| 0 Comments | 101 Views
Sumber Review : Artikel 23 Sastra Digital 2023
Judul : أجناس الأدب التفاعلي : (Genre Sastra Interaktif )
Penulis: Abdul Alawi Iman Nurul Huda dan Maamari Sarah
Eksplorasi Sastra Digital Interaktif Arab: Jenis-jenis Sastra
Digital
Review Sastra Digital Interaktif Arab - Studi Kasus Pada Contoh Terpilih Karya Abdul Alawi
Iman Nurul Huda dan Maamari Sarah - Chapter : Jenis-jenis Sastra Digital
Disusun oleh Isworo
Jati Wardatin (20101010081)
Instagram: _owlspace
Abdul Alawi Iman Nurul Huda dan Maamari Sarah adalah dua
mahasiswa Universitas Muhammad Boudiaf – M’Sila Fakultas Sastra dan Bahasa
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab yang menyusun tesis ini untuk mendapatkan gelar
magister dengan judul Sastra Digital
Interaktif Arab - Studi Kasus Pada Contoh Terpilih pada tahun ajaran 2020/2021
M. Chapter : Jenis-jenis Sastra Digital dibagi menjadi tiga poin penting, yaitu
Puisi Interaktif Digital, Novel Interaktif Digital dan Drama Interaktif Digital.
Pada tesis tersebut, istilah
Sastra Digital terdapat penambahan kata menjadi Sastra Digital Interaktif yang
kemudian digunakan pada artikel. Poin pertama yang dibahas pada artikel ini
yaitu Puisi Interaktif Digital. Interaktivitas ini tidak terbatas sebelumnya
dan tidak diatur oleh kondisi tertentu, tergantung pada sejauh mana kreator
memberikan kebebasan dan ruang bagi penerima, dan kebebasan ini bersifat
kondisional, bergantung pada seberapa besar ruang yang diberikan oleh kreator
kepada penerima, dan kebebasan ini bersifat kondisional, bergantung pada sejauh
mana penerima dapat berpartisipasi kreatif, untuk
bergerak di dalam ruang teks tanpa batasan atau paksaan dalam bentuk atau arah
apa pun menuju makna "tertentu". Puisi yang ditampilkan
dalam media digital tidak jauh berbeda, karena puisi digital membawa dimensi
teks yang inovatif, memindahkan penulisan melampaui kata-kata menuju hubungan
antara tanda dan sistem tanda, menyatukannya, menembusnya, dan berinteraksi satu
sama lain.
Novel Interaktif Digital. Novel dianggap sebagai produk zaman modern dan era pencerahan berupa bentuk sastra yang sangat fleksibel
dan dinamis, mampu merespons dan beradaptasi dengan konsep, paradigma, dan
pemikiran pasca-modern. Pada era teknologi, muncul jenis baru dari novel, yaitu novel
digital, sebuah karya sastra yang terbentuk di dalam dunia virtual komputer
dengan bantuan perangkat lunak khusus. Dengan menggunakan teknologi informasi,
novel ini memanfaatkan tautan dan interaksi lainnya, dirumuskan dalam format
elektronik. Ini adalah perpaduan antara novel dan perangkat lunak komputer. Novel
interaktif dapat didefinisikan sebagai "gaya seni naratif di mana
pengarang menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh teknologi teks digital.
Fitur ini memungkinkan pengaitan antar teks, baik berupa teks tertulis, gambar
diam, gambar bergerak, suara hidup, musik, bentuk geografis bergerak, peta,
tabel, atau elemen lainnya. Pengaitan ini menggunakan saluran berwarna biru yang
mengarahkan pembaca atau pengguna. Ini bisa dianggap sebagai teks atau sesuatu
yang terkait dengan topik itu sendiri, atau dapat memberikan pencerahan atau
tambahan pemahaman terhadap teks”. Menurut
Abeer Salma, novel interaktif dibagi menjadi dua bagian yaitu Novel Digital
Linear dan Novel Interaktif ‘Hyper’ (Tekstual dan Multimedia) [Abeer Salma, Spektrum Novel Digital, Diskusi Khusus Novel Digital,
Pertemuan Keempat Jalur Kreativitas Penulis Arab 2008]
Selanjutnya yaitu Drama
Interaktif Digital, "Khaled Al-Kharbuti" menggambarkan situasinya
dengan mengatakan: "Dengan cara ini, drama digital menjadi bentuk
kreativitas baru yang menggabungkan teknik dan keahlian penulisan drama, tetapi
berjalan di jalur yang khusus untuknya yang tidak dapat dipisahkan dari
internet. Oleh karena itu, dari sudut pandang saya, saya
lebih suka menyebutnya sebagai teks digital dan menjauh dari istilah drama,
karena itu benar-benar berbeda dan situasi dramatik yang hidup. Menghadirkannya dalam segala bentuk dan jenis
adalah tugas yang sulit. Drama adalah ekspresi sangat manusiawi yang berlawanan
dengan angka-angka yang dibuat."
