| 0 Comments | 91 Views

Card Image

Gambar: waggle dance: Sebuah bentuk komunikasi referensial spasial yang dapat diamati pada lebah madu. (sumber: designinbiology.tumblr.com)

Lebah adalah teman terbaik manusia dari kelompok serangga. Jumlah spesiesnya kurang lebih 20 ribu, 8 diantaranya adalah lebah madu. Lebah madu yang paling umum kita kenal adalah Apis mellifera. Mereka membuat sarang di gua-gua, di lubang pohon, menggantung di pohon dan di tempat-tempat buatan manusia.

Lebah madu adalah serangga eusosial seperti halnya semut yang bertindak layaknya superorganisme tunggal. Koloni bertindak sebagai sebuah otak raksasa, dimana masing-masing lebah ibarat sel neuronnya. Menurut Thomas Seeley dalam bukunya yang berjudul Honeybee Democracy, meskipun koloni lebah bertindak seperti sebuah individu tunggal, namun pengambilan keputusan tidak terpusat pada ratu sebagai pemegang tahta kerajaan, keputusan diambil secara desentralisasi. Jauh sebelum manusia mengenal sistem demokrasi, lebah telah mempraktikkan bagaimana caranya mengakomodasi aspirasi dan manajemen konflik dalam pengambilan keputusannya yang diambil secara kuorum melalui sebuah bahasa tarian yang sangat kompleks. Sistem demokrasi lebah misalnya ditunjukkan dalam kaitannya dengan pemilihan sarang baru. Jika dibandingkan dengan semut dalam hal kolaborasi dan pengambilan keputusan lebah nampaknya lebih baik, namun dari kekuatannya dalam bekerja mungkin semut lebih unggul. Inilah yang nampaknya mengapa European Federation of Animal Science (EAAP) Webinar ke—18 mengambil tema “Work like an ant, collaborate like a bee”: Insect research collaboration initiatives in Europe”.

Genetika, hormon dan kebutuhan situasional mengarahkan mereka untuk beradaptasi pada perubahan kondisi di dalam sarang. Salah satu tantangan yang harus diatasi lebah adalah bagaimana mereka menentukan sarang baru jika sarang lamanya sudah terlalu penuh sesak, terlebih lagi jika kemungkinan jarak sarang barunya sampai berkilo-kilometer.

Sarang sangat penting bagi lebah karena menentukan ketahanan koloni mereka terhadap musim dan serangan organisme lain. Mereka membutuhkan rumah baru yang nyaman, luas dan aman.

Dalam mencari dan memilih lokasi rumah baru dan komunikasi yang lain, lebah melakukan tarian yang disebut dengan waggle dance. Karl von Frisch – ilmuwan yang memecahkan kode tarian waggle – menerima Hadiah Nobel untuk studinya pada tahun 1973.

Untuk menentukan lokasi sarang baru, koloni Apis mellifera harus menyelesaikan konflik di antara banyak pilihan tempat tinggal yang diusulkan oleh banyak lebah madu melalui perdebatan sengit. Lebah dalam satu koloni akan berkerumun ketika sarangnya sudah penuh sesak. Sekelompok lebah yang disebut lebah pengintai (pramuka) akan berkelana meninggalkan sarangnya untuk mencari lokasi baru, sementara kelompok lebah lainnya tetap tinggal. Setelah menemukan lokasi sarang baru, lebah pengintai kembali ke sarangnya saat ini dan melakukan tarian waggle untuk mengomunikasikan lokasi lokasi sarang baru. Lebah pengintai menari ke arah tertentu untuk menunjukkan ke arah mana letak sarang baru relatif terhadap matahari. Durasi tarian lebah pramuka menunjukkan jarak ke lokasi sarang baru.

Namun masalahnya, bagaimana jika ada dua sarang yang sama-sama menarik, lebah-lebah tersebut berisiko mengalami perdebatan sengit. Satu koloni lebah hanya memiliki satu ratu. Jika lebah akan membagi koloni, sebelumnya koloni akan mendidik satu calon ratu lebah baru, kemudian saat calon ratu telah siap, ratu yang bertahta lah yang dengan rendah hati meninggalkan sarangnya untuk mencari sarang baru. Jadi koloni harus menentukan satu pilihan yang sulit. Untuk mengukurnya, Thomas Seeley melakukan sebuah eksperimen dengan memasang dua kotak identik di sebuah pulau terpencil dan kemudian melepaskan segerombolan lebah madu. Para peneliti kemudian mengamati bagaimana mereka memilih lokasi tersebut.

Setelah masing-masing kelompok lebah pengintai menemukan dua lokasi sarang potensial, satu dengan bukaan besar dan satu lagi dengan bukaan kecil yang lebih diinginkan. Masing-masing lebah pengintai kemudian kembali ke kawanannya dan melakukan tarian waggle untuk lokasinya, namun lebah pengintai dari lokasi favorit melakukan lebih banyak putaran tarian waggle dibandingkan lokasi yang lainnya. Tiga jam kemudian, jumlah lebah yang menempel pada pohon favorit meningkat enam kali lipat, sedangkan untuk lokasi yang satunya hanya meningkat tiga kali lipat, dan sebagian besar tarian mengarah pada lokasi favorit. Setelah tiga jam lagi, lebah pengintai di pohon kanan semakin bertambah.

