| 0 Comments | 79 Views

Sumber Review : Artikel 13 Sastra Digital 2023

Judul  :  الأدب  التفاعلي  العربي: القصيدة  التفاعلية, الرواية التفاعلية: - المسرحية  التفاعلية (Sastra Interaktif : Puisi, Novel, Drama)

Penulis: عبد الغني خشة

REVIEW ARTIKEL

Review Artikel Sastra Interaktif Arab: Puisi Interaktif, Novel Interaktif, Drama Interaktif Karya Dr. Abdul Ghani Khasha

Disusun oleh Zahira Tri Dara Maolana (20101010052)

Tulisan yang direview berjudul Sastra Interaktif Arab: Puisi Interaktif, Novel Interaktif, Drama Interaktif Karya Ghani Khasha (عبد الغني خشه), seorang Profesor semiologi dan sastra Aljazair di Universitas Guelma, selain itu beliau juga merupakan seorang Penyair dan peneliti universitas. Tulisan ini diterbitkan pada 8 mei 1945 oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Universitas Guelma dibawah Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Ilmiah.

Sastra digital atau sastra interaktif dalam tulisan ini didefinisikan sebagai sebuah hasil dari pengembangan sistem. Platform yang dengan melaluinya ia berkomunikasi dengan masyarakat, pembaca, dan para intelektual melalui berbagai jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, Youtube dan lainnya yang menghasilkan puisi-puisi maupun novel-novel digital. Definisi lain yaitu, gaya penulisan puisiatau novel yang hanya muncul dalam media elektronik, dengan mengandalkan teknik-teknik yang disediakan oleh teknologi modern dan memanfaatkan berbagai media elektronik dalam menciptakan berbagai jenis teks yang berbeda-beda gaya presentasinya dan cara penyajiannya kepada penerima atau pengguna.

Di urutan teratas daftar sastrawan Arab dalam tulisan ini terdapat novelis Muhammad Sanajla, yang memiliki tiga karya yang meluncurkan penulisan fiksi interaktif, salah satu karyanya berjudul Shadows of the One diterbitkan pada tahun 2001. Novel ini merupakan karya yang sulit dari segi ide dan pendekatan, juga merupakan novel berbahasa Arab pertama dalam produk novel digital. Itu mencakup tiga tautan, dan setiap tautan memiliki arah berbeda dalam novel. Sanajla menyatakan bahwa ia menerbitkan versi digital novelnya Shadows of the One di Internet dan menulisnya menggunakan teknik berbeda dalam membuat halaman sambil menambahkan audio-visual dan efek lainnya.

Contoh lain, puisi interaktif yang ditulis oleh penyair Irak (Abbas Maan) yang berjudul (تباريح رقمية لسيرة بعضها أزرق) pada tahun 2007, yang merupakan sebuah pengalaman yang tidak hanya bercirikan kepeloporan, namun juga bercirikan keberanian dan kekinian, dan ini adalah sebuah gambar digitalnya sebagai berikut: (Klik disini). Oleh karena itu, kita tidak dapat membaca model ini kecuali melalui jaringan digital dan tidak ada yang lain, dan inilah kelebihan puisi digital interaktif karena merupakan puisi yang berangkat dari dunia realitas langsung ke realitas maya digital yang dengannya penyair dan penerimanya menciptakan wujud ketiga bagi komposisi puisi tersebut, sehingga puisi selalu hidup di dunia maya itu dan diperbaharui. Puisi tersebut mengandalkan teknologi blog digital dalam hal perancangan ikon dan mekanisme penanganannya, serta mengharuskan puisi tersebut diterima melalui komputer, saat disajikan, diunduh ke dalam CD,

Pada dekade terakhir abad yang lalu, karya sastra arab seperti puisi Arab, novel, maupun teater mengalami perkembangan pada tataran bentuk dan isi. Keberadaannya di tahun globalisasi digital setelah sastra berinteraksi satu sama lain, Timur dan Barat. Dengan demikian, sastra Arab beralih dari keindahan kertas yang indah ke keindahan digital visual dengan cara yang menantang besi tradisional yang cocok untuk teks kertas cetak. Puisi Arab pun lambat laun berkembang dalam dunia sistem, dimulai dari sistem lisan hingga sistem kertas, hingga teks diakhiri dengan sistem digital interaktif.

