| 0 Comments | 153 Views
1. Apa Itu Kebijakan Moneter? (Konsep Dasar)
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral (di Indonesia: Bank Indonesia) untuk mengatur jumlah uang beredar dan suku bunga agar ekonomi tetap stabil.
Sederhananya: bank sentral mengatur “harga uang” dan “jumlah uang” supaya ekonomi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
2. Mengapa Kebijakan Moneter Penting?
Ekonomi bisa mengalami dua masalah utama:
🔥 a. Inflasi tinggi (harga-harga naik)
Jika terlalu tinggi → daya beli turun, ekonomi tidak stabil.
đź§Š b. Resesi (ekonomi lesu)
Pengangguran naik, belanja turun, investasi menurun.
Kebijakan moneter digunakan untuk menyeimbangkan keduanya.
3. Siapa yang Melakukan Kebijakan Moneter?
👉 Bank Sentral
Di Indonesia: Bank Indonesia (BI) melalui:
-
Rapat Dewan Gubernur
-
Penetapan BI7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebagai suku bunga acuan
4. Tujuan Utama Kebijakan Moneter
🎯 Stabilitas harga (inflasi terkendali) — tujuan nomor 1
BI menargetkan inflasi sekitar ±3% tiap tahun (inflasi yang sehat).
🎯 Stabilitas nilai tukar
Rupiah tidak boleh terlalu fluktuatif.
🎯 Menjaga pertumbuhan ekonomi
Mendukung kegiatan ekonomi yang sehat.
5. Instrumen (Alat) Kebijakan Moneter
Bank sentral tidak bisa menyuruh orang simpan atau belanja uang secara langsung.
Jadi BI menggunakan beberapa instrumen:
A. Instrumen Utama: Suku Bunga Acuan (BI Rate / BI7DRR)
Ini adalah harga pinjam-meminjam uang di level bank.
-
BI7DRR naik → kredit mahal → konsumsi turun → inflasi turun
-
BI7DRR turun → kredit murah → konsumsi naik → inflasi naik
Ini adalah “pedal gas-rem” utama.
B. Operasi Pasar Terbuka (OPT)
BI membeli atau menjual surat berharga (SBN) untuk mengatur uang beredar:
-
BI jual SBN → uang ditarik dari pasar → inflasi turun
-
BI beli SBN → uang masuk ke pasar → ekonomi naik
C. Giro Wajib Minimum (GWM)
Porsi dana bank yang wajib disimpan di BI.
-
GWM naik → bank punya lebih sedikit uang untuk disalurkan → kredit turun
-
GWM turun → bank punya lebih banyak uang → kredit naik
D. Intervensi Nilai Tukar
BI membeli atau menjual dolar untuk menjaga stabilitas rupiah.
Ketika kebijakan konvensional tidak bisa bekerja (Zero Lower Bound)
Zero-lower-bound (ZLB) terjadi ketika suku bunga pendek sudah 0%, sehingga bank sentral tidak bisa turunkan bunga lagi untuk merangsang ekonomi.
Saat seperti ini, alat konvensional tidak berfungsi, maka digunakan alat non-konvensional:
A. Liquidity Provision (Penyediaan likuiditas)
Bank sentral memberi pinjaman khusus ke pasar atau institusi tertentu agar kredit tetap berjalan.
B. Asset Purchases (pembelian aset besar-besaran)
Bank sentral membeli obligasi pemerintah atau aset lainnya dalam jumlah besar.
→ Neraca bank sentral membesar → disebut Quantitative Easing (QE).
QE menambah cadangan, menurunkan suku bunga jangka panjang, dan mendorong investasi.
C. Forward Guidance (komitmen kebijakan masa depan)
Bank sentral menjanjikan bahwa suku bunga akan tetap rendah bertahun-tahun.
→ Pasar percaya → suku bunga jangka panjang turun.
Catatan: QE sendiri tidak selalu sangat kuat
Yang kuat adalah credit easing:
Credit easing = bukan hanya memperbesar neraca, tapi mengubah komposisi aset untuk menolong pasar tertentu
Contoh:
-
membeli obligasi perusahaan
-
membeli aset perumahan (mortgage-backed securities)
Tujuannya memperbaiki pasar kredit tertentu.
6. Mekanisme Kerja Kebijakan Moneter (Monetary Transmission Mechanism)
Ini menjelaskan bagaimana kebijakan moneter mempengaruhi ekonomi.
Tahapannya:
-
BI mengubah suku bunga acuan
-
Ini mempengaruhi suku bunga bank
-
Nasabah mengubah perilaku (menabung, pinjam, belanja)
-
Perusahaan menyesuaikan produksi
-
Permintaan total naik/turun
-
Inflasi berubah
Perubahan suku bunga → perilaku nasabah → konsumsi & investasi → aktivitas ekonomi → inflasi.
7. Jenis Kebijakan Moneter
A. Kebijakan Moneter Ketat (Tight Monetary Policy)
Dipakai saat inflasi tinggi.
-
Suku bunga naik
-
GWM naik
-
BI jual SBN
Tujuan: menurunkan inflasi.
B. Kebijakan Moneter Longgar (Expansionary)
Dipakai saat resesi/ekonomi lemah.
-
Suku bunga turun
-
GWM turun
-
BI beli SBN
Tujuan: mendorong ekonomi.
8. Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia
📌 2022–2023: Inflasi tinggi → BI naikkan suku bunga
BI7DRR dinaikkan dari 3,5% → 6% untuk menahan inflasi pasca perang Rusia–Ukraina.
📌 2020: Pandemi Covid → BI turunkan suku bunga
BI7DRR diturunkan bertahap sampai 3,5% untuk mendorong kredit dan konsumsi.
📌 Intervensi rupiah
BI sering membeli dolar ketika rupiah melemah.
9. Hubungan Kebijakan Moneter dengan Ekonomi Riil
| Jika BI… | Maka… | Dampak ke Ekonomi |
|---|---|---|
| Naikkan suku bunga | Kredit mahal | Konsumsi turun, inflasi turun |
| Turunkan suku bunga | Kredit murah | Konsumsi naik, ekonomi tumbuh |
| Naikkan GWM | Dana bank berkurang | Kredit seret |
| BI jual SBN | Uang beredar turun | Inflasi terkendali |
10. Kenapa Inflasi Harus Ada, Tapi Tidak Boleh Tinggi?
Inflasi 0% bukan tujuan, karena justru tanda ekonomi stagnan.
Inflasi sehat = ±3% karena:
-
memberi ruang kenaikan upah
-
membuat dunia usaha bergerak
-
menjaga stabilitas harga
-
mencegah deflasi (yang bahaya)
11. Ringkasan Super Pendek
-
Kebijakan moneter = tindakan bank sentral mengatur uang & bunga
-
Tujuan = stabilitas harga, stabilitas rupiah, pertumbuhan
-
Alat = BI7DRR, GWM, OPT, intervensi
-
Jika inflasi tinggi → bunga naik (rem)
-
Jika ekonomi lesu → bunga turun (gas)
Leave a Comment