to the aesthethic of interactive literature) didukung oleh Abdullah Al-Ghadami dalam pengantar bukunya. Nabil Ali memilihi “hypertext” dalam bukunya (The Arabs and The Age). Unsur-unsurnya berkaitan oleh Ted Nelson. Cybertext yang pertama kali “Aeseth” Espen J.Aeseth. Berikut adalah pionir Kritik Sastra Arab mengartikan “hypertext” menjadi banyak istilah di rangkum sebagian besar menurut pandangan para ahli, Fenomena sastra digital di dunia Arab menurut penulis adalah ia setuju dengan adanya sastra digital di masa sekarang. Ia mengatakan “Sastra digital merupakan wujud perkembangan teks sastra. Sastra sesuai dengan sistemnya karena mengalami transformasi bentuk dan bahasa sesuai dengan perubahan media, sehingga berdampak komponennya.”

  

Pengguna

Istilah yang sesuai

Abdul Nour Idris

Teks digital

Ahmed Belkhiri

Teks digital

Umar Zarfawi

Teks eletronik

Ezzedin Ismail

Teks elektronik komprehensif

Ali Harb

Hypertext

Nabil Ali

Hypertext

Jaber Asfour

Teks digital

Abeer Salama

Hypertext

Abdullah Al-Ghadami

Subteks

Fatima Al-Bariki

Subteks

 

            Kesimpulan yang di dapat oleh reviewer setelah membaca disertasi ini yaitu revolusi digital mengarah pada perkembangan teknologi elektronik, yang memfasilitasi globalisasi dan digitalisasi sastra. Revolusi ini menyebabkan terciptanya berbagai genre sastra, seperti elektronik, internet, dan digital. Kritikus seperti Fatima Al-bariki menekankan pentingnya sastra digital dan dampaknya terhadap dunia. Sayeed Najm mendefinisikan sastra digital sebagai penggunaan teknologi data modern, seperti hypertext, untuk menciptakan genre sastra baru. Interaktivitas terjadi dalam lingkungan yang disediakan untuk pembaca, sehingga memerlukan perkembangan kognitif baik bagi pencipta maupun pembaca.


*** 

Perkembangan Teks Sastra Modern di Arab Menurut Shofiyah Aliyah

Disusun Oleh

Shofahuu Anizzallati (20101010023)

 

Artikel ini berjudul افاق النص الأدبي ضمن العولمة merupakan disertasi yang ditulis oleh Shofiyah Aliyah, mahasiswi jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Universitas Muammad Biskra, Al –Jazair.  Diterbitkan di Markaz al-Kitab al-Akadimi pada tahun 2018. Artikel ini terdiri dari beberapa bab. Bab yang pertama yaitu tentang pengertian sastra digital.

Sejak tahun 1986, dunia sastra telah menyaksikan munculnya sastra dalam bentuk elektronik atau digital dengan dimulainya penerbitan elektronik. Teks-teks sastra yang semula hanya ada di media cetak, mulai beralih ke media elektronik menggunakan internet yang kemudian disebut dengan “Sastra digital”/”Sastra Elektronik”/”Sastra Internet”.

Dalam sastra digital, pengarang setidaknya harus bisa dalam menggunakan komputer, terampil, dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengannya sehingga ia dapat mengungkapkan kreativitasnya tanpa merasakan kesulitan dengan media yang digunakan untuk menyampaikan karya-karyanya kepada para pembaca. Sastra digital disebut juga sastra interaktif, pembaca lebih mudah untuk mengakses karya pengarang dan memungkinkan untuk pembaca dapat lebih mudah berinteraksi dengan pengarang. Dunia tidak lagi membutuhkan pembaca yang cuek, melainkan pembaca yang berpengalaman dan cerdik: yang memiliki mekanisme membaca digital sebagaimana mestinya. Sang pencipta juga harus memilikinya.

Sastra interaktif adalah genre sastra yang mempunyai ciri-ciri tulisan dan bacaan tersendiri, dan mempunyai bentuk sastranya sendiri, yaitu sastra yang produksi dan penyajiannya berbeda dengan sastra tradisional, dan tidak akan muncul tanpa adanya perkembangan teknologi komunikasi, khususnya komputer elektronik, dan tidak hanya disajikan dalam bahasa teks saja, namun berupaya menyajikannya melalui media ekspresif seperti suara, gambar, gerakan, dan lain-lain. Menurut Saeed Yaqtin, interaktif kreativitas, itu adalah gabungan dari kreasi dan kesusastraan adalah salah satu karya paling menonjol yang pernah dihasilkan. Kami melihat sastra digital sebagai awal dari pengalaman sastra modern, dengan penggunaan media komputer dan turunan dari praktik manusia karena kreativitas dan penerimaannya terbuka terhadap tanda-tanda non-verbal, mengingat dasar sastra ini bersifat tekstual.

