| 0 Comments | 92 Views

Card Image

Etika Keberagaman Tarawih dan Ekonomi Islam

Dr. Abdul Qoyum, M.Sc.Fin (Kaprodi Eksyar UIN Suka, Ketua Dept. Diklat MES DIY, dan Mhswa S3 UGM)

Kalau bulan romadhon, saya selalu menjadi imam tetap untuk sholat tarawih di Masjid Depan Rumah Prof. Mahfud MD. Itu sudah saya lakukan sejak 2013, sejak saya pulang dari International Islamic University Malaysia dan menjadi Dosen di UIN Suka. Berapa rokaat tarawih yang saya lakukan sebagai Imam? Hehe...8 Rokaat...Persis dengan kebiasaan Muhammadiyah. Artinya, jika menggunakan standard ini maka saya sudah resmi menjadi Muhammadiyah sejak 8 tahun yang lalu. 

Ada juga jamaah yang asli aktivis NU, protes ke saya. "Gus tarawihnya mbok DIRUBAH 20 rokaat seperti NU". Lalu saya bertanya kepada beliau, "di sini tarawih 8 Rokaat sejak kapan pak?.". Beliau menjawab "Sejak Masjid ini Didirikan". Lalu saya jawab "ya sudah pak, kita tetap akan 8 Rokaat, kecuali semua jamaah menghendaki jadi 20". Bagi saya tidak mungkin, hanya karena saya imamnya terus saya merubah tradisi tarawih yg sudah mengakar di masjid ini. Toh soal bilangan juga sudah jelas rujukannya. 

Bagi saya, sebuah lembaga yang dari awal memang dibangun untuk netral dan bebas kepentingan maka tidak perlu kita memaksakan kepentingan kita di tengah jalan. Masjid adalah tempat netral, rumah ibadah semua Umat Islam, tidak perlu dibangun sekat, atau warna tertentu, kecuali sejak awal memang sudah begitu.

Ini prinsip yg harus kita pegang. Meskipun hampir tiap tahun saya membaiat ratusan Kader KMNU dengan sumpah setia Kepada Agama, NKRI dan NU, tetapi ada titik tertentu kita harus fair dan adil.

Sama halnya dengan Ekonomi Islam dan Juga Organsiasi Ekonomi Islam. Jika kita ingin awet dan progresif maka ekonomi Islam harus dijaga dari kepentingan kelompok tertentu..Ekonomi Islam adalah rumah besar siapapun orang Islam yang ingin berjuang dan belajar ekonomi yang berkeadilan bersumber dari Nash Quran dan Sunnah. Saat Pilpres 2019, nyata, ada organisasi Ekonomi Islam yang didominasi oleh kelompok pendukung Capres tertentu. Bukan karena Islamnya, tetapi pasti karena nafsunya. Memaksakan sesuatu yang bukan pada tempatnya..

Ekonomi Islam harus netral terhadap kepentingan politik praktis. Ekonomi Islam adalah cermin dari Islam dalam bidang muamalah. Maka, mari berjuang dengan keadilan dan adil. Kita harus militan tetapi tetap harus pada tempatnya. 


LPP GARDEN, 17 April 2022.


Leave a Comment