| 0 Comments | 75 Views
لخطبة الأولى
الله أكبر (9×)، كبيرا والحمد لله كثيرا، وسبحان الله
بكرة و أصيلا، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد، الحمد لله الذي
جعل أيامَ الأعيادِ ضيافةً لعباده الصالحين، وأشهد أن لا إله إلا اللهُ الذي جعل
الجنة ضيافتَه الكبرى لهؤلاء المذكورين، و أشهد أن سيدنا ومولانا محمدا عبده
ورسوله الداعي إلى تلك الضيافة جميعَ العالمين، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا
محمد وعلى أله وأصحابه وكلِّ عبدٍ إلى طاعة الله مجاهدين، أما بعد. فيا أيها المسلمون، أوصيكم ونفسي بتقوى الله
فقد فاز المتقون، قال ربكم عز و جل في كتابه الكريم، اعوذ بالله من
الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، يا أيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته
ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71) واعلموا أن يومكم هذا، يوم عظيم وعيد
كريم، جعلنا الله فيه من العائدين و الفائزين.
الله أكبر 3× و لله الحمد
Sidang Idul
Fitri rahimakumuLlah
Pagi hari yang cerah ini, tepat hari Sabtu, tanggal 1 Syawal 1444 H/22
April 2023 M, kita semua berkumpul di Rumah Allah yang mulia ini, untuk kembali
menghadirkan hati dan jiwa kita, mempersatukan hati-hati kita, menundukkan hawa
nafsu kita dalam rangka membesarkan dan meninggikan Asma Allah melalui lantunan
Takbir, Tahlil, dan Tahmid sejak terbenamnya matahari di waktu
senja kemarin sampai kepada saat ini.
الله أكبر 3× و لله الحمد
Dengan penuh kerendahan hati dan kekhusyu’an jiwa, mari kita berzikir
dengan kalimat-kalimat thoyyibah tersebut, sebagai bukti pengakuan kita akan
keagungan Dzat Allah, ke-Esa-anNya, dan keterpujian-Nya, dan sebagai bentuk
ungkapan rasa syukur kita akan nikmat-nikmat-Nya, yang telah tercurahkan kepada
kita semuanya, sebagai hamba-hamba-Nya, yakni nikmat yang agung dan tak
terhingga bilangannya oleh keterbatasan ilmu dan akal manusia.
Nikmat kesehatan, baik secara jaminiyyah maupun ruhaniyyah, nikmat
keselamatan jiwa kita yang terhindar dari segala mara bahaya atau musibah,
nikmat kesempatan waktu, nikmat rizki, dan semua sarana kehidupan, yang telah disediakan
oleh Allah Tuhan Yang Maha Pemurah. Terkadang kita lupa, bahwa setiap detiknya
kita menghirup oksigen yang tersedia secara cuma-Cuma dari Allah Swt.
Kemudian nikmat kehidupan umat yang damai dan rukun, yang terhindar dari segala
kebencian, permusuhan, dan konflik, sehingga kita dapat menjalankan ibadah
dengan tenang, khusyuk, tanpa ada gangguan yang berarti.
Dan yang terpenting lagi adalah, nikmat HIDAYAH dari Allah swt., yakni
nikmat petunjuk dan bimbingan dari-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih
berpegang teguh kepada keimanan dan keislaman, dan dapat hadir di majlis yang
mulia ini.
Salah satu nikmat hidayah yang baru saja kita terima adalah kesadaran dan
kesanggupan kita untuk menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan yang
didalamnya terdapat banyak keutamaan, setelah kita semua dipanjangkan umurnya sampai
kepada bulan ibadah tersebut, yang kemudian kita isi dengan berbagai amal
ibadah atas dasar imaanan wahtisaaban.
Sembari kita memohon kepada Allah swt, semoga semua amal ibadah kita selama
bulan suci Ramadhan diterima oleh-Nya, do’a-do’a kita dikabulkan, dosa-dosa
kita diampuni, semua pintu kebaikan dan kesuksesan dibuka lebar-lebar, dan
semua pintu kerugian dan kejahatan ditutup rapat-rapat. Pada akhirnya kita
dapat meraih predikat muttaqun, orang-orang yang bertaqwa, hamba yang kembali
ke fitrah, laksana jabang bayi yang baru
lahir dari rahim ibunya.
Dan marilah kita selalu berdo’a, semoga kita semua, masih dipanjangkan
umurnya, sampai di bulan Ramadhan tahun-tahun yang akan datang. Amin ya
mujiibas saailin.
