| 0 Comments | 46 Views
PERALATAN
LABORATORIUM DI AWAL PERKEMBANGAN KIMIA
Pada masa awal perkembangan Ilmu Kimia,
Kimiawan Muslim menemukan dan membuat alat-alat percobaan yang digunakan untuk
mendukung eksperimennya. Peralatan ini diperlukan untuk membuktikan
kajian-kajian Kimia yang lebih saintifik. Peralatan-peralatan yang digunakan
oleh Kimiawan Muslim merupakan versi awal dari alat-alat kimia yang dikemudian
hari disempurnakan oleh Kimiawan-kimiawan yang lain sehingga menjadi alat-alat
yang dapat diperoleh sekarang ini.
Beberapa alat-alat laboratorium yang
ditemukan dan dipakai pada awal perkembangan kimia, diantaranya adalah:
· Alembic. Alembic
ditemukan dan dinamai oleh Jabir untuk proses destilasi atau penyulingan.
· Conical Measure. Conical measure ditemukan oleh Abu Raihan
Al-Biruni dalam percobaannya. Alat ini digunakan untuk menemukan rasio antara
zat di udara dan berat air yang dipindahkan, dan secara akurat dapat mengukur
berat spesifik batu permata dan logam.
· Neraca Hidrostatik. Neraca
hidrostatik ditemukan oleh Al Khazini pada 1121.
· Laboratory Flask. Labu
laboratorium atau wadah atau sekarang dikenal dengan berbagai peralatan
laboratorium yang terbuat dari gelas kaca ditemukan oleh Abu Raihan al-Biruni
pada awal abad ke 11 M.
· Piknometer. Piknometer
ditemukan juga oleh Abu Raihan al-Biruni pada awal abad ke 11 M.
· Retort. Retort ditemukan
oleh Jabir dan merupakan bagian dari alat destilasi bersama dengan alembic.
Retort dan alembic banyak dipakai oleh Kimiawan Muslim. Retort dikemudian hari
dikenalkan ke dunia barat pada 1570 M.
· Steelyard. Steelyard atau alat timbang ditemukan
oleh al-Khazini pada tahun 1121 M.
· Still. Still adalah alat yang digunakan untuk
penyulingan cairan yang bercampur atau tidak bercampur dengan cara dipanaskan. Still ditemukan oleh Jabir dan masih
bagian dari alembic.
· Termometer. Termometer
digunakan dan dibuat pertama kali oleh Ibnu Sina pada percobaan fisikanya.
· Cucurbit dan
Aludel. Cucurbit adalah wadah
bulat dan bundar seperti labu kaca dan Aludel
merupakan pot atau wadah untuk proses sublimasi. Selain cucurbit dan aludel, Kimiawan
muslim juga menemukan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melelehkan logam
seperti tungku pembakaran (furnace)
dan cawan lebur (crucibles).
Ar Razi menjelaskan peralatan-peralatan yang
dibuatnya dan juga pendahulunya (Khalid Ibnu Yazid, Jabir dan Al kindi) untuk
melelehkan zat (li-tadhwib), tungku (kur), bellows/blower (minfakh aw ziqq), cawan lebur (bawtaqa),
penjepit cawan lebur (masik aq kalbatan), gunting (miqta), palu (mukassir),
alat kikir (mibrad).
Al Razi juga menjelaskan alat-alat yang ditemukan untuk pembuatan obat-obatan (li-tadbir al-aqaqir), seperti: cucurbit dan still dengan tabung lubang udara (qar aq anbiq dhu-khatm), receiving matras (qabila), blind still (still tanpa tabung lubang udara) (al-anbiq al-ama), aludel (al-uthal), gelas piala (qadah), termos (qarura atau quwarir), termos air mawar (ma wariyya), ceret (marjal aw tanjir), penangas air atau penangas pasir (qadr), tanur (al tannur), pemanas silindris kecil untuk memanaskan aludel (mustawqid), corong, saringan, penyaring, dan lain-lain.
Bersambung ke Bagian 5 : https://blog.uin-suka.ac.id/irwan.nugraha/alkemi-kimia-dan-islam-bagian-5
Leave a Comment