| 0 Comments | 147 Views

Saya masih ingat program kerja kabinet kabinet jaman Orla, simple, sederhana, terlihat ukurannya, mungkin di capai. Jadi lebih baik program kerja itu dibuat sederhana saja. Agar kita lebih fokus menumpahkan semua sumber daya. Jadi saya kira program utama Kementerian perdagangan sebaiknya "Swasembada 9 bahan pokok", ingat ya bukan 9 bahan pokok murah. Bukan. Karena murah itu relatif. Sub programnya adalah 9 bahan pokok yang terjangkau. Jadi swasembada tidak dimaksudkan untuk rendahnya harga komoditas 9 bahan pokok. Sebab, jika itu ditetapkan akan mendorong eksploitasi negara terhadap masyarakat tertentu. Beras murah misalnya. Buat apa jika hanya akan membuat para petani tidak memiliki daya beli terhadap barang dan jasa yang dibutuhkannya sebagai hasil kerja kelasnya sebagai petani. Tak adil bukan? Jadi tujuan program swasembada 9 bahan pokok bukan harganya murah, bukan.  Tetapi harganya terjangkau. Jadi politik harga adalah politik keadilan. Bukan politik eksploitasi.

Secara lengkap strategi swasembada 9 bahan pokok ini akan saya tulis dalam sebuah buku dalam 11 bab. 9 bab swasembada bahan pokok. 1 bab pengantar kebijakan fiscal (politik keuangan negara dalam kebijakan swasembada). 1 bab khusus untuk pengantar ekonomi kelembagaan sebagai solusi program kerja swasembada 9 bahan pokok, sebuah konsep yang akan mendorong bulog sebagai holding dari  perum atau jawatan ujung tembak. Program kerja ini seperti cenderung setback program repelita. Ya... mungkin juga. Terus terang saya terinspirasi pertama kali oleh pemikiran prof sri edi yang kemudian saya pahami koneksinya dengan konsepnya prof sumitro dan prof mubyarto... untuk lebih paham ya harus baca buku saya itu. Sayang bukunya belum selesai 😉

 
-Darmawan Soegandar-


Leave a Comment