| 0 Comments | 24 Views

Card Image

Sumber Ilustrasi : Tirto.id

Pendahuluan 

Futurolog Alfin Toffler menyebut zaman ini sebagai zaman informasi. Menurut Toffler, penguasa pada zaman informasi yang bermula sejak akhir abad 20 Masehi, adalah orang orang yang menguasai informasi dan media komunikasi massa modern. Karena siapa yang menguasai informasi dan medianya, maka dia akan dapat mengendalikan dunia. munculnya zaman informasi yang bermula sejak akhir abad 20 Masehi. Pada pertengahan tahun 1960-an ketika komputasi menyebar dan negara-negara industri utama dunia bergeser dari industri manufaktur ke industri jasa, para ilmuan menandai hal tersebut sebagai munculnya fenomena masyarakat informasi (information society). Ide munculnya masyarakat baru ini terjadi karena fenomena tersebut dipercayai mempunyai implikasi sosial kuat. 

Era perkembangan komputerisasi terus berlanjut dan berkembang sampai pada tahun 1990-an sehingga melahirkan teknologi internet. Para ahli tercengang dengan begitu pesat perkembangan teknologi ini yang oleh mereka disebut “sebagai yang tidak terduga”. Internet begitu memukau dan begitu cepat berkembang dengan varian-varian programnya yang menjadikan bumi ini dalam cengkraman tekonologi. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya.

Jaringan komputerpun menjadi melus sebagaimana kemampuan manusia membangun keterhubungan dengan manusia lain. Dari sinilah yang kemudian menghasilkan jaringan computer global atau internet. Teknologi elektonika digital dengan prinsip kerja komputasi tidak hanya digunakan pada komputer sebagaimana yang lazim dikenal awam, namun juga dipakai pada berbagai aplikasi, seperti jam digital, sistem pengendalian proses, penyiaran dan penerimaan televise dan radio, peralatan rumah tangga, mainan anak-anak, pesawat telepon, peralatan telekomunikasi, dan masih banyak lagi lainnya. Semua peralatan ini digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan informasi. Pada perkembangan terkini semua peralatan ini dapat berkomunikasi satu dengan lain menggunakan protocol komunikasi Internet Protocol (IP), sehingga kita dapat menyaksikan bagaimana sebuah Air Conditioner (AC) di rumah dapat dioperasikan dari mana saja.

Namun demikian, kemajuan tegnologi khususnya tegnologi komunikasi dan informasi tidak serta merta menguntungkan dari berbagai aspek. Disamping banyak kegunaanya juga akan berdampak pada perubahan sosial dan kebudayaan masyarakat. Untuk itu alasan ini menjadi sangat penting dalam permasalahan yang ingin dianalis dalam tulisan ini. Untuk membedahnya maka ada beberapa pertanyaan yang ingin diungkap lebih mendalam sebagai langkah untuk memahami bagaimana keterhubungan antara perkembangan tegnologi komunikasi dan perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat. Adapun beberapa pertanyaan yang akan menjadi fokus dalam kajian ini adalah, Pertama, bagaimana proses perubahan sosial dan budaya itu terjadi akibat keberadaan perkembangan tegnologi komunikasi dan informasi. Kedua, dampak-dampak apa saja yang akan terjadi sebagai akibat dari prubahan sosial dan budaya tersebut. Ketiga, langkah-langkah alternatif apa yang seharusnya digunakan sebagai pegangan dalam menghadapi dampak perubahan tersebut. 


Pembahasan 

Proses perubahan sosial dan budaya 

Organisasi sosial masyarakat manusia secara evolusioner telah tumbuh dari bentuk organisasi sosial kelompok seketurunan yang hidup sebagai pemburu dan pengumpul hasil hutan, berkembang menjadi organisasi sosial kelompok sesuku atau serumpun yang hidup secara egaliter, komunal, dan berladang berpindah-pindah. Semakin bertambah jumlah penduduk, maka semakin kompleks organisasi sosialnya, tempat tinggal mulai menetap, stratifikasi sosial mulai menajam dan berkembanglah organisasi sosial kehidupan kemasyarakatan dalam bentuk kerajaan- kerajaan kecil. Dari bentuk kehidupan sosial tersebut, maka berkembang menjadi bentuk organisasi sosial kenegaraan yang didalamnya terdiri dari kelas-kelas penguasa, kelas-kelas yang berdasarkan keagamaan, ekonomi, dan birokrasi.

