| 0 Comments | 63 Views

Card Image

Foto oleh Hanes

Hari ini, 4 Juli 2025, tepat sebulan sejak saya menerima SK CPNS. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan di lingkungan kerja yang juga baru ini. Mengingat kembali momen setelah penerimaan SK, saya dan teman-teman langsung disambut dengan keramahan dan kehangatan keluarga besar FADIB, baik dari dosen maupun tenaga kependidikan.

Ingatan saya kembali ke saat awal mendaftarkan diri di SSCASN. Sebenarnya, saya mengenal beberapa rekan dosen FADIB sebelum memutuskan melamar, karena beberapa kali diminta mengisi kegiatan di Sastra Inggris dan Sastra Arab.

Mulai dari mendaftar, tes SKD, hingga SKB, sebenarnya saya tidak menyampaikan informasi tentang pengisian rekrutmen CPNS di S2 Bahasa dan Sastra Arab. Namun ternyata, malam hari setelah ujian SKB, beberapa rekan menelpon dan menegur saya karena tidak menginformasikan sejak awal terkait pengisian formasi S2 Bahasa dan Sastra Arab. Wkwkwk. Maaf ya, saya hanya tidak ingin mendapatkan privilege dari teman-teman. 😅

Setelah lolos SKB, akhirnya saya dinyatakan lolos juga. Ya, karena yang maju SKB hanya saya seorang. Sebenarnya ada beberapa pengalaman yang menjadikan saya trauma saat SKB, tapi sebaiknya hal ini saya skip saja. Hehe. Karena ternyata prasangka dan asumsi saya berbalik 180 derajat.

Saat pengarahan hari Senin, tanggal 9 Juni (kalau saya tidak salah ingat), Prof. Dekan memberikan arahan setelah melaksanakan rapat pimpinan tingkat universitas. Saat itu, kami diberikan arahan tentang bagaimana beradaptasi dan segera mengikuti ritme kerja di FADIB. Di momen itu pula, yang membuat saya kaget adalah Prof. Dekan memberikan segala informasi dari hasil rapat pimpinan, mulai dari agenda rencana usulan program kedokteran, rencana pengembangan kampus Pajangan, dan lain hal. Saya tidak menyangka informasi (yang menurut saya hot issue ini) langsung diberikan kepada kami, si umbies yang baru datang dari negeri antah berantah. Hehe.

Saya hanya bisa menyimpulkan: kedatangan kami diterima sebagai keluarga besar FADIB sejak hari pertama. Tidak ada pembatasan terkait status kami sebagai CPNS. Kami diperlakukan sama dengan rekan-rekan dosen senior.

Suatu hal yang meruntuhkan segala prasangka dan kekhawatiran saya, mengingat saya masuk ke FADIB—lebih-lebih UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini—bukan karena nasab, tapi karena nasib. Saya tidak memiliki latar belakang pendidikan satu pun dari PTKIN, apalagi alumni UIN Sunan Kalijaga.

Para WD: Antara Humor dan Back-Up

Pak WD I dan WD III, orangnya humoris. Saya selalu terpingkal-pingkal, apalagi kalau keduanya sedang mengobrol. Udah selevel komika soalnya. Hehe. Terutama Pak WD III, lucunya bukan main. Humoris banget. Bahkan di sela-sela rapat, candaan selalu saja muncul dari beliau untuk mencairkan suasana. 

Apakah isi hari-hari saya hanya ketawa-ketiwi? Ya nggak juga, saya juga dikasih kerjaan, lah. 😄

Kalau Bu WD II itu, selalu mengapresiasi dan menyemangati kami. Beliau dan Prof. Dekan adalah pihak yang “melindungi” kami kalau terjadi apa-apa. Semoga lancar ya, bu operasinya.

Tendik yang Sat-Set

Hangat dan ramahnya keluarga besar FADIB ternyata tidak hanya di level pejabat dekanat, namun juga di jajaran staf tendik. Sejak hari pertama, kami selalu mendapatkan arahan. Kami diminta untuk segera menyiapkan segala hal, terutama terkait persiapan latsar dan pengisian kelengkapan dokumen/berkas. Berkas persyaratan gaji, BPJS, remunerasi, dan sebagainya selalu dipantau setiap hari. Pak (atau Kakung) Ridwan selalu mengingatkan:

“Ayo, SIMPEG sudah diisi atau belum? MyASN sudah bisa login? Jangan lupa SIA (Sistem Informasi Akademik) di-update datanya.”

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadikan teman-teman CPNS di FADIB selalu menjadi yang paling terdepan dan up-to-date terkait administrasi.

