| 0 Comments | 69 Views
Sumber Review : Artikel 2 Sastra Digital 2023
Judul : الأدب التفاعلـــي الرقمـــي : الولادة و تغير الوسيط (Definisi Sastra Digital dan Piranti-pirantinya)
Penulis: إياد إبراهيم فليّح الباوي و حافظ محمد عباس الشمري
“Menggali Dimensi Genre Sastra
Interaktif”
Review atas Māhiya al-Adab at-Tafa’uly Karya Hafez Muhammad Abbas Al- Shammari dan
Eyad Ibrahim Falih Al-Bawi
Diana
Putri Maharani (20101010010)
Buku al-Adab
at-Tafauly ar-Roqmiy ditulis oleh
Profesor
Hafez Muhammad Abbas Al- Shammari dan Profesor
Eyad Ibrahim Falih Al-Bawi. Keduanya merupakan dosen jurusan Bahasa Arab Universitas
Muntansiriyah Kota Baghdad, Iraq. Buku ini pertama kali dipublikasikan pada
tanggal 15 September tahun 2011 di Kota Baghdad. Adapun tulisan ini
dibuat berdasarkan sumber dan informasi yang diperoleh pada salah satu bagian
dari buku al-Adab at-Tafauly ar-Roqmiy yang berjudul Māhiya al-Adab
at-Tafa’uly “Apa Itu Sastra Interaktif”. Pada bagian ini definisi
dan ruang lingkup sastra interaktif dikupas secara mendalam serta didukung oleh
pendapat dari beberapa ahli bahasa dan sastra.
Dalam buku al-Adab at-Tafauly
ar-Roqmiy, beberapa ahli memberikan definisi mengenai sastra digital.
Pertama, Dr. Mushtaq Abbas Maan,
salah seorang penyair puisi yang tersohor pertama di dunia Arab, berpendapat
bahwa sastra digital yaitu teks yang menggunakan teknik yang disediakan oleh
teknologi informasi dan perangkat lunak komputer untuk merumuskan struktur internal dan eksternalnya, yang hanya dapat
ditampilkan melalui media interaktif elektronik seperti seperti CD-ROM, komputer elektronik,
dan internet. Kedua, Al-Sayyid
Najm mendefinisikan sastra digital yaitu setiap teks yang diterbitkan
secara elektronik, baik di internet dalam bentuk CD, buku elektronik (e-book),
email, dan sebagainya. Ketiga, Hossam
al-Khatib salah seorang ahli bahasa, ia memberikan dua pandangan terkait
teks digital. Jenis pertama yaitu teks digital dengan format negative, yaitu
teks tertutup yang tidak memanfaatkan teknologi revolusi digital yang telah disediakan
oleh teknologi digital seperti hypertext
atau multimedia dengan
berbagai efek audio dan visual. Jenis kedua adalah teks digital dengan format
positif, yaitu teks yang dipublikasikan secara digital dan memanfaatkan teknik
atau fitur yang tersedia, seperti penggunaan hypertext, seni animasi,
seni grafis, dan lain-lain. Keempat, Julia Cristina mendefinisikan sastra
digital sebagai perangkat translingual yang mendistribusikan kembali sistem lidah
melalui asosiasi dengan ucapan dengan tujuan mendapatkan informasi secara
langsung. Kelima, Dr.Amjad
Hamid Abdullah seorang kritikus yang menyaksikan lahirnya blue screen,
puisi digital Irak-Arab pertama karya penyair Dr. Mushtaq Abbas Maan yang berjudul Tabārih
Roqmiyah li Siroh Ba’duha Azroq. Ia menggunakan istilah sastra
interaktif dalam sastra digital. Menurutnya,
sastra interaktif (sastra digital) diartikan sebagai sastra yang menggunakan
teknologi sehingga menghadirkan genre sastra baru dan hanya dapat diakses di
media-media digital yang popular dengan nama sastra interaktif.
Menurut Siham Al- Shujairi, tulisan
interaktif secara umum terinspirasi dari tulisan televisi, yaitu berbicara
kepada browser,
seolah-olah sedang berbicara dengan teman sambil menulis dalam bahasa media.
Salah satu keuntungannya adalah menghindari pengisian paragraf pendek dan
ekspresif. Browser dapat menjangkau situs-situs lain yang berkaitan melalui tautan dari situs tersebut. Selain
itu, beberapa informasi di web dapat disingkat atau diringkas dalam bentuk
grafik atau data yang menghasilkan pertanyaan atau pendapat interaktif melalui
kolom komentar. Browser melakukan pencarian informasi pada situs dan
media lain, seperti video atau kutipan pembicaraan. Jika menemukan konten yang
relevan, browser akan menyediakan tautan langsung ke sumber aslinya. Jika browser
menilai referensi tersebut bermanfaat, pengguna dapat melanjutkan membaca
teks aslinya. Menurut penulis hal ini merupakan hakikat jurnalisme digital secara
umum, dan hakikat membaca puisi digital. Dari sinilah lahir teks puisi yang
bercabang sehingga puisi digital merupakan genre baru yang ditambahkan ke genre
puisi Arab.
Dalam menulis puisi kreativitas
pengarang menjadi roh dalam menyusun dan menghidupkan kata-kata dalam setiap
baitnya. Namun dalam berbagai genre sastra seperti cerita bersambung atau novel
digital (wattpad)
mengalami sedikit perbedaan. Dalam buku al-Adab at-Tafauly ar-Roqmiy dijelaskan
mengenai proses kreativitas digital. Proses kreativitas digital menyerupai
siklus hidup, dimana pengarang berperan menciptakan teks digital, memilih cara
penyajian melalui teknologi komputer, dan menyebarkannya melalui ruang jaringan
untuk diakses oleh pembaca melalui media digital. Hal ini berarti karya
tersebut diunggah atau diakses secara daring, sehingga tersedia bagi pembaca
melalui berbagai media digital, seperti internet. Mereka dapat membaca,
berinteraksi, dan bahkan membuat keputusan yang memengaruhi arah cerita (jika
itu adalah sastra interaktif). Sebagai contoh, pada aplikasi wattpad,
pembaca dapat memiliki akses untuk memberikan komentar atau masukan kepada
pengarang melalui fitur komen yang disediakan, Selain itu di berbagai aplikasi
atau situs digital pembaca dapat menyimpan karya pengarang seperti disimpan
dalam bentuk pdf pada perangkat masing-masing pembaca. Hal ini menjadi pembeda
antara sastra interaktif dengan sastra tradisional, sastra interaktif
menyajikan teks terbuka dengan menempatkan karya sastra di situs internet dan
memberikan kebebasan pada pembaca untuk melengkapi bahkan memodifikasinya.
Leave a Comment