| 0 Comments | 36 Views

Berpuasa ramadhan merupakan strategi mendidik yang luar biasa dari Sang Pendidik (Allah SWT). Ramadhan adalah bulan yang penuh ajaran-ajaran tarbiyah. Tarbiyah memiliki makna lebih dari sekedar pendidikan/pembelajaran. Secara etimologi, Akar kata tarbiyah memiliki kesamaan dengan Rabb yang biasa diartikan Tuhan. Keistimewaan berpuasa adalah satu-satunya amalan yang Allah saja memberikan balasannya. Amalan berpuasa dan kejujuran sebagai panggilan iman (hubungan Tuhan dan mahluknya) sangat rahasia.

Pemahaman konsep bulan ramadhan bulan tarbiyah berperan penting dalam pembinaan hubungan diri pribadi, sosial, alam dan spiritual ketuhanan. Terlebih, ketika merujuk dalam sejarah Nabi. Berpuasa ramadhan bersamaan dengan peristiwa terjadinya peperangan Badar. Yang berarti tetap produktif meski dalam keadaan berpuasa. Ketaatan diri dan kolegial berjamaah demi menebarkan kasih sayang sangat terlihat dalam keadaan berpuasa.

Dalam perspektif ilmu tarbiyah, Ramadhan mengikuti kalender qomariyah (peredaran bulan). Ini adalah perintah dari Rabb dalam penentuan berpuasa Ramadhan. Umat muslim di Indonesia terdidik berpuasa pada saat musim kemarau dan musim penghujan. Saat musim kemarau dengan aneka rupa musim buah-buahan yang terkenal lebih manis dibandingkan musim penghujan. Bulan Rajab (bulan pengharapan) yang sering disebut juga bulan menanam kemudian bulan Syaban (bulan merawat-memupuk-menyiram) sehingga bulan Ramadhan tinggal memanen amal baik yang sudah ditanam dan dirawat dalam bulan sebelumnya.

Pengendalian kebutuhan dasar manusia (makan dan minum) mengasah kadar ketakwaan kita. Kapan, dimanapun berada, sendiri ataupun banyak orang kita merasa kehadiran dan pengawasan Allah. Sehingga setelah ayat perintah berpuasa dan aturannya dijelaskan maka apabila mencari Allah maka sangat dekat dan apabila berdoa akan terkabulkan. 

Pendidikan umum secara garis besar terbagi dalam aliran teori behavioristik, kognitifistik, dan konstruktivistik. Perspektif behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian (conditioning). Pengkondisian melalui pengaturan stimulus kemudian memunculkan respon yang terlihat. Penguatan stimulus respon inilah yang kemudian menurut teori behavioristic kita mengalami proses pendidikan. Berpuasa dengan menahan “kebutuhan dasar manusia” mulai dari adzan subuh hingga adzan maghrib menjadi pengkondisian efektif. Kenikmatan mengelola diri secara fisik oleh si belajar ketika berbuka puasa menjadi proses pembelajaran melakukan ketaatan dalam fisik. Sedangkan teori kognitif tidak hanya yang terlihat. Perubahan dalam kognitif si belajar dalam keseimbangan diri juga merupakan proses belajar. Menurut golongan Kognitifistik yang terkenal dengan struktur koginitifnya maka simpati dan empati orang yang kelaparan adalah efektif dengan merasakannya langsung. Si belajar akan berempati ketika melihat faqir miskin untuk membantu kesusahannya. Menurut golongan konstruktivistik, si belajar secara merdeka memiliki keleluasaan mengkonstruk secara personal dan sosial belajar berpuasa. Berpuasa ramadhan mampu mengkondisikan, mengajak orang berpikir dan memberikan kebebasan orang yang terpanggil iman dalam mengendalikan diri.

Merawat iman dan keislaman bisa kita usahakan melalui pribadi masing-masing dan melalui kekuatan berjamaah, Ketika berpuasa di bulan Ramadhan kita merasa ibadah terasa lebih ringan karena lingkungan mendukung. Ramadhan adalah bulan keimanan yang mengubah tolok ukur kemuliaan pada saat itu, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya bahwa kemuliaan menurut Allah di akhirat tidak diberikan kecuali kadar ketakwaannya. Bukan kepada suku/keturunan, warna kulit, kekayaan, keilmuannya.

Telah banyak hati dan jiwa muslim disatukan dalam akidah. Abu Bakr dari suku Quraisy, Bilal dari Habasyah, dan Shuhaib dari Romawi telah mengubah para sahabat menjadi pribadi-pribadi yang bersatu. Aqidah Islam telah mengubah mereka menjadi pribadi-pribadi yang memiliki akhlak mulia, penuh dengan kasih sayang (penebar rahmat).


(diterbitkan di Kedaulatan Rakyat, Hikmah Ramadhan Sabtu, 6 April 2024)


Leave a Comment