| 0 Comments | 48 Views

·      Shampo. Shampo pertama kali dikembangkan oleh Muslim asal Bengali yaitu Sake Dean Mahomet. Dia memperkenalkan ke Inggris ketika dia membuka "Mahomed's Indian Vapor Baths" di tepi laut Brighton pada tahun 1759. Dan Ia kemudian ditunjuk sebagai ahli shampo “Shampooing Surgeon “ oleh King George IV dan William IV.

 

·      Saltpetre. Kalium nitrat (saltpetre) dikenal semenjak zaman Khalid Ibnu Yazid (709), saltpetre dikenal dengan berbagai nama yang digunakan sebagai flux pada proses metalurgi dan untuk memproduksi asam nitrat dan air raja. Penggunaan kalium nitrat ini ini ditemukan oleh Jabir, Ar-Razi dan Kimiawan Muslim lainnya. Kimiawan Muslim juga merupakan yang pertama yang memurnikan kalium nitrat hingga kemurnian yang tinggi untuk pembuatan senjata karena kalium nitrat harus dimurnikan terlebih dahulu agar dapat digunakan secara efektif.

 

Ada dua karya terkenal yang menggambarkan prose permunian kalium nitrat, yaitu satu oleh Ibnu Bakhtawayh dalam bukunya al-Muqaddimat (1029), dan yang lainnya oleh ahli kimia dan insinyur Arab Hassan al-Rammah dari Syria dalam bukunya al-Furusiyya wa al -Manasib al-Harbiyya (1270). Proses pemurnian lengkap pertama untuk kalium nitrat dijelaskan oleh Hasan al-Rammah, yang pertama kali menjelaskan penggunaan kalium karbonat (dalam bentuk abu kayu) untuk menghilangkan garam kalsium dan magnesium dari kalium nitrat.

 

·      Mesiu. Formulasi lengkap bubuk mesiu tercatat pada manuskrip arab pada abad ke 10 M. imanuskrip lain disebutkan deskripsi lengkap bubuk mesiu dan penggunaannya untuk meriam. Komposisi ideal untuk bahan peledak mesiu yang digunakan di zaman modern adalah 75% kalium nitrat (garam), 10% belerang, dan 15% karbon. Beberapa komposisi yang hampir identik pertama kali dideskripsikan oleh Hasan al-Rammah sebagai resep untuk roket (tayyar) yang dia gambarkan dalam al-Furusiyya wa al-Manasib al-Harbiyya (The Book of Military Horsemanship and Ingenious War Devices) di 1270. Beberapa contoh termasuk tayyar (rocket) (75% kalium nitrat, 8% belerang, 15% karbon) dan tayyar buruq (lightining rocket)  (74% sendawa, 10% belerang, 15% karbon).

 

Komposisi bubuk mesiu yang eksplosif tidak diketahui di Cina atau Eropa sampai abad ke-14. Meriam pertama (midfa) yang menggunakan bubuk mesiu yang dapat meledak digunakan oleh orang Mesir untuk mengusir pasukan Mongol pada Pertempuran Ain Jalut pada tahun 1260, dan sekali lagi pada tahun 1304. Komposisi bubuk mesiu yang digunakan untuk meriam pada pertempuran ini kemudian dijelaskan dalam beberapa manuskrip di awal abad ke-14. Empat komposisi bubuk mesiu yang berbeda digunakan dalam pertempuran, dengan meriam paling eksplosif memiliki komposisi bubuk mesiu (74% sendawa, 11% belerang, 15% karbon) lagi-lagi hampir identik dengan komposisi ide untuk bubuk mesiu yang digunakan di zaman modern.

 

 

Perkembangan Kimia dari Alkemi berlangsung dalam kurun waktu ratusan tahun. Banyak Kimiawan Muslim yang terlibat didalamnya dengan menggunakan berbagai peralatan laboratorium dan menghasilkan berbagai temuan yang banyak. Kimiawan-kimiawan Muslim yang dituliskan hanya garis besar saja dan yang memberikan kontribusi paling besar. Peralatan, metode dan bahan-bahan kimia yang digunakan dan juga ditemukan hanya berkisar pada hal yang mendasar saja.

 

Kimiawan Muslim merupakan pelopor kimia saintifik modern karena memberikan jembatan penting dengan berbagai eksperimen secara ilmiah di laboratorium. Kimiawan Muslim di Dunia Islam Abad Pertengahan membuat arah sangat penting berubahnya era Alkemi menjadi era Kimia.

 

Setelah era Kimiawan Muslim, pusat Kimia yang awalnya berada di Dunia Islam (dengan berbagai kejadian setelahnya) kemudian berpindah ke belahan bumi lain, dunia Barat. Kimia mulai masuk ke Eropa pada abad ke-16 M. Kemudian pada Abad-ke 18 M, Kimia menjadi disiplin ilmu modern dengan pengembangan yang lebih presisi, kerangka ilmiah yang lebih terstruktur dan juga dokumentasi-publikasi hasil eksperimen yang masif dan lebih terarah. Abad ke-18 M, dianggap sebagai awal lahirnya Kimia Modern seperti yang dipelajari sekarang.

 

Bersambung ke Bagian 11 : https://blog.uin-suka.ac.id/irwan.nugraha/alkemi-kimia-dan-islam-bagian-11-habis


Leave a Comment