الله أكبر 3× و لله الحمد
Oleh karena itu, mari kita selalu bersyukur kepada Allah swt, kita
ungkapkan rasa terima kasih kita, dengan lisan dan hati yang setulus-tulusnya,
seikhlash-ikhlasnya, kita terima apapun dan berapapun pemberian dari Allah,
untuk dijadikan sarana mendekatkan diri kepada-Nya.
Dan marilah kita selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt.
Tuhan Sekian Alam, Tuhan yang selalu menjaga, memelihara, dan mencukupi
kebutuhan kita, mulai dari kita bangun tidur di waktu fajar sampai kembali
tidur di malam hari.
Insya-Allah jika kita selalu memenuhi
segala kewajiban agama, menjalankan perintah-perintahNya, dan menjauhi
larangan-laranganNya, maka Allah-pun akan menyayangi kita semua, Allah akan
membukakan pintu-pintu rahmat-Nya, Allah akan mencukupi segala kebutuhan kita,
Allah akan mengbulkan do’a-do’a kita, dan kita akan dimudahkan dalam segala
urusannya fid dunya wal akhirah. Amin ya Rabbal Alamin.
Sebagaimana janji Allah dalam firman-Nya:
...ومن يتق الله يجعل له
مخرجا (3) ويرزقه من حيث لا يحتسب، ومن يتوكل على الله
فهو حسبه، إن الله بالغُ أمرِه...(الطلاق: 3-4)
Barang
siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan membukakan jalan keluarnya baginya,
dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Barang
siapa yang bertawakkal kepada Allah, yang pasrah kepadaNya, niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya…
الله أكبر 3× و لله الحمد
Keutamaan di bulan Ramadhan yang telah banyak kita dapatkan, marilah kita
sempurnakan dengan saling memaafkan antara satu dengan yanglainnya, mari kita
bebaskan hati kita dari rasa benci, dengki, dan dendam kepada semua orang. Lebih-lebih
pemaaf itu juga merupakan bagian dari cirikhas orang yang bertaqwa. Sehingga
dalam suatu riwayat diceritakan, bahwa suatu saat menyebut sesorang calon
penghuni surga hanya karena setiap hendak tidur dia selalu memaafkan semua
orang.
Dengan momentum Ramadhan yang baru saja meninggalkan kita, yang secara
bahasa berarti membakar, yakni membakar segala potensi negative dalam diri
kita, terutama adalah membakar hawa nafsu yang buruk. Dan dengan semangat bulan
Syawwal yang baru saja menghampiri kita, yang artinya meningkat, yakni
meningkatnya segala kebaikan hidup kita, mari kita bangun kehidupan kita ke
depan menjadi yang lebih baik, terutama dalam menjalankan perintah-perintah
agama.
Kebaikan-kebaikan, kebajikan-kebajikan, dan kebiasaan amal ibadah serta
amal solih, seperti sholat berjamaah, sholat sunnat malam, sholat sunnah dhuha,
berpuasa, bertadarrus, bersedekah, berzikir, bertaubat, mari kita pertahankan
dan kita lanjutkan di hari-hari setelah Ramadhan, insyaAllah asal kita bertekad
dan berusaha seraya memohon kekuatan dan petunjuk dari Allah Swt., maka
semuanya dapat kita jalankan. Itulah buah dari puasa Ramadhan.
الله أكبر 3× و لله الحمد
Tentu kita semuanya, dan anak-anak cucu kita ingin menjadi manusia yang
beruntung dan selamat, di hari ini dan yang akan datang.
Namun harapan tersebut, tentu sulit terwujud, tanpa adanya upaya yang
sunguh-sunguh, dan tanpa adanya komitmen yang kuat, dari diri kita semua.
Sebagaimana kita semuanya maklum, saat ini umat Islam di segala penjuru
negeri sedang menghadapi banyak tantangan yang hebat, segala bentuk “wabah
penyakit” (dalam tanda petik) yang akan menggerogoti keimanan kita, yang jika
keimanan itu sampai terkikis habis, maka tinggal menunggu saat kehancurannya.
Hal itu banyak dialami di tempat-tempat lain, mungkin juga di rumah-rumah kita,
di tempat-tempat bekerja, bahkan di bangku sekolah pun tak luput dari epidemic
tersebut.
Bahkan yang paling ironis adalah, bahwa sasaran dari segala bentuk penyakit
dan tantangan itu tidak hanya generasi tua saja, namun juga anak-anak kita dan
generasi muda kita. Seperti penyalahgunaan media elektronik, pornografi, pergaulan
bebas, narkoba, vandalisme, anarkisme, gang motor, korupsi dan segala bentuk
penyimpangan dan kriminalitas lainnya yang tidak dapat disebutkan di ruang yang
sangat terbatas ini.
