| 0 Comments | 27 Views

Card Image

Bagaimana meningkatkan kecakapan digital masyarakat secara etis dan aman?

Dalam upaya memperkuat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya penggunaan teknologi digital secara aman, etis, dan produktif, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kulon Progo menyelenggarakan Lokakarya Literasi Digital bertempat di Aula Kembangsoka, Rabu 21 Mei 2025. Kegiatan ini didukung oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Acara diawali dengan membaca doa kemudian dibuka secara langsung oleh Dra. Maryati (Kepala Bidang Perpustakaan) didampingi Suwarni, SE (Ketua Tim Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan) dilanjutkan dengan menyanyikan Mars Kulon Progo Binangun dan Mars Perpustakaan. Sambutan disampaikan oleh Kepala Bidang Perpustakaan, yang menekankan pentingnya literasi digital sebagai bentuk kesiapan menghadapi tantangan dunia digital saat ini. Beliau berharap agar para peserta tidak hanya aktif berdiskusi dan berbagi informasi secara etis dan bertanggung jawab, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di masyarakat setelah mengikuti lokakarya ini. Mengingat bahwa produk digital yang paling umum digunakan adalah handphone, literasi digital menjadi kunci dalam menghadapi era informasi saat ini. Acara ini dipandu oleh moderator Eni Puwantini, S.Pd. dan menghadirkan tiga narasumber utama:


Thoriq Tri Prabowo, M.IP., Ph.D: Cakap Digital dan Keamanan Digital

Narasumber pertama, Thoriq Tri Prabowo, membawakan materi tentang kecakapan digital dan keamanan digital. Ia menyampaikan bahwa kecakapan digital adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi digital secara efektif, efisien, aman, dan etis. Literasi digital mencakup kemampuan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dengan baik. Keunggulan teknologi digital antara lain;

  • Personal: transaksi instan via e-wallet dan mobile banking
  • Sosial: komunikasi cepat tanpa batas
  • Belajar: akses materi kapan saja melalui e-learning
  • Bekerja: fleksibilitas kerja jarak jauh

Keamanan digital menjadi hal yang penting dalam menjaga perangkat, informasi pribadi, serta menghindari risiko seperti peretasan, phishing, hoaks, dan pencurian data. Tips mencari informasi yang kredibel di internet:  gunakan kata kunci spesifik dan operator Boolean, manfaatkan fitur tanggal, jenis dokumen, dan domain, serta verifikasi sumber informasi. Thoriq juga menyoroti pentingnya digital well-being, yaitu penggunaan teknologi yang memberikan manfaat maksimal dengan risiko minimal.


Dr. Anis Masruri, S.Ag., S.S., M.Si: Budaya Digital dan Etika Digital

Narasumber kedua, Dr. Anis Masruri, menjelaskan bahwa budaya digital merupakan hasil dari revolusi industri 4.0 yang mengubah cara masyarakat berinteraksi, berpikir, dan berperilaku melalui teknologi. Atribut budaya digital meliputi; innovation, data-driven decision making, collaboration, open culture, digital-first mindset, agility and flexibility, customer-centricity.

Contoh implementasi budaya digital:

  • Google Maps untuk navigasi berbasis data
  • Ojek online sebagai inovasi transportasi
  • Chatbot layanan pelanggan 24/7
  • Personalisasi produk e-commerce dengan algoritma canggih

Ia juga menekankan pentingnya etika digital, yaitu kesadaran moral dalam menggunakan teknologi, termasuk tanggung jawab terhadap privasi, informasi, dan keadilan digital. Bentuk negatif dalam bermedia sosial yang harus dihindari mencakup penghinaan, hoaks, provokasi, dan ujaran kebencian.

 

Taufik Hidayanto, S.Kom: UU ITE dan Literasi Keuangan Digital

Narasumber ketiga, Taufik Hidayanto, memaparkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta literasi keuangan digital. UU ITE No. 11 Tahun 2008 mengatur tentang keamanan digital dan transaksi elektronik untuk mencegah penyalahgunaan teknologi informasi. Ruang lingkup UU ITE; informasi dan dokumen elektronik, tanda tangan digital, perlindungan data pribadi. Pentingnya literasi keuangan digital juga disampaikan, antara lain; membantu pengguna bersikap hemat dan efisien, memudahkan akses ke produk keuangan, mengurangi risiko penipuan, meningkatkan kebiasaan menabung. Beberapa aplikasi keuangan digital populer di Indonesia meliputi OVO, Gopay, Dana, BCA Mobile, BRI Mo, Ajaib, Bibit, dan Stockbit.

Peserta antusias mengikuti sesi demi sesi kegiatan lokakarya ini, mereka memberikan atensi dan para narasumber juga melakukan feedback, komunikasi menjadi lebih berwarna sehingga acara berlangsung meriah. Adapun refleksi dan harapan bilamana merujuk pada data PISA 2024 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-70 dari 80 negara, sementara riset UNESCO menyatakan bahwa tingkat minat baca di Indonesia sangat rendah, yakni hanya 0,001%. Oleh karena itu, literasi digital yang mencakup kecakapan, etika, budaya, dan keamanan digital menjadi sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa di era digital. Dokumentasi lengkap Lokakarya Literasi Digital dapat disaksikan kembali melalui akun resmi Instagram dan YouTube Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kulon Progo.


Sumber: Website Disperpusip Kabupaten Kulon Progo


Leave a Comment