Menurut penulis, jenis-jenis
sastra digital tidak
berbeda dengan versi kertasnya, karena setiap jenis sastra digital berhasil
menemukan tempatnya di ruang daring dan bermigrasi dari kertas ke layar
komputer, dengan memanfaatkan data teknologi modern dan memanfaatkan media
multimedia dalam konstruksinya. Dan perpindahan ini dari realitas material ke
ruang siber hanya membuktikan sifat realitas virtual.
Salah satu contoh sastra digital yaitu puisi karya Suzanne Alaywanyang
diunggah pada akun Instagram
pribadinya dengan gambar dan ilustrasi yang khas.
في قلبي رجل ثلج يذوب من الشوق
محطة وقود تتلألأ وحيدة في الصحراء
حانة تحتمي من العاصفة بلافتة من النيون
مطعم صغير ورخيص
مغلق على الطريق السريع
(مطلع قصيدة ما)
***
Review Buku الأدب الرقمي التفاعلي
العربي قراءة في نماذج مختارة Yang Ditulis Oleh
Abdul Al-Alawi Iman Nur Al-Huda dan Muammari Sarah
Disusun Oleh Muhamad Ijul Sallo (20101010089)
Buku ini ditulis oleh dua orang yaitu Abdul
Al-Alawi Iman Nur Al-Huda dan Muammari Sarah untuk meraih gelar Master di
Universitas Muhammad Budiyaf, Fakultas Bahasa dan Sastra Arab. Buku berjudul الأدب الرقمي التفاعلي العربي قراءة في نماذج مختارة
yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh Republik Demokratik Rakyat Ajazair
kementrian Pendidikan Dan Penelitian Ilmiah Universitas Muhammad Budiaf.
Genre sastra digital tidak jauh berbeda dengan
genre sastra yang ditulis di kertas atau buku. Semua genre digital mampu
menemukan ruangnya sendiri dalam dunia digital yang menyebabkan adanya
perpindahan dari media yang awalnya menggunakan kertas menjadi media online
atau komputer. Genre sastra digital yang menjadi sorotan penulis dalam buku ini
adalah Puisi Interaktif Digital. Dalam buku ini dijelaskan bahwa Dr. Rahman
Ghurkan membatasi komponen puisi interaktif dengan menggunakan media berupa
gambar, suara, warna, gerakan, hyperlink dan layar Komputer. Bahan baku yang
digunakan untuk mendukung penggunaan kata dalam puisi digital adalah berupa
berbagai macam media teknologi. Materi dalam teks puisi interaktif pertama kali
dimunculkan oleh salah satu penyair Kanada yang bernama Robert Kendall. Genre lain yang menjadi sorotan dalam buku
ini adalah Novel Interaktif. Seiring dengan perkembangan zaman, muncul salah
satu Genre sastra baru yaitu novel digital. Novel digital merupakan sebuah genre karya
sastra yang penulisannya menggunakan media perangkat lunak khusus yang ada di
komputer. Abeer Salama membagi novel
interaktif menjadi dua yaitu Novel yang dikirimkan atau dikumpulkan ke format
digital untuk dapat di baca di layar komputer dan Hyper Novel. Genre sastra
lain yang menjadi sorotan penulis buku ini adalah Drama Interaktif. Drama interaktif merupakan gaya penulisan
sastra baru yang melampaui pemahaman lama tentang tindakan kreatifitas sastra
yang berkutat pada satu pencipta akan tetapi ada campur tangan dari beberapa
pencipta lain. Salah satu contoh karya satra digital adalah sebuah novel
berjudul Bayangan Yang Esa yang ditulis oleh seorang Novelis asal
Yordania yang bernama Muhammad Sanajila. Muhammad Sanajila merupakan seorang
novelis yang pertama kali menulis novel digital berbahasa Arab.
Sastra digital tidak muncul tanpa
adanya faktor yang melatar belakanginya. Menurut pengarang, beberapa faktor
yang menyebabkan munculnya genre sastra digital di dunia Arab adalah karena
adanya perkembangan zaman yang menyebabkan munculnya globalisasi, Teknologi,
dan internet serta adanya keterbukaan terhadap perbagai macam perubahan yang
terjadi di masyarakat. Masyarakat Arab akan mengalami kesenjangan digital
apabila tidak memiliki keterbukaan terhadap perubahan yang terjadi di seluruh
dunia. Menurut pengarang, yang menjadi kelemahan dalam sastra digital adalah
pengarang dituntut untuk dapat memiliki budaya elektronik dan menguasai
berbagai bidang dalam elektronik agar dapat mengikuti berbagai perubahan yang
terjadi.
Terdapat berbagai macam istilah yang digunakan pengarang
dalam buku ini. Pengarang berusaha untuk menjelaskan terkait bagaimana
kelebihan dan kekurangan dari kemunculan sastra digital. Penulis berusaha
menjelaskan bagaimana konsep sastra interaktif serta bagaimana permasalahan dalam penggunaan
istilah sastra interaktif itu sendiri. Konsep sastra ini memiliki elemen dan
juga memiliki kondisinya sendiri. Oleh karena itu, sastra interaktif memiliki
dunianya sendiri. Buku ini juga
menjelaskan terkait bagaimana perbedaan antara sastra interaktif Arab dan sastra interaktif Barat.
Terdapat beberapa contoh karya sastra yang dapat ditemukan dalam buku
ini.
Leave a Comment