| 0 Comments | 470 Views

Card Image

Moderasi Beragama; Building Bridges, Not Walls

#Kemenag #ModerasiBeragama #UINSuka #LPMUINSuka #PKDP2024


MODERASI BERAGAMA DALAM UCAPAN SELAMAT HARI RAYA KEPADA NON-MUSLIM:

REFLEKSI FATWA DARUL IFTA’ MESIR


 Building Bridges, Not Walls”

Membangun Jembatan - yang saling menghubungkan;

Bukan Dinding - yang saling memisahkan,-


Moderasi beragama adalah milestone dalam pengembangan wacana dialog lintas iman (interfaith dialogue) yang sampai hari ini masih diperbincangkan oleh para sarjana dunia. Dalam konteks keindonesiaan, moderasi beragama memiliki 4 indikator, yaitu (1) Komitmen kebangsaan; (2) Toleransi, (3) Anti kekerasan; dan (4) Penerimaan terhadap tradisi. Empat indikator ini diturunkan ke dalam 9 kata kunci, yaitu (1) Kemanusiaan; (2) Kemaslahatan umum; (3) Adil; (4) Berimbang; (5) Taat konstitusi; (6) Komitmen Kebangsaan; (7) Toleransi; (8) Anti kekerasan; dan (9) Penghormatan kepada tradisi.

Berkenaan dengan memberikan ucapan selamat hari raya kepada non-Muslim, lembaga Darul Ifta’ Mesir, pada 16 Agustus 2016, mengeluarkan fatwa yang merepresentasikan pandangan yang mendalam mengenai sikap yang idealnya ditunjukkan oleh umat Islam berkenaan dengan ucapan selamat hari raya kepada non-Muslim. Fatwa ini menekankan bahwa tidak ada larangan syar'i untuk mengucapkan selamat kepada non-Muslim dalam perayaan mereka, yang merupakan wujud dari prinsip moderasi beragama.

Fatwa tersebut menjelaskan bahwa mengucapkan selamat kepada non-Muslim pada hari raya mereka tidaklah dianggap sebagai pelanggaran terhadap ajaran Islam. Sebaliknya, hal ini dianggap sebagai implementasi nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Mengucapkan selamat tidak hanya menunjukkan rasa hormat, tetapi juga mencerminkan komitmen Islam terhadap konstruksi etika sosial dan interaksi positif dengan pihak-pihak di luar komunitas Muslim. Hal ini sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang selalu menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, termasuk non-Muslim.

Sikap moderat ini penting untuk menciptakan suasana harmonis dalam masyarakat yang multikultural. Dalam fatwa tersebut, ditegaskan bahwa tindakan ini tidak keluar dari koridor agama dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Moderasi dalam beragama berarti mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dalam banyak riwayat, Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmat untuk semesta. Beliau sendiri pernah menerima hadiah dari non-Muslim, mengunjungi mereka yang sakit, dan berinteraksi dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam keadaan damai maupun dalam konteks yang lebih kompleks. Semua ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk bergaul dengan baik, tanpa memandang perbedaan keyakinan.

Fatwa tersebut juga mengkritik pandangan sempit yang muncul dari sebagian kalangan yang berpendapat bahwa mengucapkan selamat kepada non-Muslim dapat dianggap sebagai bentuk penyerupaan atau dukungan terhadap keyakinan mereka. Darul Ifta' menegaskan bahwa hal ini adalah salah kaprah, karena yang dilarang dalam Islam adalah meniru tindakan dan keyakinan yang bertentangan dengan prinsip dasar Islam, bukan sekadar memberikan ucapan selamat.

Lebih jauh lagi, moderasi beragama dalam konteks ini juga mencerminkan nilai-nilai universal yang diajarkan oleh Islam, yaitu menghormati hak dan martabat setiap individu, terlepas dari latar belakang agama mereka. Dalam pandangan Islam, semua manusia memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan baik dan saling menghormati. Dalam hal ini, ucapan selamat hari raya kepada non-Muslim bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan pengakuan atas kemanusiaan dan nilai-nilai positif yang dimiliki setiap individu.

Sebagai penutup, fatwa dari Darul Ifta' Mesir menegaskan bahwa moderasi beragama tidak hanya relevan dalam konteks pengucapan selamat pada hari raya, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Islam mendorong umatnya untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia, menghargai perbedaan, dan menciptakan masyarakat yang harmonis. Dengan demikian, penerapan moderasi beragama menjadi kunci untuk menjaga kerukunan antarumat beragama dan membangun dunia yang lebih damai. Dengan mengucapkan selamat hari raya kepada non-Muslim, umat Islam tidak hanya menunjukkan sikap toleran, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas dalam masyarakat yang beragam. [HAP],-


Leave a Comment