Pengaruh negative dari luar pagar rumah kita sudah semakin menggila.
Anak-anak kita, ibaratnya seperti anak kambing yang lemah yang siap diterkam
oleh singa buas yang sedang kelaparan. Kalau kita lengah sedikit saja maka sudah sulit sekali untuk mengembalikan
keadaan seperti semula.
Tidak sedikit orang tua, yang sudah tidak mengenali
anak kandungnya sendiri, karena sudah tidak lagi mau mendengarkan
nasehat-nasehatnya. Sehingga saat ini birrul walidain sudah menjadi
barang yang mahal untuk sebagian orang tua.
Pada saatnya nanti akan sampai kepada suatu keadaan
yang sangat buruk, dimana sudah jarang sekali orang yang menjalankan perintah
agama dengan baik.
Itulah tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini,
dan ke depan mungkin akan semakin menggila dan semakin sulit untuk
diantisipasi.
Disamping itu, betapa kehidupan ke depan akan
semakin berat bagi anak cucu kita: jumlah manusia semakin banyak. Saat ini jumlah
manusia di dunia sudah mencapai 7,2 miliyar jiwa lebih, dan itu akan terus
bertambah dengan melihat profile persentasi perbandingan kelahiran dan kematian
secara global, dimana dalam setiap detiknya terjadi 4,3 kelahiran dan 1,8 angka
kematian. Jumlah penduduk Indoneisa,
sebagai negara terpadat nomor 4 dunia, di tahun 2015 ini sudah mencapai 250
juta lebih. Sehingga dampaknya banyaknya imigran gelap di banyak negara.
Tentu
keadaan seperti itu akan berdampak ke dalam banyak hal: lapangan kerja yang semakin
sempit dan kompetitif, apalagi memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2016
besok.
Disamping itu fakta bahwa persediaan sumber daya
alam terus semakin menipis, sumber energi BBM semakin habis, pemanasan global
sebagai dampak dari rusaknya rumah kaca kita yang berpengaruh terhadap minimnya
produksi makanan, persediaan air bersih
semakin berkurang akibat pencemaran, wabah penyakit yang mengerikan
tidak dapat terhindarkan, dan lain-lain.
Sementara keadaan yang minim dan darurat akan
cenderung keluar dari sistem aturan yang ada, terutama adalah hukum agama dan hukum
negara. Sebagaimana peringatan Rasulullah saw.: kaadal faqru ayyakuuna
kufran (hampir-hampir kefakiran itu akan mengarah kepada kekufuran).
Sehingga kesimpulan dari uraian itu semua adalah
bahwa tantangan hidup umat Islam ke depan, terutama bagi generasi muda akan
semakin berat dan sulit dan itu semua ada di depan mata kita semua.
Dan itulah masalah umat Islam bersama, mau tidak
mau, suka tidak suka adalah masalah bersama, mulai dari generasi muda sampai generasi
tua. Karena generasi muda berharap ke depan dapat menjadi generasi yang lebih
baik daripada sebelumnya. Generasi tua pun demikian, juga berharap agar
kehidupan anak cucunya juga harus lebih baik dari orang tuanya, karena baik
buruknya anak juga akan berpengaruh terhadap bahagia-tidaknya dan
selamat-tidaknya orang tuanya.
Saat ini umat Islam harus berkejar-kejaran dengan
laju gangguan negatif tersebut, kalau umat ini berhenti dan lalai tanpa berbuat
apa-apa maka laju gangguan itu akan semakin menggilas semuanya.
Oleh karena itu bukan saatnya lagi umat ini berpangku
tangan, bukan saatnya lagi acuh tak acuh terhadap keadaan itu, justru sebaliknya,
sudah saatnya semua harus menyadari keadaan tersebut sebagai tantangan bersama,
masalah bersama, dan sudah saatnya umat menyadari harus berbuat sesuatu yang
dapat mempertahankan jati diri keislaman dan keimanannya.
Sudah saatnya umat ini harus menyatukan persepsi
dan orientasi hidup, bahwa umat Islam, di lingkungannya harus mengambil peran
dalam rangka membangun masyarakat yang religius, yang berkarakter qur’ani atau
berakhlaqul karimah, yang bermental baja, yang produktif dan kreatif, dan
akhirnya tercapailah kehidupan umat Islam yang sejahtera, damai, rukun, toleran,
bersatu padu, dan kuat, bak batu karang yang berdiri kokoh meskipun terus
diterjang ombak yang ganas.