Perubahan sosial budaya terjadi karena ada dorongan dari beberapa faktor, baik berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun dari luar masyarakat. Menurut Murdock faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dalam masyarakat salah satunya adalah adanya inovasi. Penemuan (inovasi) yang diciptakan oleh seseorang dapat menjadi sumber perubahan interaksi sosial dan perubahan sistem sosial budaya. Inovasi merupakan proses mental yang timbul karena dirasakan adanya dorongan tertentu oleh seseorang untuk berbuat sesuatu sebagai akibat adanya tantangan dari perubahan lingkunan, atau dirasakan adanya kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kondisi demikian mendorong seseorang untuk menemukan sesuatu yang baru dengan cara mengubah apa yang telah ada, mengadakan kombinasi baru atau menciptakan sama sekali yang baru.

Penggunaan komputer dan internet secara cepat mengubah kebutuhan pencari 

tenaga kerja, mahasiswa belajar, orang mencari kerja, dan masyarakat menyelesaikan masalahnya. Masyarakat lapis bawah yang tertinggal dari revolusi informasi ini merasa kehilangan harapan dan peluang akan perbaikan ekonominya. Mayoritas pekerja formal yang ditawarkan sekarang membutuhkan kemampuan teknologi informasi. Pekerja yang memakai komputer mempunyai penghasilan yang lebih banyak daripada yang tidak memakai komputer. Makin lama makin banyak pekerjaan yang membutuhkan komputer teknologi informasi yang lebih tinggi. Begitu cepatnya perkembangan media internet menimbulkan pengaruh yang sangat signifikan bagi setiap negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami dampak tersebut. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 25 juta pengguna internet. Setiap tahunnya pengguna internet terus meningkat sekitar 25%. Kenaikan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya kemudahan dalam mendapatkan (mengakses) dan mengendalikan informasi serta mengoperasikannya. Dengan internet, mereka dapat berinteraksi secara bebas dan membentuk komunitas hanya dengan menekan tombol.

Perkembanag tegnologi komunikasi dan informasi dengan hadirnya internet telah mengantarkan umat manusia memasuki perubahan baru dalam peradaban dunia. Perubahan tersebut merupakan akibat dari kemajuan proses interaksi sosial masyarakat yang berakibat pada munculnya kebiasaan yang menjadi karakteristik masyarakat pada eranya. Pada kenyataanya prubahan tersebut tidah hadir dalam ruang kosong, akan tetapi dalam perkembanganya melalu proses-proses yang menghadirkan hubungan yang erat antara kebiasaan, kebudayaan dan tegnologi itu sendiri adapun gambaran proses perubahan tersebut bisa dilihat dari beberpa argumentasi berikut ini:  pertama, Kemajuan tekonologi informasi terutama satelit televisi dan internet telah mendorong semakin tingginya peradaban umat manusia. Dewasa ini ada sekitar 739.721.856 orang pengguna internet di seluruh dunia. Di Indonesia saja diperkirakan sudah melebihi 40.000.000 orang pengguna. Demikian juga satelit televisi sudah bertaburan di ruang angkasa. USSR saja memiliki sebanyak 1.361 satelit yang masih berfungsi di ruang angkasa, USA 714, Jepang 62, Intelsat 53, Prancis 29 satelit dan negara negara lain yang jumlahnya mencapai sebelas ribu lebih. Kemajuan teknologi komunikasi satelit dan internet tersebut telah mendorong hidup manusia menjadi lebih dinamis dan kreatif untuk melahirkan gagasan-gagasan cemerlang untuk kemajuan. Daya pikir dan daya cipta umat manusia akan terus berkembang, sehingga pergesaran nilai-nilai budaya tidak dapat dihindarkan. 