Tetapi dibalik fenomena tersebut ada sebagian intelektual Arab tidak membacanya karena mereka tidak terbiasa menggunakan komputer. Bagi mereka, dari hadirnya teks digital di dunia jaringan, masih terdapat kesepahaman antara pendukung dan penentang karena kurangnya pemahaman banyak kritikus terhadap isi literatur ini atau ketidaktahuan mereka terhadapnya. Beberapa intelektual Arab percaya bahwa alasan di balik pendirian sastra digital atau interaktif adalah prinsip untuk menantang hegemoni budaya dan teknologi Barat, karena perlunya berinteraksi secara positif dengan produk-produk peradaban Barat, dan tidak menyerah pada kemiskinan. Infrastruktur layanan teknologi digital canggih di dunia Arab, namun perlu diciptakan ruang di internet yang didedikasikan untuk aktivitas teater Arab, guna menegaskan eksistensi diri dalam menghadapi dominasi pihak lain.

Ghani Khasha sebagai penulis dari tulisan ini setuju akan adanya sastra arab digital, bisa dilihat dari tulisannya yang menyatakan bahwa teknologi modern memanfaatkan berbagai media elektronik untuk menciptakan berbagai jenis teks, hingga membentuk sebuah teks baru yang belum pernah diterbitkan atau dibuat, sehingga teknologi digital menjadi faktor yang efektif dalam secara bertahap mengkonstruksi morfologi teks khususnya puisi. Pada akhirnya karya tersebut menjadi abadi terus menerus di halaman-halaman jaringan, yang diperbarui melalui penambahan pencipta/penerima. Puisi Arab pun lambat laun berkembang dalam dunia sistem, dimulai dari sistem lisan hingga sistem kertas, hingga teks diakhiri dengan sistem digital interaktif. Dengan sastra interaktif ini, semua akses dapat dengan mudah didapat. Contohnya penggunaan sastra interaktif pada sebuah teater atau drama melalui penggunaan teknologi hypertext, dengan mengklik (link), kita berpindah ke adegan lain yang menggambarkan keadaan psikologis dan fisik pahlawan dalam cerita sehingga ia dapat mengikuti narasi dan adegan tersebut. Dengan tautan lain, kita berpindah ke puisi digital atau musik dari lagu seorang penyanyi.

Dalam tulisan ini disebutkan bahwa lima belas tahun adalah usia puisi interaktif Barat yang pertama. Oleh karena itu, menurut Fatima Al-Buraiki teks puisi digital mengandung tiga istilah leksikal, yaitu القصيدة التفاعلية (Interactive Poème) - (Hyper poème), القصيدة الرقمية (Poème Digital), القصيدة الإلكرتونية (Poème Electronic). Sastra interaktif itu didalamnya terdapat: Gaya penulisan yang hanya muncul di media elektronik, mengandalkan teknik yang diberikan oleh teknologi modern, memanfaatkan berbagai media elektronik dalam menciptakan berbagai jenis teks. Diketahui bahwa media interaktif itu bermacam-macam, dan mungkin yang paling terkenal dan mudah digunakan oleh penerimanya adalah compact disc (CD). Penyair menyajikan teksnya, yang kami analisis dalam CD, dengan kemungkinan untuk menampilkannya di Internet dengan mudah. Itu hanya dapat dilihat melalui media elektronik, baik terhubung ke Internet atau tidak.

Selain puisi dan novel interaktif, terdapat drama interaktif yang merupakan padanan bahasa Arab yang dipilih Fatima Al-Buraiki ketika menerjemahkan istilah (Hyperfiction), namun ada juga istilah asing lainnya yaitu Interaktif (Drama). Ia mengatakan: “Drama dalam hal ini akan menghadirkan kepada kita teks polifonik yang memiliki kemampuan setiap karakter untuk mengekspresikan suaranya secara nyata tanpa pemalsuan atau kepura-puraan, karena setiap karakter mengekspresikan suaranya.

Sejumlah karakteristik drama interaktif diantaranya yaitu, memberikan suasana pemandangan yang realistis di tempat kerja, baik dengan menampilkan adegan menari atau menyanyi, menggunakan pencahayaan, memberikan kesempatan untuk memanfaatkan tempat resepsi dalam mewujudkan ide lakon. Beberapa intelektual Arab percaya bahwa alasan di balik adanya drama interaktif adalah prinsip untuk menantang hegemoni budaya dan teknologi Barat, karena perlunya berinteraksi secara positif dengan produk-produk peradaban Barat, dan tidak menyerah pada kemiskinan. Infrastruktur layanan teknologi digital canggih di dunia Arab, namun perlu diciptakan ruang di Internet yang didedikasikan untuk aktivitas drama Arab, guna menegaskan eksistensi diri dalam menghadapi dominasi pihak lain.

 


Leave a Comment