Sudah semestinya umat Islam melihat secara
obyektif ke depan, bukan ke belakang. Masa lalu sudah cukup untuk dijadikan pelajaran untuk membangun hari esok.
Tentu, untuk itu semua harus diupayakan secara
berjamaah, tidak bisa secara sendiri-sendiri. Sudah saatnya kita harus berjalan
bergerak bersama, berjalin kelindan, yang membentuk ikatan yang kuat sehingga
mampu menghalau segala macam kekuatan yang merusak diri sendiri.
Sudah saatnya membangun kebersamaan yang sinergis,
antara generasi anak-anak, remaja, pemuda, dan generasi tua, sehingga agenda
untuk membangun umat yang madani, yang kuat, baik agamanya maupun dunianya,
akan mudah tercapai. Yakni generasi masa depan yang tahan terhadap segala tantangan
zaman, yang tetap berpegang teguh kepada agama Allah swt.
Dengan demikian, maka tercapailah generasi tua yang
dapat menjadi contoh yang baik dan dapat mengayomi bagi generasi muda, dan
generasi muda yang produktif dan menghormati generasi tua, dalam bingkai
kehidupan sosial yang harmoni dan sinergis. Amiin ya mujibassailin.
Itulah harapan kita semua ke depan tentunya untuk
membangun masyarakat yang berperadaban islami, yang kuat dan sejahtera, yang
diwarnai dengan kehidupan masyarakat yang harmoni. Sekali lagi, mari dengan
Ramadhan yang penuh keberkahan dan Syawal yang penuh dengan kedamaian ini kita
memulai dari momentum sini.
Sebagai penutup khutbah pertama ini, marilah kita memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih
dan Penyayang, memohon kemaslahatan diri kita, keluarga, umat, bangsa, negara,
agar dapat meraih dan mengelola serta mendayagunakan kehormatan dan kemuliaan
dunia ini untuk kemuliaan di akhirat nanti.
الخطبة الثانية
الله أكبر (7×)، كبيرا و الحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة
وأصيلا، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد، الحمد لله الذي جعل
الأعيادَ بالأفرح والسرور، وضاعف المتقين جزيلَ الأجور، وكمّل الضيافةَ في يوم
العيد لعموم المؤمنين بسعيهم المشكور، وأشهد أن لا إله إلا اللهُ وحده لا شريك لهُ
الْعَفُوُّ الغفور، وأشهد أن سيدنا ومولانا محمدا عبده ورسولهُ الَّذي نال من ربه
ما لم ينله ملك مقرب ولا رسول مطَهَّرٌ مَّبْرُوْر، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمدٍ نِ النبي
الأمي وعلى أله وأصحابه الذين كانوا يرجون تجارة لن تبور، وسلِّمْ تسليما كثيرا،
أما بعد.
فياأيها المسلمون، أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد
فاز المتقون، واعلموا أن يومكم هذا يوم عظيم يتجلى الله فيه على عباده من كل مقيم
ومسافر، فيباهي بكم ملئكتُهُ وأنتم مشعرون بالتكبير في كل باد وحاضر، وقال الله
تعالى ولم يزل قائلا عليما: إن الله وملئكته يصلون على النبي ياأيها الذين أمنوا
صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد النبي الأمي وعلى
أله وصحبه والتابعين وارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين. اللهم اغفر للمؤمنين
والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم و الأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
ويا قاضي الحاجات، اللهم ادفع عنا البلاء والوباء والغلاء و والفخشاء والمنكر
والجدب والقحط والسيوف المختلفة والشدائد والدين والمرض والمحن والفتن ما ظهر منها
وما بطن من قريتنا فاسكان هذه و بَلَدِنا إندونيسا هذا خاصة ومن بِلْدَانِ
المسلمين عامة، إنك على كل شيء قدير، اللهم أصلح سلاطيننا وولاتنا وأمراءنا وقضاتنا
وعلماءنا صلاحا تاما واجعلنا هداة مهتدين ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين
واجعلنا للمتقين إماما, ربي اجعلني مقيم
الصلاة و من ذريتي ربنا وتقبل دعاء, ربنا اغفرلنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان
ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك رءوف رحيم، ربنا أتنا في الدنيا حسنة
وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد الله، إن الله يأمركم بالعدل
والإحسان، وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون،
واذكروا الله العظيم يذكركم، واسألوا من فضله يُعْطِكُمْ ويَهْدِكم، ولذكرالله
أكبر وأجل. والسلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
Leave a Comment