| 0 Comments | 93 Views
Sumber Review : Artikel 15 Sastra Digital 2023
Judul : الأدب الرقمي العربي بالمغرب (Sastra Arab Digital di Maroko)
Penulis: فاطمة كدو
Sastra Digital di Maroko Pada Mulanya adalah Penerjemahan
Review Artikel Sastra Digital di Maroko: Awalnya Terjemahan
Disusun oleh Nila Khariroh (20101010059)
"Sastra Digital di Maroko: Awalnya Terjemahan" merupakan artikel yang ditulis oleh Fatima Gueddou dan diterbitkan di Jurnal Bahasa, Budaya, dan Masyarakat, Volume 5, Nomor 1, Juni 2019. Dalam artikel ini, penulis menghadirkan sebuah analisis
deskriptif dan analitis mengenai penerjemahan dalam konteks sastra digital di
Maroko.
Artikel ini membuka pintu pandang ke dunia yang kaya dan berkembang
pesat, yaitu sastra digital, yang menjadi lebih relevan dalam era teknologi
saat ini. Gueddou mencoba untuk
membahas berbagai aspek yang terkait dengan penerjemahan di dalam sastra
digital, menggarisbawahi kompleksitas tugas penerjemahan yang melibatkan tidak
hanya konsep dan istilah sastra, tetapi juga aspek-aspek teknis.
Sebagai poin awal, penulis mengidentifikasi tantangan besar dalam
menerjemahkan istilah teknis dari bahasa Arab ke bahasa
Prancis, yang
menyoroti kerumitan proses penerjemahan. Gueddou mengilustrasikan perjalanan terminologi dari bahasa aslinya ke
dalam bahasa lain, khususnya bahasa Prancis, dan menyoroti pentingnya sastra
perbandingan dalam pendekatan terhadap penerjemahan. Hal ini menegaskan bahwa penerjemahan
bukan hanya tugas individu, melainkan sebuah usaha kolektif yang membutuhkan
kerangka akademis yang kuat.
Penekanan pada pentingnya sastra perbandingan dalam penerjemahan
menjadi suatu wawasan yang menarik. Gueddou merinci konsep-konsep yang berkembang dalam konteks sastra
perbandingan, termasuk istilah dasar dan teknis. Penerjemahan dianggap sebagai
pendorong penting bagi pengembangan budaya partisipatif, dan kata
"terjemahan" dihubungkan dengan persinggungan global dalam berbagai
bidang intelektual dan budaya. Penulis menegaskan bahwa keterbukaan terhadap
budaya dunia melalui penerjemahan menjadi faktor penentu dalam perkembangan
suatu negara.
Artikel ini juga memberikan gambaran sejarah penerjemahan,
mengenang peran penting "Dar
al-Hikma" di Bagdad sebagai pusat penting bagi penerjemahan karya-karya Yunani ke
dalam bahasa Arab. Gueddou dengan cermat menguraikan evolusi istilah "terjemahan"
dan perubahan yang terjadi pada definisi dan penilaian terjemahan seiring
waktu. Ia membahas perubahan pandangan dan tren dalam teori penerjemahan,
mencakup interpretatif/komunikatif, tren linguistik, puisi penerjemahan, dan
tren semiologis.
Artikel ini tidak hanya berfokus pada aspek teoretis, tetapi juga
membawa pembaca melibatkan diri dalam realitas sastra digital di Maroko.
Penulis membahas tantangan dan kemungkinan yang muncul dalam menghadapi teks
digital, yang menciptakan sastra baru yang tergantung pada teknologi. Gueddou menyajikan pandangan tentang peranan teknologi dalam pelayanan
sastra, terutama dalam konteks literatur digital.
Selain itu, artikel ini mencerminkan keprihatinan tentang glosarium
istilah terjemahan. Gueddou menggarisbawahi kebutuhan untuk mengatasi kebingungan terminologi
yang mungkin timbul akibat berbagai istilah yang digunakan dalam sastra
digital. Penerjemahan istilah menjadi langkah penting dalam mengakar dan
memahami sastra digital di dalam konteks budaya Arab.
Meskipun artikel ini memberikan wawasan yang mendalam dan merinci
berbagai aspek, ada beberapa hal yang mungkin dapat ditingkatkan. Beberapa
pembaca mungkin merasa bahwa ada kompleksitas tertentu dalam pemahaman beberapa
konsep teoretis, dan beberapa penjelasan lebih lanjut dapat memberikan
kejelasan tambahan. Selain itu, penekanan pada aspek teoretis mungkin membuat
pembaca awam merasa terintimidasi.
Secara keseluruhan, artikel "Sastra Digital di Maroko: Awalnya Terjemahan" oleh Fatima Gueddou adalah sebuah artikel yang informatif. Penulis berhasil membawa pembaca ke dalam dunia sastra digital, membuka diskusi tentang tantangan penerjemahan dalam konteks ini, dan mengaitkannya dengan aspek budaya yang lebih luas. Artikel ini memberikan landasan kuat bagi pembaca yang ingin mendalami lebih jauh tentang hubungan antara penerjemahan, sastra, dan teknologi dalam konteks Maroko.
