| 0 Comments | 301 Views
SAH-KAH PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD DENGAN KHADIJAH?
Marilah kita lihat hadis di bawah ini:
حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عَمَّارِ بْنِ أَبِى عَمَّارٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِيمَا يَحْسَبُ حَمَّادٌ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ خَدِيجَةَ وَكَانَ أَبُوهَا يَرْغَبُ أَنْ يُزَوِّجَهُ فَصَنَعَتْ طَعَامًا وَشَرَابًا فَدَعَتْ أَبَاهَا وَزُمَرًا مِنْ قُرَيْشٍ فَطَعِمُوا وَشَرِبُوا حَتَّى ثَمِلُوا فَقَالَتْ خَدِيجَةُ لِأَبِيهَا إِنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَخْطُبُنِي فَزَوِّجْنِي إِيَّاهُ فَزَوَّجَهَا إِيَّاهُ فَخَلَعَتْهُ وَأَلْبَسَتْهُ حُلَّةً وَكَذَلِكَ كَانُوا يَفْعَلُونَ بِالْآبَاءِ فَلَمَّا سُرِّيَ عَنْهُ سُكْرُهُ نَظَرَ فَإِذَا هُوَ مُخَلَّقٌ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ فَقَالَ مَا شَأْنِي مَا هَذَا قَالَتْ زَوَّجْتَنِي مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أَنَا أُزَوِّجُ يَتِيمَ أَبِي طَالِبٍ لَا لَعَمْرِي فَقَالَتْ خَدِيجَةُ أَمَا تَسْتَحِي تُرِيدُ أَنْ تُسَفِّهَ نَفْسَكَ عِنْدَ قُرَيْشٍ تُخْبِرُ النَّاسَ أَنَّكَ كُنْتَ سَكْرَانَ فَلَمْ تَزَلْ بِهِ حَتَّى رَضِيَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ قَالَ أَخْبَرَنَا عَمَّارُ بْنُ أَبِي عَمَّارٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِيمَا يَحْسَبُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ خَدِيجَةَ بِنْتَ خُوَيْلِدٍ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ
Terjemah:
Telah meriwayatkan hadis kepada kami Abu Kamil, telah meriwayatkan hadis kepada kami Hammad bin Salamah dari 'Ammar bin Abi 'Ammar dari Ibnu Abbas sebagaimana yang diklaim oleh Hammad, bahwa Rasulullah saw menyebut tentang Khadijah, yang ayahnya enggan menikahkannya. Maka Khadijah membuat makanan dan minuman, kemudian mengundang ayahnya dan beberapa orang Quraisy. Setelah itu mereka pun makan dan minum sampai mabuk, kemudian Khadijah berkata kepada ayahnya; "Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah telah melamarku, maka nikahkanlah aku dengannya." Maka ayahnya pun menikahkan Khadijah dengannya. Lalu Khadijah melepaskan pakaian ayahnya dan memakaikan kepada ayahnya pakaian yang biasa dipakaikan kepada para ayah sewaktu menikahkan anak-anaknya. Setelah ayahnya sadar dari mabuknya, ayahnya melihat dan terkejut bahwa dirinya telah diberi wewangian dan telah berpakaian seperti itu, maka ayahnyapun berkata; "Ada apa denganku? Ada apa ini?" Khadijah berkata; "Engkau telah menikahkanku dengan Muhammad bin Abdullah." Ayahnya berkata; "Aku menikahkan anak yatim dari Abu Thalib? Tidak! Sumpah!" Khadijah berkata; "Apakah engkau tidak malu? Apakah engkau ingin merendahkan dirimu sendiri di depan orang-orang Quraisy? Apakah engkau akan memberitahu kepada orang-orang bahwa engkau telah mabuk?" Khadijah terus berbicara seperti itu, sampai ayahnya rela. Telah meriwayatkan hadis kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad, dia berkata telah mengabarkan kepada kami Ammar bin Abi Ammar dari Ibnu Abbas tentang sesuatu yang diklaim oleh Hammad bahwa Rasulullah saw menyebut tentang Khadijah binti Khuwailid, kemudian ia menyebutkan hadis yang semakna. (Hadis Riwayat Ahmad, Hadis no. 2705 dan Al-Mu’jam al-Kabir li Ath-Thabarani, Juz 12, hlm. 186, hadis no. 12838. Redaksi di atas adalah riwayat Ahmad).
Derajat hadis: Menurut pembahasan An Nasa’i, hadis ini adalah sahih. Dalam kitab Majma’ az-Zawaid wa Manba’ al-Fawaid juz 9 hlm. 259 hadis no. 15264, disebutkan bahwa para perawinya adalah perawi yang shahih.
Untuk pembahasan mendalam tentang derajat hadis, para pembaca diharap membaca segala informasi tentang para rawi (periwayat) hadis di atas, termasuk jarh dan ta’dilnya dalam kitab kitab sebagai berikut:
1. Usdul Ghabah fi Ma’rifatish Shahabah.
2. Al Ishabah fi Tamyizish Shahabah.
3. Tahdhibul Kamal.
4. Tahdhibut Tahdhib.
5. Taqribut Tahdhib.
6. Khulashah Tahdhibul Kamal.
7. Al-Kasyif fi Ma’rifati Man lahu Riwayah.
8. Tarikhul Bukhari al-Kabir.
9. Tarikhul Bukhari ash-Shaghir.
10. Al-Jarh wat Ta’dil.
11. Lisanul Mizan.
12. Mizanul I’tidal.
13. Tarikhu Bagdad.
14. Tarikhuts Tsiqat.
15. Ats-Tsiqat.
16. Al-Bidayah wan Nihayah.
17. Thabaqatu Ibn Sa’d.
18. Thabaqatul Huffadh.
19. Siyaru A’lamin Nubala’.
Untuk penyikapan terhadap jarh dan ta’dil, silahkan membaca kitab:
• Tadribur Rawi Fi Syarhi Taqribin Nawawi.
Oleh: Ibnu Muhdir. Semoga bermanfaat.
Leave a Comment