| 0 Comments | 53 Views

Sumber Review : Artikel 2 Sastra Digital 2023

Judul  : الأدب التفاعلـــي الرقمـــي  : الولادة و تغير الوسيط  (Definisi Sastra Digital dan Piranti-pirantinya)

Penulis: إياد إبراهيم فليّح الباوي و حافظ محمد عباس الشمري

“Menggali Dimensi Genre Sastra Interaktif”

Review atas  Māhiya al-Adab at-Tafa’uly  Karya Hafez Muhammad Abbas Al- Shammari dan Eyad Ibrahim Falih Al-Bawi

Diana Putri Maharani (20101010010)

 

Buku  al-Adab at-Tafauly ar-Roqmiy  ditulis oleh  Profesor Hafez Muhammad Abbas Al- Shammari dan Profesor Eyad Ibrahim Falih Al-Bawi. Keduanya merupakan dosen jurusan Bahasa Arab Universitas Muntansiriyah Kota Baghdad, Iraq. Buku ini pertama kali dipublikasikan pada tanggal 15 September tahun 2011 di Kota Baghdad. Adapun tulisan ini dibuat berdasarkan sumber dan informasi yang diperoleh pada salah satu bagian dari buku al-Adab at-Tafauly ar-Roqmiy yang berjudul Māhiya al-Adab at-Tafa’uly “Apa Itu Sastra Interaktif”. Pada bagian ini definisi dan ruang lingkup sastra interaktif dikupas secara mendalam serta didukung oleh pendapat dari beberapa ahli bahasa dan sastra.

Dalam buku al-Adab at-Tafauly ar-Roqmiy, beberapa ahli memberikan definisi mengenai sastra digital. Pertama, Dr. Mushtaq Abbas Maan, salah seorang penyair puisi yang tersohor pertama di dunia Arab, berpendapat bahwa sastra digital yaitu teks yang menggunakan teknik yang disediakan oleh teknologi informasi dan perangkat lunak komputer untuk merumuskan struktur  internal dan eksternalnya, yang hanya dapat ditampilkan melalui media interaktif elektronik seperti seperti CD-ROM, komputer elektronik, dan internet. Kedua, Al-Sayyid Najm mendefinisikan sastra digital yaitu setiap teks yang diterbitkan secara elektronik, baik di internet dalam bentuk CD, buku elektronik (e-book), email, dan sebagainya. Ketiga, Hossam al-Khatib salah seorang ahli bahasa, ia memberikan dua pandangan terkait teks digital. Jenis pertama yaitu teks digital dengan format negative, yaitu teks tertutup yang tidak memanfaatkan teknologi revolusi digital yang telah disediakan oleh teknologi digital seperti hypertext atau multimedia dengan berbagai efek audio dan visual. Jenis kedua adalah teks digital dengan format positif, yaitu teks yang dipublikasikan secara digital dan memanfaatkan teknik atau fitur yang tersedia, seperti penggunaan hypertext, seni animasi, seni grafis, dan lain-lain. Keempat, Julia Cristina mendefinisikan sastra digital sebagai perangkat translingual yang mendistribusikan kembali sistem lidah melalui asosiasi dengan ucapan dengan tujuan mendapatkan informasi secara langsung. Kelima, Dr.Amjad Hamid Abdullah seorang kritikus yang menyaksikan lahirnya blue screen, puisi digital Irak-Arab pertama karya penyair Dr. Mushtaq Abbas Maan yang berjudul Tabārih Roqmiyah li Siroh Ba’duha Azroq. Ia menggunakan istilah sastra interaktif dalam  sastra digital. Menurutnya, sastra interaktif (sastra digital) diartikan sebagai sastra yang menggunakan teknologi sehingga menghadirkan genre sastra baru dan hanya dapat diakses di media-media digital yang popular dengan nama sastra interaktif.

Menurut Siham Al- Shujairi, tulisan interaktif secara umum terinspirasi dari tulisan televisi, yaitu berbicara kepada browser, seolah-olah sedang berbicara dengan teman sambil menulis dalam bahasa media. Salah satu keuntungannya adalah menghindari pengisian paragraf pendek dan ekspresif. Browser dapat menjangkau situs-situs lain yang berkaitan  melalui tautan dari situs tersebut. Selain itu, beberapa informasi di web dapat disingkat atau diringkas dalam bentuk grafik atau data yang menghasilkan pertanyaan atau pendapat interaktif melalui kolom komentar. Browser melakukan pencarian informasi pada situs dan media lain, seperti video atau kutipan pembicaraan. Jika menemukan konten yang relevan, browser akan menyediakan tautan langsung ke sumber aslinya. Jika browser menilai referensi tersebut bermanfaat, pengguna dapat melanjutkan membaca teks aslinya. Menurut penulis hal ini merupakan hakikat jurnalisme digital secara umum, dan hakikat membaca puisi digital. Dari sinilah lahir teks puisi yang bercabang sehingga puisi digital merupakan genre baru yang ditambahkan ke genre puisi Arab.     

Dalam menulis puisi kreativitas pengarang menjadi roh dalam menyusun dan menghidupkan kata-kata dalam setiap baitnya. Namun dalam berbagai genre sastra seperti cerita bersambung atau novel digital (wattpad) mengalami sedikit perbedaan. Dalam buku al-Adab at-Tafauly ar-Roqmiy dijelaskan mengenai proses kreativitas digital. Proses kreativitas digital menyerupai siklus hidup, dimana pengarang berperan menciptakan teks digital, memilih cara penyajian melalui teknologi komputer, dan menyebarkannya melalui ruang jaringan untuk diakses oleh pembaca melalui media digital. Hal ini berarti karya tersebut diunggah atau diakses secara daring, sehingga tersedia bagi pembaca melalui berbagai media digital, seperti internet. Mereka dapat membaca, berinteraksi, dan bahkan membuat keputusan yang memengaruhi arah cerita (jika itu adalah sastra interaktif). Sebagai contoh, pada aplikasi wattpad, pembaca dapat memiliki akses untuk memberikan komentar atau masukan kepada pengarang melalui fitur komen yang disediakan, Selain itu di berbagai aplikasi atau situs digital pembaca dapat menyimpan karya pengarang seperti disimpan dalam bentuk pdf pada perangkat masing-masing pembaca. Hal ini menjadi pembeda antara sastra interaktif dengan sastra tradisional, sastra interaktif menyajikan teks terbuka dengan menempatkan karya sastra di situs internet dan memberikan kebebasan pada pembaca untuk melengkapi bahkan memodifikasinya.

 


Leave a Comment