Tantangan Dalam Penerjemahan Sastra Digital
Review Artikel Al-adab
Ar-Raqmy bi Al-Maghrib: Fi Al-Bad` Kanat Al-Tarjamah
Disusun oleh M. Sulthon Purbo Panjalu
(20101010067)
msulthonpurbopanjalu@gmail.com
Artikel Al-adab Ar-Raqmy bi
Al-Maghrib: Fi Al-bad` Kanat Al-Tarjamah ditulis oleh Fatima Kaddou. Seorang
profesor di Universitas Ibnu Tofail di Maroko. Beliau adalah
seorang ahli di bidang kritik digital dan sastra, dan anggota komite arbitrase di berbagai
universitas di Maroko. Karyanya berfokus pada berbagai aspek
literatur, komunikasi, dan wacana digital. Ia juga berkontribusi pada analisis status perempuan dalam masyarakat Maroko melalui
tulisan-tulisannya. Artikel ini membahas tantangan dalam menerjemahkan
literatur digital, yang merupakan genre baru yang menggabungkan istilah dan
konsep sastra dan teknis. Penulis menekankan pentingnya sastra bandingan dalam
melakukan pendekatan penerjemahan dan menyoroti kesulitan dalam menerjemahkan
istilah-istilah teknis dalam bahasa Arab. Artikel ini menunjukkan bahwa
penerjemahan harus menjadi upaya kolektif untuk mencapai terjemahan yang sukses
dan rasional.
Dalam artikel tersebut, sastra digital atau "أدب رقمي" adab raqmi
didefinisikan sebagai genre sastra yang terkait dengan penggunaan teknologi
digital dalam karya sastra. Penulis menggunakan istilah "أدب رقمي" (adab raqmi) untuk merujuk
pada sastra digital. Selain itu, istilah "أدب توليدي" (générative littérature),
"أدب ديجتالي"
(littérature digitale), dan "أدب شبكي" (cyber littérature) juga
disebutkan sebagai contoh dari jenis-jenis sastra digital.
Patchwork Girl karya Shelley Jackson
merupakan novel interaktif yang dibuat pada tahun 1995 dan diterbitkan dalam
bentuk CD-ROM. Patchwork Girl
menggabungkan teks, gambar, dan suara untuk menciptakan pengalaman membaca yang
unik dan interaktif. Karya ini
juga dianggap sebagai salah satu karya sastra digital paling penting dalam
sejarah. Shelley Jackson sendiri adalah seorang penulis dan seniman Amerika
Serikat yang dikenal karena karyanya yang inovatif dan eksperimental dalam
sastra digital.
Terjemahan Arab dalam bidang
sastra digital menghadapi beberapa kesulitan, di antaranya: Keterbatasan
Istilah: Sastra digital seringkali menggunakan istilah teknis yang baru dan
belum memiliki padanan dalam bahasa Arab, sehingga terjemahan menjadi sulit dan
memerlukan upaya kreatif untuk menemukan padanan yang tepat. Perbedaan Budaya:
Sastra digital seringkali mencerminkan budaya dan konteks yang berbeda,
sehingga terjemahan memerlukan pemahaman mendalam tentang budaya asli dan
budaya target. Keterbatasan Teknologi: Terjemahan sastra digital memerlukan
pemahaman tentang teknologi dan platform digital, sehingga terjemahan yang baik
memerlukan keahlian teknis yang khusus.
Untuk mengatasi kesulitan ini,
beberapa cara yang dapat dilakukan adalah: Kolaborasi: Terjemahan yang baik
memerlukan kolaborasi antara penerjemah, penulis, dan ahli teknologi untuk
memastikan terjemahan yang akurat dan tepat. Inovasi:
Penerjemah dapat menggunakan inovasi dan kreativitas untuk menemukan padanan
istilah yang tepat dan memastikan terjemahan yang akurat. Pendidikan: Pendidikan dan
pelatihan dapat membantu meningkatkan kemampuan penerjemah dalam memahami
teknologi dan budaya asli, sehingga dapat menghasilkan terjemahan yang lebih
baik. Dengan demikian, kolaborasi, inovasi, dan pendidikan dapat membantu
mengatasi kesulitan yang dihadapi terjemahan Arab dalam bidang sastra digital
dan memastikan terjemahan yang akurat dan tepat.
Artikel
tersebut menyatakan bahwa sastra digital masih dalam tahap awal pengembangan di
dunia Arab, dan terdapat perdebatan mengenai terminologi yang digunakan untuk
menggambarkan fenomena ini. Hal ini menunjukkan bahwa sastra digital masih
belum banyak dikenal di dunia Arab dan masih memerlukan pengembangan lebih
lanjut. Dan masih terdapat perbedaan pendapat mengenai istilah-istilah yang
digunakan untuk menggambarkan sastra digital.
Terjemahan dan konsistensi dalam penggunaan
istilah-istilah terkait sastra digital menjadi perhatian penting dalam
memperkuat pemahaman dan pengembangan sastra digital di dunia Arab. Karena Konsistensi
dalam penggunaan istilah-istilah ini dapat membantu memperjelas konsep dan
memudahkan komunikasi antara para ahli dan penggemar sastra digital di dunia
Arab.
Sastra digital menawarkan potensi untuk memperkaya pengalaman membaca dan membuka ruang baru untuk eksplorasi narasi dan interaktivitas. Sastra digital memungkinkan pengarang untuk bereksperimen dengan bentuk, konten, dan cara cerita diceritakan. Dalam sastra digital, pengarang dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan karya yang tidak mungkin dicapai melalui media cetak tradisional. Contohnya, pengarang dapat memanfaatkan fitur interaktif seperti hyperlink, animasi, dan suara untuk memperkaya pengalaman membaca dan menawarkan cara baru untuk mengeksplorasi narasi.
Leave a Comment