| 0 Comments | 407 Views

Card Image

Trend penulis dan kolaborasi dosen program studi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

Beberapa hari terakhir ini saya belajar analisis bibliometric menggunakan VOSviewer. Sebagai percobaan saya mencoba menganalisis trend penulis dan kolaborasi karya dosen program studi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, baik dengan sesama dosen maupun dengan penulis non-dosen yang menjadi kolaboratornya. Oleh karena itu, mohon maaf apabila masih dapat banyak kesalahan analisa. Saya mengumpulkan data bibliografis dari tulisan para dosen program studi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai representasi trend keilmuan dalam cakupan universitas. Data penelitian yang diambil berasal dari tulisan-tulisan yang terbit pada kurun waktu 2019-2022. Dipilihnya tiga tahun terakhir tersebut karena menariknya dinamika LIS pada kurun waktu tersebut, yakni dimana revolusi industri 4.0 dan covid-19 menjadi isu global.
Untuk mengumpulkan data, saya melakukan penelusuran pada portal akademik dosen yang diperbaharui secara berkala oleh dosen (http://ip.uin-suka.ac.id/id/page/dosen). Kendati demikian terkadang masih ada beberapa data yang belum mereka entri. Untuk itu saya juga memverifikasinya dengan melakukan penelusuran pada Google Scholar dan platform sejenis lainnya. Setelah ditemukan data bibliografis tersebut dientri ke dalam Zotero. Untuk menghasilkan data yang akurat, data bibliografis yang diperoleh menggunakan Zotero Connector pada browser Google Chrome dicermati kembali. Apabila terdapat data yang sama namun dimunculkan yang dengan berbeda, maka kemudian saya mengubahnya secara manual. Hal ini sering terjadi pada nama penulis, yang terkadang ditulis lengkap, dan terkadang disingkat. Berdasarkan penelusuran tersebut didapatkan 85 dokumen penelitian yang dilakukan oleh dosen program studi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada 2019-2022.

Gambar 1. Daftar nama penulis dan jumlah dokumennya

Dalam blog ini saya tidak akan membahas topik penelitiannya, tetapi terkait penulis dan kolaborasinya. Jika diamati dalam gambar terdapat beberapa kluster kolaborasi: (1) Nurdin Laugu; (2) Syifaun Nafisah; (3) Arina Faila Saufa; (4) Anis Masruri; (5) Sri Rohyanti Zulaikha; (6) Labibah Zain; (7) Thoriq Tri Prabowo; (8) Nur Riani (dot biru muda paling kanan); (9) Annisa Nur Fatwa; (10) Ratna Istriyani; (11) Mulyadi; (12) Nuraini Ahmad; dan (13) Kardi (dekat dot Anis). Sebenarnya ada banyak nama penulis. Hanya saja tidak semua nama kemudian muncul dalam grafik. Menurut dugaan saya ada alasannya ialah bahwa nama tersebut tidak memiliki relasi dengan penulis lain yang masuk dalam tabel. Artinya penulis tersebut belum pernah berkolaborasi dengan penulis yang ada dalam tabel atau hanya memiliki satu karya kolaborasi bersama dengan salah satu kluster yang memiliki banyak kolaborator. Selanjutnya, terkait penamaan kluster tersebut saya belum mengetahui betul bagaimana cara menamainya, saya hanya menamainya dengan nama yang terbaca dalam grafik. Untuk penamaan ini akan saya pelajari lagi.
Kluster-kluster tersebut boleh jadi terbentuk karena memiliki kesamaan atau setidaknya irisan kesamaan minat. Kolaborasi lintas kluster boleh jadi memiliki makna kolaborasi lintas minat. Tetapi untuk mengetahui secara pasti tentu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.


Gambar 2. Contoh membaca relasi antar kluster

Dr. Nurdin (yang sekarang sudah resmi menjadi Prof. Nurdin) dapat dikatakan memiliki relasi kolaborasi pada beberapa kluster yakni kluster Mulyadi, Arina, Anis, dan Sri di samping ia juga berkolaborasi dengan para mahasiswanya. Artinya, Prof. Nurdin ini gemar menulis dengan berkolaborasi. Selain Prof. Nurdin, terdapat juga Dr. Anis yang memiliki kolaborasi dengan empat kluster, yakni kluster Kardi, Nuraini, Arina, dan Nurdin. Selanjutnya Thoriq memiliki karya kolaborasi pada dengan tiga kluster yaitu Labibah, Ratna, dan Nur. Bu Labibah memiliki karya kolaborasi dengan dua kluster yakni Sri dan Thoriq. Selanjutnya secara berturut-turut Dr. Syifaun Nafisah dan Dr. Sri Rohyanti Zulaikha memiliki karya kolaborasi dengan satu kluster. Dr. Syifaun dengan kluster Annisa, dan Dr. Sri dengan kluster Nurdin.
Sementara sampai di sini dulu ya. Selanjutnya semoga dapat lebih baik lagi. Sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan terhadap artikel ini. Atas kekurangannya mohon dimaafkan.

Tempel, Sleman
Rabu, 13 April 2022

Leave a Comment