| 0 Comments | 50 Views

Card Image

https://id.pinterest.com/sckuncoro/hidup-rukun/

Rahasia Kerukunan dalam Keluarga menurut sunnah Rosul

 

Pengajian hari kamis 23 Mei 2023. Masjid An-Nur Jomblangan Banguntapan

Dalam pengajian kali ini penulis akan berbagi mengenai sebuah di bab tentang bercandaan suami dengan istri dan dan berlemah lembut suami kepada istrinya. Pembahasan ini tertuang dalam kitab al-Adhkar yang ditulis oleh Imam Nawawi. Dalam bab tersebut pada hadis no. 724 sebagaimana yang diriwayatkan dalam sunan Bukhari dan Muslim. Disitu sahabat Jabir R.A menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW menanyakan kepadanya apakah anda sudah menikah dengan seorang perawan atau seorang janda. Lalu Jabir R.A menjawab bahwa ia telah menikah dengan seorang janda. Lalu Nabi Muhammad SAW melanjutkan bertanya kepada Jabir R.A kenapa engkau tidak menikah dengan seorang perawan yang kamu bisa bermain bercanda tawa dengannya dan dia juga bercanda denganmu.

Dalam sebuah pernikahan dengan seorang laki-laki dan perempuan yang perawan disunnahkan untuk saling bercanda tawa dan bermain main. Dengan saling bercanda dan bermain antar suami dan istri menjadikan hubungan keluarga yang bahagia. Tidak ada suami-istri yang bertengkar, berbicara yang kasar, ataupun saling marah. Maka suami sebagai kepala keluarga haruslah sering-sering mengajak bercanda-gurau kepada istrinya, juga menghindari obrolan yang berat, atau membutuhkan fokus yang tinggi.

Senada dengan hadis diatas, kemudian sebuah hadis selanjutnya diriwayatkan oleh Aisyah RA juga menganjurkan hal yang sama. Beliau menceritakan bahwa nabi Muhammad SAW bersabda sesungguhnya sebaik-baiknya kesempurnaan iman dari seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lemah lembut kepada keluarganya sendiri.

Fenomena yang terjadi di lapangan kadang sering terbalik dalam berakhlak dan berlemah lembut justru bukan pada keluarganya. Adakalanya seorang suami yang ketika dirumah angkuh bak raja, istri dan anak tidak boleh salah, harus bener dan sempurna. Suami bersifat kaku kepada istrinya, namun ketika kerja di kantor justru sangat sopan, lembut, dan baik kepada rekan kerjanya baik atasan, maupun bawahan.  Bila suami menjadi guru, kadang menghadapi muridnya itu sabarnya luar biasa, namun ketika menghadapi anaknya di rumah pemarah yang kasar. Kadang juga hal yang terbalik terjadi, sering kali muridnya, temannya, ataupun rekan kerjanya ketika salah bicara atau berbuat yang tidak disukai, kita dengan mudah memaafkan atau bahkan memaklumi. Sebaliknya bila istri, anak atau saudaranya salah dalam berbicara dan perbuatan maka dengan cepatnya akan marah, sulit memaafkan apalagi melupakan. Namun kadang juga ada kalanya seorang dosen ketika di kampus sangat keras, namun ketika di rumah sangat takut kepada istrinya. Begitu juga kadang ibu guru ketika di sekolah itu sama muridnya garang sekali, namun ketika dirumah sangat takut kepada suaminya. Itulah kenapa sesungguhnya orang yang paling mulia dan sempurna imannya adalah yang paling bisa berlemah lembut kepada keluarganya, bukan teman sejawatnya, teman mancingnya, teman hobinya. Anjuran ini berlaku kepada siapapun dirumah baik sebagai suami, istri ataupun anak maka harus saling berlemah lembut kepada satu sama lainya.

Berkata lembut, bercanda tawa kepada keluarga sendiri bukanlah hal yang mudah. Tentu setan tidak akan ridha kalao kita rukun dan bahagia dengan keluarga di rumah. Setan ingin kita marah, bertengkar, bahkan kalao bisa cerai, selingkuh, curhat sana sini dengan selain mahram dan seterusnya. Sebaliknya ketika belum menikah, masa-masa pendekatan antara pasangan terlihat sempurna, bahagia dan indah. Namun setelah ikatan itu resmi dan syah kedua pasangan tak jarang tiba tiba berubah sifatnya, cara bicaranya, tingkah lakunya.

Unsur sosial masyarkat yang ada di lingkungan kita sering menjadi penyebab utama ketidak rukukan. Masyarkat jawa kadang suami merasa seperti Raja jawa dan istri seakan pembantu di rumah. Sehingga menjadikan suami-istri layaknya raja dan ratu sangat sulit. Sebagaimana yang dulu dicontohkan nabi ketika Aisyah R.A memasak, nabi tanpa segan membantunya di dapur. Begitu juga nabi sering membantu membersihkan rumahnya. Hal ini merupakan cerminan dari bagaimana lemah lembut nabi kepada keluarganya. Dalam sebuah QS ar-Ruum 30:21

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21)

 

Dalam ayat ini meneguhkan sesungguhnya bahwa kita ini diciptakan didunia ini adalah berpasang pasangan. Adapun tujuan dari saling berpasangan adalah saling memberikan ketenangan dan kenyamanan. Sehingga kemudian akan mendapatkan kecintaan dan rahmat yang bisa wujudkan dengan adanya canda tawa, keceriaan dan saling berlemah lembut satu sama lain.



Leave a Comment