Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, website telah membuka peluang baru dalam menyebarkan dan memperdalam pengetahuan. Pengetahuan mengenai substantif materi pelajaran, manajerial, maupun sebagai media inovasi dan difusi. Dengan hanya memerlukan koneksi internet, seseorang dapat mengakses berbagai informasi dari mana pun dan kapan pun.

Ungkapan Descartes terkait "aku berpikir maka aku ada" (Cogito Ergo Sum) pada era literasi digital berkembang menjadi "saya online maka saya ada". Siapa saja yang online maka eksistensinya tanpa terbatas batasan geografis, ruang dan waktu. Website mampu menyediakan beragam materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu. Mulai dari artikel, video, audio, hingga sumber-sumber pendukung lainnya, pembelajar memiliki fleksibilitas untuk memilih metode pembelajaran yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.

Namun, dalam mengoptimalkan peran website, perlu ada pengawasan yang ketat terhadap keotentikan konten yang disajikan. Konten yang tidak terverifikasi dengan benar dapat menyesatkan pembelajar dan merusak pemahaman. Oleh karena itu, penting bagi penyedia konten untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan sesuai dengan data/fakta yang benar. Paling tidak konten atau isi website berdasarkan hasil riset. Komponen yang perlu diperhatikan dalam membuat isi website diantaranya adalah Ketelitian dan akurasi penelitian, kreativitas dan efektivitas, Kejelasan dan kekompakan penyajian, keterlibatan dan interaksi dengan audien, dan presentasi keseluruhan pemahaman permasalahan/kajian.

Berikut aspek dan rubrik pembuatan isi website yang baik

Maka diperlukan refleksi dalam pemuatan isi website yang berdasarkan riset. Diantaranya ada tiga (3) pertanyaan mendasar yang menjadi refleksi. Pertama Inventarisasi hal-hal yang mengejutkan terkait proyek/isi website anda. Kedua inventarisasikan cara untuk membuat pengalaman anda tersebut menjadi interaktif/lebih dari sekedar laporan kata-kata. Ketiga dampak atau pengaruh postingan anda pada website tersebut.

---