| 0 Comments | 146 Views
Ibadah haji merupakan
salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim
yang mampu, setidaknya sekali seumur hidup. Asal usul ibadah haji memiliki
sejarah panjang yang bermula sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan mengalami
pengembangan hingga menjadi ritual seperti yang dikenal saat ini.
Ibadah haji dimulai
dengan kisah Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan putra mereka, Nabi Ismail AS.
Menurut riwayat, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk meninggalkan
Siti Hajar dan Ismail di lembah yang tandus di Makkah. Ketika persediaan air
habis, Siti Hajar berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah mencari air untuk
anaknya yang kehausan. Allah SWT kemudian mengabulkan doanya dengan memunculkan
mata air Zamzam dari tanah tempat Ismail menendang.
Sebagai ujian keimanan,
Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya, Ismail.
Dengan keikhlasan dan ketaatan yang tinggi, Nabi Ibrahim siap melaksanakan
perintah tersebut, namun Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai kurban.
Peristiwa ini diperingati setiap tahun oleh umat Islam dengan menyembelih hewan
kurban pada Idul Adha.
Nabi Ibrahim AS dan
Nabi Ismail AS kemudian diperintahkan oleh Allah untuk membangun Ka'bah sebagai
rumah ibadah pertama di bumi. Setelah selesai, Nabi Ibrahim AS menyeru umat
manusia untuk datang melaksanakan ibadah haji. Seruan ini menjadi awal dari tradisi
haji yang terus dilaksanakan hingga saat ini.
Namun, seiring dengan
berjalannya waktu, praktik ibadah haji mengalami banyak penyimpangan dari
ajaran asli yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS.
Pada masa jahiliyah, Ka'bah yang dibangun oleh Nabi
Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebagai rumah ibadah kepada Allah SWT, telah
dijadikan tempat pemujaan berbagai berhala. Berhala-berhala ini ditempatkan di
dalam dan sekitar Ka'bah, serta disembah oleh berbagai suku Arab yang datang
untuk berziarah.
Haji
pada masa jahiliyah sering kali disertai dengan perayaan dan festival yang
melibatkan mabuk-mabukan, perjudian, dan perilaku tidak bermoral lainnya.
Acara-acara ini mencemari kesucian ibadah haji dan menjadikannya lebih sebagai
kegiatan sosial dan hiburan daripada sebagai ibadah yang mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Beberapa
ritual haji yang asli telah diubah waktu dan tempat pelaksanaannya oleh
masyarakat jahiliyah. Mereka melakukan beberapa perubahan berdasarkan
kepercayaan dan tradisi lokal yang menyimpang dari ajaran yang dibawa oleh Nabi
Ibrahim AS.
Salah
satu penyimpangan yang terjadi adalah tawaf di sekitar Ka'bah dilakukan dalam
keadaan tanpa busana, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Mereka percaya
bahwa pakaian yang mereka kenakan sehari-hari penuh dengan dosa, sehingga
mereka harus bertawaf tanpa pakaian sebagai bentuk pensucian diri. Hal ini
sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kesucian dan kehormatan
dalam beribadah.
Meskipun
penyembelihan hewan kurban tetap dilakukan, niat dan cara pelaksanaannya telah
menyimpang. Banyak di antara mereka yang mempersembahkan kurban kepada
berhala-berhala, bukan kepada Allah SWT sebagaimana mestinya.
Banyak
ritual haji pada masa jahiliyah telah dicampuradukkan dengan praktik-praktik
syirik (menyekutukan Allah). Mereka melakukan persembahan dan pengorbanan
kepada berhala-berhala yang mereka anggap sebagai perantara kepada Tuhan.
Praktik ini sangat bertentangan dengan ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi
Ibrahim AS dan dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pada masa Nabi Muhammad
SAW, pelaksanaan haji mengalami penyempurnaan dan pengaturan lebih lanjut. Nabi
Muhammad SAW membersihkan Ka'bah dari berhala-berhala yang dipasang oleh kaum
musyrikin dan mengembalikan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Islam. Haji
Wada' (haji perpisahan) yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada tahun 10
Hijriyah menjadi pedoman bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji tidak hanya
merupakan kewajiban agama, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang
mendalam. Melalui ibadah haji, umat Muslim diingatkan akan kisah pengorbanan,
kesabaran, dan keteguhan iman keluarga Nabi Ibrahim AS. Selain itu, haji menjadi
simbol persatuan dan persaudaraan umat Islam dari seluruh dunia yang berkumpul
di satu tempat dengan tujuan yang sama, menghadap Allah SWT.
Leave a Comment