Kedua, masyarakat mengetahui informasi global, berkat kemajuan teknologi informasi, masyarakat dapat mengetahui informasi yang bersifat global. Seseorang dengan mudah dapat mengetahui informasi apa saja yang diinginkannya dalam waktu yang sangat singkat. Cukup menekan HP yang mempunyai perisian internet, atau menekan mouse sebuah komputer yang mempunyai akses dengan internet, atau dengan cara memencet remote televise. Manusia yang berdiam di rumah dapat menyaksikan segala peristiwa yang terjadi di dunia melalui jendela media massa atau telekomunikasi. Sehingga lahirlah istilah global village atau perkampugan sejagat, dimana dunia dirasakan semakin kecil. 

Ketiga, tingginya laju transformasi sosial, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang dicapai manusia saat ini telah memberikan kemudahan dan kecepatan untuk menjalin hubungan antara satu sama lain. Jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk berkomunikasi. Setiap peristiwa atau informasi yang terjadi di belahan dunia luar dapat diakses manusia secara cepat di berbagai tempat. Di samping jarak yang terasa semakin dekat, masyarakat juga semakin banyak mempunyai pilihan sarana atau media untuk mendapatkan informasi. Cepatnya arus informasi dan banyaknya jenis media massa dapat digunakan manusia, dapat mengantarkan mereka kepada transformasi sosial yang cukup tinggi. Lajunya arus informasi sekarang ini bukan lagi hanya menyangkut jumlah, tetapi juga jenis dan kualitas informasi dalam berbagai aspek. Sehingga di samping informasi yang bersifat positif, banyak juga informasi yang tidak bermanfaat sama sekali, bahkan cenderung merusak masyarakat. Sehingga akhir-akhir ini timbul semacam kecemasan informasi di kalangan masyarakat, akibat informasi yang cukup banyak dan tidak mampu diawasi dan dikendalikan. 

Keempat, terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat, kemajuan teknologi yang semakin canggih memberi kemudahan dan kebebasan bagi masyarakat untuk mendapatkan berbagai jenis informasi yang diinginkannya. Seseorang dengan mudah dapat memperoleh informasi terbaru yang terjadi di belahan dunia ini. Mereka juga dapat mengetahui berbagai budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain. Budaya dan nilai-nilai tersebut sebagian sudah jelas berbeda dengan budaya dan nilai-nilai yang mereka anut. Akibatnya terjadilah perbenturan budaya, bahkan penetrasi budaya, sehingga dengan sengaja atau tidak sengaja, seseorang dapat terpengaruh dengan budaya dan nilai-nilai yang berasal dari luar. Pada gilirannya terjadilah perubahan gaya hidup, termasuk kesamaan model pakaian, samapi kepada kesamaan jenis minuman dan makanan, makanya muncul istilah ‘budaya sejagat’. 


Dampak-dampak perubahan sosial dan budaya 

Secara sosiologis, teknologi merupakan salah satu aspek yang turut mempengaruhi setiap aktivitas, tindakan, serta perilaku manusia. Teknologi informasi dan komunikasi mampu mengubah pola hubungan dan pola interaksi antar manusia. Kehadiran teknologi ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang cepat kadangkala membuat manusia tidak sempat untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut dan akibatnya terjadi anomi dalam masyarakat serta cultural lag. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai jawaban atas pemikiran manusia menjadi alat untuk membantu memecahkan persoalan yang ada. Dan diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan dan perkembangan teknologi yang terus pada informasi dan komunikasi akan berdampak pada kehidupan sosial yang ada hingga mempengaruhi aspek yang lebih besar lagi yakni kebudayaan. 

