| 0 Comments | 284 Views
Menulis mudah dan menyenangkan bagi para akademisi menjadi pekerjaan bersama bagi para pembelajar. Menulis mudah dan menyenangkan perlu pengetahuan teori dan praktik. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang tidak dapat diperoleh secara instan. Berbeda dengan keterampilan berbicara/orasi dan keterampilan fisik/kinestetik yang sejak lahir sudah mendapatkan bibit tumbuh kembangnya.
Keterampilan menulis berkembang melalui latihan yang berkelanjutan. Penting bagi penulis pemula memahami bahwa tulisan terbaik adalah tulisan yang selesai atau maujud. Keterampilan menulis memerlukan latihan dengan panduan yang memudahkan penulis pemula menyelesaikan karya tulisannya.
Jadi bisa disimpulkan bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.
Disinilah perlunya mencari informasi agar kita tidak overthinking atau terlalu idealis. Berikut informasi atau solusi agar menulis menjadi mudah dan menyenangkan.
Overthinking bagi penulis pemula sadar tidak sadar menjadi penghambat dalam dunia tulis menulis. Bagi penulis pemula, menulis bukanlah hal sederhana.
Berikut masalah yang paling umum yang sering dihadapi oleh penulisTidak percaya Diri: Penulis pemula meragukan kualitas tulisan adalah hal yang wajar, merasa tulisannya tidak cukup baik untuk dibaca orang lain. Ini sering kali menghambat proses kreatif dan menyebabkan mereka tidak menyelesaikan tulisannya. Rasa percaya diri lambat laun muncul manakali motivasi dan niat menulis terjaga. Yakinlah menulis adalah hal yang mulia. Bisa jadi umur kita ada batasnya, tetapi melalui tulisan umur kita akan terkenang sepanjang masa.
Mau menulis apa (njuk piye?): Tidak jarang penulis pemula bingung, meski sudah bersemangat tetapi bagaimana memulai tulisannya menjadi misteri terbesar. Gagasan yang ada di kepala sering kali sulit dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Atau bahkan gagasan belum kunjung tiba ;-)
Tidak percaya Diri: Penulis pemula meragukan kualitas tulisan adalah hal yang wajar, merasa tulisannya tidak cukup baik untuk dibaca orang lain. Ini sering kali menghambat proses kreatif dan menyebabkan mereka tidak menyelesaikan tulisannya. Rasa percaya diri lambat laun muncul manakali motivasi dan niat menulis terjaga. Yakinlah menulis adalah hal yang mulia. Bisa jadi umur kita ada batasnya, tetapi melalui tulisan umur kita akan terkenang sepanjang masa.
Kehabisan Ide: Setelah memulai di depan layar komputer, ada kalanya penulis merasa kehabisan ide atau merasa topik yang mereka bahas terhenti di tengah jalan. Entahlah kenapa ide menjadi pergi jauh meninggalkan manakala sudah bersemangat menulis
Keterbatasan Kosakata dan Tata Bahasa: Penguasaan bahasa yang terbatas menjadi tantangan tersendiri. Ibarat teko (wadah air) jika tidak air maka jangan harap air akan keluar mengisi gelas-gelas yang tersedia. Penulis pemula kerap merasa terbatas dalam memilih kata yang tepat atau mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat secara efektif.
Kurangnya Disiplin Menulis: Konsistensi dalam menulis adalah kunci untuk mengasah keterampilan ini. Namun, penulis pemula sering kali tidak memiliki rutinitas menulis yang tetap, yang akhirnya membuat mereka sulit berkembang. Rayakanlah setiap menyelesaikan tahapan menulis, yakinlah bahwa kita sedang menyampaikan kebaikan.
Beberapa mahasiswa terlambat berlatih dalam skill menulis sehingga belum ada tulisan.
Mereka terpaksa menulis setelah berhadapan dengan tugas akhir (skripsi-thesis-disertasi).
Blog ini akan memandu penulis pemula secara bertahap menulis Judul/tema, Result/analyis/discussion (IMRAD).
JUDUL/TEMA
Berikut beberapa item yang umum didapat dalam penyusunan judul/tema
Aspek |
Penjelasan ringkas |
Spesifik & jelas |
Menyebutkan variabel, subjek/objek, dan konteks penelitian
|
Singkat & padat |
Idealnya 10–15 kata, maksimal 12 kata dalam tulisan ilmiah
internasional . |
Mengandung isi/konten mendasar |
Berisikan basic contens tulisan dan memudahkan pencarian di database jurnal/artikel. |
Mencerminkan metode & hasil |
(Jika diperlukan) mencakup jenis studi, pendekatan, atau
temuan utama . |
Bahasa formal, bisa dipahami pembaca, mempesona/ tren |
Gunakan gaya kalimat sesuai disiplin dan audiens; hindari
jargon atau singkatan. |
Result/review/discussion
Berikut beberapa item yang umum didapat dalam result/review/discussion
Aspek |
Unsur |
Kerisauan |
Apa yang sudah kita ketahui di area yang bersangkutan?
|
Karakteristik konsep kunci | Apa saja ciri-ciri konsep utama, faktor atau variabel utama?
|
Relationships | Apa hubungan antara konsep, faktor, atau variabel utama ini?
|
Theories | Apa saja teori yang ada? Ingat bahwa semua teori yang tertulis disini pastikan sudah tertulis di bagian introduction. Hal ini penting agar para pembaca tidak bingung dalam rujukan dan pemaparan ide-ide kita sebagai penulis. |
Inkonsistensi |
Dimana letak ketidakkonsistenan atau kekurangan lain dalam pengetahuan dan pemahaman kita?
|
Pandangan lebih jauh masih terbuka | Pandangan apa yang perlu diuji (lebih lanjut)? |
Bukti/ Evidence | Bukti apa yang kurang, tidak meyakinkan, kontradiktif, atau terlalu terbatas? |
Research problem |
Mengapa diperlukan mempelajari (lebih lanjut) masalah penelitian? |
Contribution |
Kontribusi apa yang diharapkan dapat diberikan oleh penelitian ini? |
Metode yang belum memuaskan |
Desain atau metode penelitian apa yang tampaknya belum memuaskan? |
Menyajikan tinjauan kritis (result/review/discussion) penelitian tidak hanya memberikan deskripsi singkat. Namun penulis idealnya menyajikan bagian penelitian yang akan dibahas (misalnya metodologi). Pembahasan ini menunjukkan bagaimana metologi tersebut berhubungan dengan karya riset lainnya (misalnya metodologi lain apa yang telah digunakan? Bagaimana kesamaannya? Bagaimana perbedaannya?) dan menunjukkan bagaimana hal itu berhubungan dengan pekerjaan Anda (apa hubungannya dengan metodologi Anda?).
Leave a Comment