| 0 Comments | 104 Views
“Kimiawan Muslim adalah Pendiri
Ilmu Kimia” (Alexander von Humboldt)
Pembuka
Kata Kimia dalam bahasa Indonesia, Chemistry
dalam bahasa Inggris, Chimica dalam bahasa Italia, Chemie
dalam bahasa Belanda dan bahasa Jerman, Quimica dalam bahasa Spanyol, dan
juga Kimya
dalam bahasa Turki, berawal dan diturunkan dari bahasa Arab الكيمياء al-Kimia.
Sekarang ini, Ilmu
Kimia dapat diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang mempelajari materi,
perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi tersebut. Ilmu
Kimia berkembang sangat dinamis dari waktu ke waktu, perkembangan Ilmu Kimia
dipengaruhi dan mempengaruhi peradaban manusia serta kondisi manusia dari zaman
ke zaman; dan akan terus seperti itu sampai akhir zaman.
Ilmu Kimia
merupakan produk olah fikir dan olah fisik yang dilakukan oleh manusia, selama
manusia masih bisa berfikir dan masih bisa bergerak disitulah Ilmu Kimia akan
terus berkembang secara dinamis.
Pada awal
perkembangannya sebagai sebuah ilmu dan pengetahuan, Kimia digunakan untuk
mempelajari alam sekitar. Kimia diturunkan dari Alkemi oleh ilmuwan-ilmuwan
Muslim, atau juga bisa disebut Kimiawan Muslim, melalui pendekatan yang lebih
saintifik. Secara historis, perkembangan Kimia sebagai sebuah ilmu tidak bisa
lepas dari perkembangan Peradaban Islam pada abad pertengahan masehi.
Dunia Islam, termasuk didalamnya adalah
Peradaban Islam, menjadi pusat perkembangan Alkemi terutama setelah keruntuhan
Kekaisaran Romawi. Alkemi di Dunia Islam dan Peradaban Islam lebih
terdokumentasi dengan baik dibanding masa sebelumnya. Karena itu, sebagian
besar dokumen dan tulisan-tulisan terkait Alkemi tetap dipertahankan dalam
bahasa Arab dan/atau diterjemahkan dari bahasa Arab.
Pada akhir era Alkemi dan awal era Kimia, kajian
Alkemi dan kajian Kimia sering kali terjadi tumpang tindih. Sering terjadi
perselisihan dan pemisahan diantara pelaku kedua kajian ini. Kajian Alkemi
lebih sering dianggap sebagai sebuah praktik mistis dan takhayul, seperti diantaranya adalah Pembuatan emas atau upaya
transmutasi logam emas dari logam-logam yang lain, dan upaya penemuan atau
pencarian Batu Filsuf (Philosopher’s Stone)*/**;
sementara kajian Kimia lebih menekankan pada aspek-aspek ilmiah melalui
kajian teoritik dan kajian eksperimental.
Upaya kajian-kajian teoritik dan kajian eksperimental dalam kajian Kimia inilah yang diperkenalkan oleh Kimiawan Muslim dan terus berkembang sampai saat ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa Ilmu Kimia yang berkembang sekarang merupakan warisan dari Kimiawan Muslim sejak abad Pertengahan Masehi.
Leave a Comment