| 0 Comments | 206 Views
Dimana Ekonomi Syariah Berada Ketika Minyak Goreng Langka?
Dr. Abdul Qoyum, M.Sc.Fin (Ketua Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Kalijaga dan Mahasiswa Program Doktoral UGM)
Ini bukan pertanyaan, tapi hanya guyonan. Guyonan di jalanan tol Jogja-Surabaya. Jadi anda tidak perlu menanggapi dengan pethentengan. Ada yang ganjil, se-ganjil demit gentayangan menjelang maghriban.
Ekonomi Syariah itu apa? Dan apa yang diperjuangkan oleh para aktivisnya? Apakah pengharaman riba dengan mendukung bank syariah saja? Atau mendorong pesantren memakai bank berlabel non-riba? Atau mendorong orang memakai Pasar Modal Syariah? Atau hanya menjadi aktivis IAEI, MES, ADESY, FORDEBI, KA-FOSSEI, sambil nunggu kesempatan tiba untuk menjadi pejabat negara? Lalu dimana KNEKS, BPKH, dan Bank Indonesia dengan DEKS-nya?.
Ah, kalau cuma bicara topik di atas itu mah bukan ekonomi Syariah. Ekonomi Syariah itu memperjuangkan nasib warga, mensejahterakan mereka, memastikan kebutuhan pokok terjaga, akses sekolah terlaksana. Bukan hanya membahas uang dan yang berkait uang. Atau jangan-jangan ekonomi syariah sudah dikuasai oleh para spekulan dan investor yang orientasinya memang keuntungan.
Ketika rakyat menjerit tentang minyak goreng, kenapa ekonomi syariah hanya bak dongeng. Gak jelas realisasinya dan kontras dengan zamannya. Atau jangan-jangan ekonomi syariah hanya mirip sebuah cerita legenda?.
Katanya tujuan ekonomi Syariah itu tujuannya mewujudkan Falah or happiness in the world and hereafter, kok ga ada solusi itu utk kasus minyak goreng. Ekonomi Syariah memang tersesat di keuangan saja, kita terjebak dalam ilusi. Katanya Islam melarang Ihtikar, kok semua pada diam. Mana Profesor Eksyar, mana MUI, mana Aktivis Eksyar?. Minyak goreng langka menjadi bukti. Teori yang kita ugemi dan kita pelajari, kok ga terbukti...hayooo...apa itu hanya mimpi???.
Ada saatnya kita berfikir membenturkan empiris dengan idealis. Dalam Bulaksumur atau Gadjah Mada Framework (mazhabnya UGM) ini adalah rumpun kajian ekonomi syariah...hayooo..bangun-bangun..
TolJogja Surabaya, 28 Maret 2022.
Leave a Comment