Beberapa dampak nyata dari keberadaan serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi antara lain: Pertama, munculnya teknologi komunikasi menyebabkan ketergantungan masyarakat akan informasi menjadi tinggi. Informasi yang didapatkan tidak sekedar sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan tetapi pada sisi lain bahwa informasi yang diperoleh akan berdampak pada perubahan presepsi yang berakibat pada perubahan perilaku, sikap yang lama kelamaan akan menjadi budaya baru. Selain itu, kemajuan tegnologi yang menawarkan kemudahan dan kecepatan dan tidak terbatasi oleh ruang dan waktu akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan interaksi manusia. Dimana dalam konteks ini manusia akan lebih memilih melakukan interaksi didalam space-space yang disediakan oleh tegnologi dari pada interaksi sosial langsung (face to face). pada konteks global, hal ini juga berakibat pada ketidakberimbangan arus informasi antara negara maju dengan  negara berkembang.  Ketidakseimbangan ini menyebabkan masyarakat negara tertentu lebih banyak mengonsumsi informasi dari negara yang maju. Sehingga memungkinkan munculnya kolonialisasi. Bukan taktik imperialisme dalam penaklukan negara lain melalui akuisisi tanah dan wilayah, melainkan berupa penjajahan melalui arus informasi dan komunikasi yang menghadirkan area baru berupa peperangan presepsi yang berakibat pada pertentangan budaya. 

Kedua, perkembangan tegnologi dalam prosesnya akan menciptakan ketergantungan karena terulangnya kebiasaan baru dalam waktu yang relatih lama dan kontinue antara manusia dan tegnologi itu sendiri. Dengan segala kemudahan yang diberikan oleh teknologi informasi dan komunikasi, maka masyarakat seolah dimanjakan oleh ketersediaan segala kebutuhanya. Sebagian besar masyarakat pengguna teknologi informasi dan komunikasi saat ini kian enggan untuk menggunakan alat-alat manual dan mulai meninggalkan pola-pola komunikasi interpersonal untuk alasan efektivitas dan efisiensi. Masyarakat semakin sulit melepaskan diri dari serba kecanggihan teknologi dan hal ini akan terus berlangsung dalam waktu lama dan kian membawa masyarakat ketergantungan pada pemanfaatan teknologi. Sesuatu yang berlangsung lama inilah yang menyebabkan perubahan kebudayaan pada suatu masyarakat. Misalnya adalah penggunaan jejaring sosial ataupun situs pertemanan melalui media internet yang sering dijadikan tolak ukur eksistensi seseorang. 

Ketiga, Perkembanigan tegnologi komunikasi dan informasi juga akan mampu melahirkan perubahan sistem nilai dan norma. Perubahan ini tidak dapat luput dari dua sifatnya, konstruktif dan destruktif. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi serta pemanfaatannya, perubahan sistem dan norma pun tidak dapat dihindari. Perubahan konstruktif terjadi ketika pemanfaatan teknologi digunakan untuk hal baik, bersifat profesional dan berintegritas. Artinya, penggunaan teknologi telah membawa kehidupan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik dan membangun. Namun itu haruslah didukung dengan tingkat pemahaman dan pendidikan tinggi. Jikalau tidak maka perubahan akan destruktif terjadi ketika pemanfaatan teknologi yang memberikan segala kemudahan telah sampai pada penyalahgunaannya. Penggunaan tegnologi digunakan untuk menyebarkan konten tentang perceraian para artis. Kelebihan frekwensi dan tingginya intensitas perhatian terhadap konten tersebut akan berakibat pada perubahan kultur. Dimana yang pada awalnya perceraian dalam kehidupan sosial dianggap tabu dan sekarang menjadi biasa. Dampak desktruktif lainnya adalah pengaruh isu-isu dari media massa dapat dengan mudah menimbulkan kepercayaan dan pemahaman bagi khalayak.


Merumuskan Langkah Antisipatif sebagai pembendung dampak negatif

Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan diatas dan juga didasarkan apa yang dikatakan oleh Alfin Tofler bahwa negara yang menguasai tegnologi komunikasi dan informasi pada dasarnya mempunyai peluang besar untuk menguasai dunia. Merupakan sebuah keniscayaan yang tidak terelakan dikarenakan hadirnya tegnologi komunikasi dan informasi telah menghadirkan bentuk masyarakat yang dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, informasi telah menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Atas dasar pembahasan yang mencoba untuk mendeskripsikan kenyataan sosial sebagai argumentasi dalam memberikan gambaran atas jawaban dari beberpa pertanyaan yang menjadi fokus kajian. Dapat disimpulkan bahwa kehadiran tegnologi komunikasi dan informasi merupakan faktor yang mendorong perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat. Kebutuhan informasi sebagai konsekwensi atas hadirnya masyarakat informasi serta proses adaptasi yang berkepanjangan terhadap pemanfaatan tegnologi untuk memenuhi kebutuhan tersebut melahirkan perubahan interaksi, perilaku, kebiasaan, dan budaya masyarakat.