Segera setelah satu lokasi memperoleh keunggulan sedikit saja dibandingkan lokasi lainnya, lebih banyak lebah akan berada di sisi sarang yang menang untuk menghentikan goyangan pihak lain, sehingga mempercepat kesenjangan dan memungkinkan lebah memilih lokasi dengan lebih cepat.

Biasanya untuk mengevaluasi lokasi calon sarang tunggal (tidak ada alternatif lokasi pembanding lain) lebah menunggu hingga sekitar 80% lebah pengintainya menyetujui lokasi sarang baru sebelum berkerumun. Setelah 80% lebah pengintai menyetujui lokasi sarang baru dan semuanya berdedikasi untuk memindahkan lebah ke sana, mereka memandu lebah-lebah lainnya ke lokasi sarang baru dengan terbang ke sana melewati lebah-lebah lainnya. Masyallah.

Dari lebah madu kita bisa belajar tentang loyalitas, kolaborasi, keikhlasan dan produktivitas. Dalam masa hidupnya yang sangat singkat yaitu 44-54 hari, lebah pekerja mendedikasikan hidupnya untuk koloni. Ada yang bertugas untuk memberi makan ratu selama hidupnya, ada yang bertugas mengumpulkan nectar, menemukan sarang baru, membesarkan larva dan sebagainya. Setiap individu lebah memiliki peran penting di dalam koloninya. Kesehatan dan pertumbuhan koloni ditentukan oleh peran setiap anggotanya.

“Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia” kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. (QS. An-Nahl [16]: 68-69)

Seperti halnya Allah ﷻ yang mengilhamkan lebah untuk memilih sarang terbaiknya dan memberikan masing-masing sebuah peran, demikianlah juga Allah ﷻ meminta kita untuk memilih jalan yang telah dimudahkan-Nya untuk kita tempuh. Menjadi apapun kita, dalam profesi apapun kita, sebagai ibu, sebagai dokter, sebagai guru, sebagai presiden dan lain sebagainya, kita harus melakukannya sesuai dengan petunjuk dan kehendak-Nya sesuai dengan bekal yang telah dititipkannya.

Demikian jugalah Allah ﷻ telah menciptakan lebah madu, tawon dan lalat, tiga spesies berbeda dengan struktur morfologi yang mirip, namun ketiganya memiliki perbedaan dari caranya menjalani kehidupan. Lebah madu hidup di tempat yang bersih, selalu memberi manfaat kemanapun ia terbang dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tawon memiliki morfologi seperti lebah, namun ia tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, sedangkan lalat, dia hidup di tempat menjijikkan, kemanapun dia pergi dia membawa penyakit bersamanya dan menyebarkannya, iapun tidak menghasilkan sesuatupun yang bermanfaat. Maka sebaik-baiknya manusia adalah laksana lebah madu karena

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain." (HR Ath-Thabari)

“Manusia mukmin adalah laksana lebah madu. Jika dia makan, hanya memakan makanan yang baik, jika mengeluarkan sesuatu adalah sesuatu yang baik pula dan bila hinggap di atas ranting pohon tidak mematahkannya dan merusaknya.” (H.R. Ahmad, Hakim & Baihaqi)

Seperti halnya lebah, manusia pun mengalami tingkatan demi tingkatan kehidupan (QS. Al-Insyiqaq [84]: 19). Ketangguhan dan semangatnya dalam menjalani masa hidupnya yang singkat mengajarkan pada kita bahwa lakukanlah yang terbaik di dalam hidup kita untuk yang menciptakan kita, jangan takut pada apapun masalah yang ada di hadapan kita, selagi kita masih bisa berdoa.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil (Prof. Buya Hamka)

Lebah hanya mengambil yang baik dan memberikan yang terbaik bagi bumi. Tanpanya bumi tidak akan sama, kepunahannya akan menyebabkan kepunahan banyak keanekaragaman hayati dan mengancam produksi pangan global. Tugasnya tidak dapat digantikan oleh spesies lainnya bahkan manusia sekalipun. Dia adalah satu dari sekian jenis spesies yang tidak kita ketahui jumlahnya secara pasti yang diciptakan oleh Allah ﷻ dengan tujuan, dan salah satunya adalah untuk memberikan pelajaran bagi manusia.

Dalam periode hidupnya yang singkat, lebah telah mengunjungi ribuan bunga untuk menghasilkan sesendok madu. Meskipun bagi kita ini hanyalah sesendok madu namun bagi seekor lebah ini adalah pekerjaan seumur hidupnya. Terima kasih lebah :)


Leave a Comment