| 0 Comments | 30 Views
PROSES KIMIAWI PENTING DIAWAL PERKEMBANGAN ILMU KIMIA
Jabir Ibnu Hayyan merupakan orang pertama
yang menemukan dan menjelaskan secara ilmiah beberapa proses kimiawi, seperti: Al-Taqtir (destilasi murni), yaitu proses
yang menghasilkan zat-zat kimia murni dengan menggunakan alat alembic. Al-Tarshih (penyaringan/filtration),
pencairan (liquefaction), al-Tabalwur
(kristalisasi), pemurnian, oksidasi dan tabkhir
(penguapan).
Ar-Razi menemukan beberapa proses kimiawi
seperti destilasi kering, kalsinasi (al-Tashwiya),
pelarutan (al-Tahlil), sublimasi (al-Tas’id), amalgamasi (al-Talghim), ceration yaitu proses
penambahan suatu zat cair pada zat tertentu yang sedang dipanaskan dan biasanya
menghasilkan bahan yang lebih lembut seperti lilin (al-Tashmi), dan sebuah metode untuk mengubah suatu zat menjadi
bentuk pasta kental atau padatan yang melebur.
Proses-proses kimiawi lain yang diperkenalkan
Kimiawan Muslim termasuk diantaranya adalah: roasting, digestion, amalgamasi, pelarutan, pembuatan campuran dan fiksasi.
Destilasi dilakukan untuk memisahkan benda yang mudah menguap. Destilasi ini
juga pertama kali diperkenalkan untuk memproduksi tar dari minyak bumi.
Destilasi uap ditemukan pertama kali oleh Ibnu Sina pada awal permulaan abad
ke-11 yang bertujuan untuk memperoleh minyak atsiri. Penemuan Kimiawan Muslim lainnya
adalah proses pemurnian air.
Robert Briffault (The Making of Humanity): “Kimia yang pada awalnya muncul dari proses yang bersifat mistik kemudian berkembang menjadi suatu eksperimen yang terorganisir ditangan orang-orang Muslim yang membawa pengetahuan itu ke penemuan penyulingan senyawa murni, sublimasi, filtrasi untuk menemukan alkohol, asam nitrat, asam sulfat (satu-satunya asam yang diketahui sebelum era Muslim ini hanya cuka), alkali, garam merkuri, antimon, bismut, dan juga meletakkan dasar-dasar dari semua penelitian kimia dan fisika selanjutnya.”
Bersambung ke Bagian 4 : https://blog.uin-suka.ac.id/irwan.nugraha/alkemi-kimia-dan-islam-bagian-4
Leave a Comment