| 0 Comments | 40 Views

Elastisitas dalam Ekonomi Mikro

1. Pengertian Dasar

Elastisitas adalah ukuran seberapa peka atau responsifnya konsumen dan produsen terhadap perubahan harga, pendapatan, atau harga barang lain.
Konsep ini penting karena membantu kita memahami bagaimana pasar bereaksi terhadap perubahan, baik untuk kepentingan bisnis maupun kebijakan pemerintah.


2. Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan menunjukkan seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta ketika harga berubah.

Jika perubahan harga kecil menyebabkan perubahan besar pada jumlah yang diminta, maka permintaan disebut elastis.
Sebaliknya, jika harga naik atau turun tidak banyak mengubah permintaan, maka disebut inelastis.

Contohnya:

  • Barang mewah seperti smartphone, tiket pesawat, atau pakaian bermerek biasanya elastis.

  • Barang kebutuhan pokok seperti beras, bensin, dan obat-obatan cenderung inelastis.

Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas harga permintaan antara lain:

  • Ketersediaan barang pengganti

  • Proporsi harga terhadap pendapatan

  • Jenis barang (pokok atau mewah)

  • Waktu penyesuaian (jangka panjang biasanya lebih elastis)

  • Tingkat kebutuhan


3. Elastisitas Silang Permintaan

Elastisitas silang mengukur perubahan permintaan suatu barang akibat perubahan harga barang lain.

Jika kenaikan harga barang A menyebabkan peningkatan permintaan barang B, kedua barang itu disebut substitusi — misalnya teh dan kopi, atau Gojek dan Grab.

Sebaliknya, jika kenaikan harga barang A menyebabkan turunnya permintaan barang B, keduanya disebut komplemen — seperti mobil dan bensin, atau roti dan selai.


4. Elastisitas Pendapatan Permintaan

Elastisitas pendapatan menunjukkan bagaimana permintaan berubah ketika pendapatan konsumen berubah.

  • Barang normal: permintaan naik ketika pendapatan naik, contohnya pakaian dan daging.

  • Barang mewah: permintaan naik lebih besar dari kenaikan pendapatan, misalnya mobil atau perhiasan.

  • Barang kebutuhan: permintaan naik sedikit ketika pendapatan naik, seperti beras atau sabun.

  • Barang inferior: permintaan turun ketika pendapatan naik, misalnya mie instan atau angkot.


5. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran menunjukkan seberapa cepat produsen menyesuaikan jumlah barang yang mereka tawarkan ketika harga berubah.

Jika produsen mudah meningkatkan produksi saat harga naik, penawarannya elastis.
Jika sulit menambah produksi, maka inelastis.

Contohnya, roti atau kerajinan tangan bersifat elastis karena mudah diproduksi lebih banyak.
Sebaliknya, rumah, tanah, atau hasil pertanian membutuhkan waktu lama, sehingga inelastis.

Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas penawaran antara lain ketersediaan bahan baku, kapasitas produksi, dan waktu produksi.


6. Elastisitas dan Pendapatan (Revenue)

Pendapatan diperoleh dari harga dikali jumlah barang yang terjual.
Elastisitas membantu menentukan strategi harga untuk memaksimalkan pendapatan.

  • Jika barang bersifat elastis, menurunkan harga dapat meningkatkan pendapatan karena penjualan naik banyak.

  • Jika barang bersifat inelastis, menaikkan harga bisa meningkatkan pendapatan karena jumlah yang terjual tidak banyak berubah.

Contoh:
Diskon sepatu 20% bisa meningkatkan penjualan 80%, sehingga pendapatan toko meningkat.


7. Dampak terhadap Kebijakan Publik

Pemerintah menggunakan konsep elastisitas untuk menentukan pajak dan subsidi.

Barang inelastis seperti rokok dan BBM cocok dikenakan pajak karena konsumsi tidak turun drastis, sementara penerimaan negara meningkat.
Sebaliknya, barang kebutuhan pokok seperti beras, listrik, atau pupuk biasanya disubsidi agar harga tetap terjangkau bagi masyarakat.


8. Elastisitas dalam Strategi Bisnis

Dalam dunia bisnis, pemahaman elastisitas membantu menentukan strategi harga yang tepat.

Untuk produk elastis, strategi terbaik adalah memberikan promo, potongan harga, dan program loyalitas.
Untuk produk inelastis, perusahaan bisa menggunakan strategi premium pricing dan menjaga kualitas agar pelanggan tetap membeli.

Contohnya, tarif ojek online sering naik ketika hujan (karena permintaan tinggi), sedangkan Apple jarang memberi diskon karena produk mereka inelastis.


9. Studi Kasus Singkat

  • Netflix jarang memberi potongan harga karena memiliki pelanggan setia dan permintaan inelastis.

  • Warteg tetap ramai saat krisis karena menjual barang inferior yang tetap terjangkau.

  • Apple tetap laku meski harga tinggi karena brand loyalty tinggi.

  • Alfamart dan Indomaret terus bersaing promo karena produk mereka mudah digantikan (elastis).


10. Kesimpulan

Elastisitas membantu kita memahami bagaimana konsumen dan produsen bereaksi terhadap perubahan harga, pendapatan, dan kondisi pasar.
Konsep ini penting untuk menentukan strategi harga, kebijakan pajak, dan perencanaan bisnis.

Singkatnya:

  • Elastisitas = ukuran kepekaan terhadap perubahan.

  • Barang elastis = banyak pengganti, mudah ditunda, barang mewah.

  • Barang inelastis = kebutuhan pokok, sedikit pengganti, sulit dihindari.


Leave a Comment