Zahoor Ikram berpendapat bahwa konsep sastra digital diwujudkan dalam bentuk ekspresi digital dari perkembangan teks sastra, yang struktur dan sistemnya tidak mengenal stabilitas atau keteguhan, yaitu sistem linguistik yang bermutasi dan bertransformasi sesuai dengan perubahan medianya. Bagi Barat, mudah untuk terlibat dalam dunia interaktifnya, sementara mereka masih bergerak dan merangkak mengikuti jejak budaya. Konsumerisme teknologi Arab belum menerima realisasi sastra digital sebagaimana mestinya.

Sastra digital merupakan wujud perkembangan teks sastra, sastra tidak bersifat tetap baik sistem maupun strukturnya, mengingat ia mengenal pergeseran bentuk dan bahasa tergantung pada perubahan medianya, yang berdampak pada berbagai komponennya. di satu sisi, dan sistem penyusunan komponen-komponen tersebut. Di sisi lain sastra digital kini dicapai melalui pengalaman. Hal ini disebabkan oleh perkembangan medianya yang membantu untuk terlibat di dalamnya dengan cepat, sedangkan dalam pengalaman Arab, hal ini masih mengalami hambatan besar dalam mencapainya, karena budaya media teknologi yang menjadi andalan sastra digital dalam pencapaian dan realisasinya belum terserap oleh mentalitas Arab sebagai budaya produksi dan bukan sekedar budaya konsumsi.

Istilah “teks digital” mengacu pada sifat sistem digital komputer, karena merupakan mediator keempat dalam koneksi kreatif digital, pencipta teks, pembaca, komputer. Ini juga mencakup beberapa istilah yang terkait erat dengan komputer dan sistemnya serta penerimanya. Ini adalah yang interaktif, digital, elektronik, informasional, atau hyperlink. Penerjemahan istilah teks digital bervariasi dan berbeda antara kritikus yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan pandangan masing-masing dalam memilih istilah yang paling tepat menurut pandangannya. Konsep teks elektronik ditentukan dengan memperluas konsep teks dengan memasukkan tanda-tanda selain kata, yang diwujudkan dalam gambar dan suara statis dan bergerak, dan dalam verifikasinya melalui sistem komputer, yang memberikan kemampuan produktif yang lebih besar kepada penerimanya. interaksi dan perkembangan produktif, sehingga efektivitas pencipta dan penerimanya seimbang.

Saeed Yaqtin dengan demikian membuktikan konsep interkoneksi teks yang membedakannya dengan interkoneksi tekstual, yaitu sifat teks yang bersifat interaktif dan biografis, apa pun jenisnya, baik cetak maupun elektronik .Sedangkan konsep interkoneksi teks hanya terbatas pada teks elektronik yang dibangun pada tautan yang menghubungkan berbagai bagian dan komponennya, yang didefinisikan melalui keseluruhan konsep teks elektronik adalah teks elektronik terdiri dari konstelasi informasi yang memungkinkan komunikasi satu sama lain melalui tautan komputer yang berbeda.

Teks digital adalah teks yang memanfaatkan teknik dan mekanisme revolusi teknologi dengan memanfaatkan kemampuan komputer dan multimedia, sehingga tubuh digitalnya terdiri dari struktur yang berbeda (bahasa, suara, gambar, bekerja dengan dokumen dan file). Konsep teks digital muncul dari teks tradisional yang melampaui konsep struktur linguistik yang sudah dikenal dan terbentuk dari struktur baru yang membentuk bentuk digitalnya, seperti: (bahasa, suara, gambar, bekerja dengan dokumen dan file, multimedia) Dengan demikian, teks digital berubah menjadi struktur semantik yang tidak stabil yang tidak dapat dicapai oleh sastra hanya melalui vitalitas dan gerakan.

Contoh sastra digital di aplikasi X oleh Abdul Wahab Abu Zaid

بحثتُ ولكن ما عثرتُ على معن

لعمري سوى أني وجِدتُ لكي أفنى

 

وحلّقتُ لكن في سماواتِ أحرفي

فمنها الذي ناغى، ومنها الذي غنّى

 

وأدنيتُني مني لأدرك غايتي

فما أدركتْ عيني يقينًا ولا ظنا

 

وأقصيتُني عني فأصبحتُ “آخرًا”

إذا ما رآني قال: يا أنتَ من مِنّا/

 

سيهوي إلى قاعِ الوجودِ مضرجاً

وقد أشبعته الأرضُ من لؤمها مَنّا؟

 

كذا ينقضي عمري فلا الفجرُ كاشفٌ

غشاوةَ أوهامي ولا الليلُ إن جنّا

 

أنا التائهُ المنسيُّ في سجنِ أحرفي

فما أضيقَ الدنيا وما أوسع السجنا



Leave a Comment