Dari Bu Dian, saya belajar mengisi beberapa isian yang ada di sistem informasi UIN, termasuk pengisian e-kinerja (SKP) di MyASN. Dari Bu Har, saya belajar untuk selalu berhati-hati dalam berucap dan berperilaku, karena kalau sampai keliru pasti langsung cas cis cus ditegur bin dimarahi. Hehe. Mas Hanes selalu memberi warna dalam penatnya belajar untuk persiapan latsar. Candaan dan banyolannya selalu membuat kami tertawa. Piye, Mas? Sida neng Kalimantan? 😄

Selain itu, ada Mas Beni, Pak Umar, Pak Dwi, Mas Ilyas, Bu Idha, Bu Tari, Mas Edwin, teman-teman LO yang selalu membantu saya untuk mengenal bagaimana sistem dan proses bisnis di FADIB bekerja. Kepada merekalah saya selalu mengajukan pertanyaan random. hehehe

Terakhir, ada Bu Kabag. Belum sebulan di FADIB, kami sudah ditraktir 2x. Hehe. Bu Kabag ini kerjanya sat-set. Saya yakin beliau ini pasti termasuk Kabag of the Year di UIN. Meskipun kelihatannya sering jalan-jalan keliling ruang kerja, ternyata banyak aktivitas senyap yang dilakukan untuk mendukung kami. Beberapa kali kejadian, kami ingin mengurus administrasi... eh ternyata sudah dibuatin. Luar biasa memang.

Circle CPNS FADIB

Oh ya, saya belum cerita tentang teman-teman CPNS di fakultas ya?

  • Pertama, ada Rokhim. Dia duduk di belakang meja kerja saya. Dia ini yang selalu kepoin saya lagi ngapain. Wkwkwk. Dia cukup up-to-date soal informasi ke-CPNS-an, ya karena istrinya juga dosen Kemenag. Kalau bicara tentang UIN, ke-DPR-an, politik... dia ini selalu semangat. Kalau udah bicara topik-topik itu, berarti waktunya saya untuk diam. 😆
  • Kedua, Mirza. Dia duduk dua meja di depan saya. Kalau dia ini sering bicara pakai istilah yang saya nggak paham. Macam profesor gitu lah, pakai istilah asing yang saya harus buka kamus istilah atau glosarium khusus untuk memahaminya. Wkwkwk. Dia ini kantornya dua, satunya di Pusat Bahasa.
  • Ketiga, Diah (awal-awal saya panggil dia “Dian”, keliru ternyata. Wkwkwk). Diah dan Asprill (teman CPNS keempat) mulai kerja duluan dari kami. Mereka berdua udah ngebantuin usulan prodi baru: S1 Sastra Indonesia dan S2 Kajian Budaya (kalau nggak salah). Diah ini selalu set tempo kerjanya 0,5. Wkwkwk. Tapi dia rajin nyatat. Betah banget kalau diminta belajar. Materi latsar yang seabrek itu dia buat catatannya, ditulis di kertas/buku lagi.
  • Keempat, Asprill, si mama baru. 🎉 Selamat ya buat kelahiran putri pertamamu. Semoga sehat selalu dan jadi motivasi pribadi untuk terus mengembangkan diri. Saya belum sempat banyak ngobrol sama Asprill. Nanti kapan-kapan aku ceritain, deh.
  • Terakhir, Della, si maskot FADIB. Sejak tes, Della ternyata udah ditandai oleh Bu WD. Ditandai dalam arti positif yaa. Bu WD bilang, Della (pustakawan) ini instruktur. Tapi saya nggak tahu maksudnya apa, karena di benak saya, instruktur itu ya orang yang berada paling depan ketika senam. Wkwkwk. Della langsung ditempatkan di perpus FADIB, jadi saya jarang ketemu. Ketemu pas rapat dan urus berkas saja. Dia yang termuda di antara kami. Jadi maklum ya, Del, kalau kamu selalu dicengin temen-temen. Hahaha. 😄

Mereka berlima inilah circle terdekat saya. Yang jadi “halo” kalau ada benda asing yang ingin mengganggu. Kita menjaga dan melindungi satu sama lain. Tetap solid ya, man-teman! 💪

Misi Sederhana

Oke, sekarang untuk teman-teman CPNS seangkatan, khususnya yang statusnya dosen. Kalau kalian baca tulisan ini, saya yakin kalian juga akan mengiyakan, karena kalian juga mengalami apa yang saya (dan kami) rasakan di FADIB. Saya yakin, kalian juga didukung dengan support system terbaik di fakultas masing-masing. Dosen dan tendik yang ramah, suportif, dan humanis sepertinya menjadi ciri budaya kerja di UIN. 

Saya minta maaf juga ya kalau ada pesan, kata-kata yang overlap, atau hal-hal lain yang bikin kalian kesel. Bener kok kalau aku kadang ngeselin 😄.

Saya berharap, dalam 26 tahun ke depan, saya bisa membersamai teman-teman semua. Bisa melihat dengan mata kepala saya sendiri kalian tumbuh, besar, dan bersinar—punya karir yang melampaui roadmap yang telah kalian susun. Kalian pasti bisa, karena kalian adalah Kalijaga Muda.

Mohon diingat selalu:

“UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu punya nama besar. Kita nggak bisa hanya diam mengambil privilese untuk berada di bawah nama besarnya. Kita harus punya andil dan turut membesarkan nama UIN.”

Misi saya ke depan sebenarnya nggak muluk-muluk. Saya hanya ingin, ketika orang-orang (terutama kolega dosen di Indonesia) menyebut nama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, nama berikutnya yang disebut adalah nama saya.

“Mbak dari UIN Sunan Kalijaga? Oh, temennya Mas Eric ya.” 😄


Leave a Comment