Sungguhpun demikian, perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi, dari satu sisi telah menghadirkan dampak yang berakibat buruk terhadap karakteristik dan identitas masyarakat. Dampak yang terjadi berupa proses kolonialisasi baru berupa kesatuan presepsi atas ketergantungan terhadap informasi, yang mana informasi yang ada tidak bebas nilai dari kepentingan negara yang menguasai tegnologi komunikasi dan informasi tersebut. Dampak lainya yang bisa dirasakan adalah munculnya ketergantungan yang masih terhadap tegnologi, dimana dari ketergantungan tersebut mempunyai peluang besar untuk mengkerdilkan interaksi sosial langsung yang berujung pada masifnya sifat individualisme dan menihilkan pemaknaan yang kondusif berupa empati dan simpati yang lahir dari interaksi langsung sebagai media transmisi budaya antar generasi. Selanjutnya tingginya frekwensi dan intesitas dalam mengakses informasi dengan tidak melakukan proses filterisasi atas informasi yang tidak disertai dengan karakter kuat akan berdampak pada alienasi kultur dan nilai-nilai asal dengan meniadakan proses adaptasi berupa akulturasi atau asimilasi kebudayaan. 

Dari beberapa dampak tersebut, kiranya diperlukan sebuah upaya dalam meminimalisir dampak negatif yang muncul dari perubahan sosial budaya masyarakat akibat pengaruh perkembangan tegnologi dan komunikasi. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah pertama, melakukan pembatasan informasi baik dilakukan sevcara institusi maupun individu. Secara institusi bisa berupa pembuatan peraturan terkait arus informasi dan penyebaranya yang dilakukan secara konsisten. Adapun pembatasan informasi secara individu adalah dengan mensosialisasikan pemahaman bahwa dalam hubungan antara individu dengan sumber informasi, individu mempunyai kemampuan memilah dan memilih informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motivasi individu dalam pemanfaatan media informasi. Selain sebagai benteng atas kebanjiran informasi yang menyebabkan sampah informasi dalam kognisi manusia, upaya ini juga bisa bermanfaat bagi terciptanya pemanfaatan tegnologi yang lebih bijak sehingga bisa meminimalisir ketergantungan individu terhadap tegnologi. Dari sisi lain dengan meminimalisir ketergantungan terhadap tegnologi komunikasi akan memantapak proses interaksi sosial secara langsung. Kedua, untuk meminimalisir dampak budaya yang tergerus dengan budaya yang muncul dari terpaan informasi, maka dalam kontek ini diperlukan sebuah upaya dalam mendorong hadirnya konten-konten yang berisi informasi yang mengandung fungsi transmisi budaya. Selain itu juga diperlukan sebuah upaya untuk mengembangkan wawasan Nusantara berupa pemantapan wawasan kebangsaan, wawasan sejarah kebangsaan, dan wawasan terkait filosofis dan tujuan luhur berdirinya sebuah negara. Langkah ini diharapkan akan memberikan benteng budaya sebagai filter atas informasi yang bias dengan hegemoni budaya negara-negara yang menguasai tegnologi komunikasi dan informasi. 


Referensi 

Andries Kango, “Media dan Perubahan Sosial Budaya”, Jurnal Farrabi, Volume 12 No. 1 Juni 2015, haL. 20-23.

Daryanto Setiawan, “dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap budaya”. Simbolika, vol. 4 (1) april (2018).

Wawan hernawan, “pengaruh media massa terhadap perubahan sosial budaya dan modernisasi dalam pembangunan”. Jurnal kom & realitas sosial, vol. 04 no.04, 2012


Leave a Comment