| 0 Comments | 79 Views

Nak, apa tujuan mu ke sekolah? Belajar kan? Maka saat disekolah, belajarlah sepuasnya. Minta gurumu mengajari sampai dahagamu atas pengetahuan terpenuhi. Lalu ketika bel istirahat berdentang, maka penuhilah tujuan bel itu: beristirahatlah! Jadilah anak-anak yang bermain, memaksimalkan waktu istirahat. Ketika kalian sedang ikut pramuka, osis, pmr, atau apapun, maka penuhilah tujuan berorganisasi itu.
Kenapa? karena semua ada waktu, ada tempatnya. agar kalian bisa menikmati semuanya sesuai dengan tujuannya. Kalian akan kelelahan jika kalian bermain sambil belajar, belajar sambil bermain, atau ca,... bermain sambil bekerja? boleh kah? jika kau menganggap itu bagian dari masa remajamu.Lalu kau tak kelelahan boleh saja. Tapi jangan lupa tugasmu diusiamu itu adalah bermain dan belajar. Apa tak kelelahan jika ditambah bekerja?
Bukan apa-apa ayah takut, ketika kau kelak akhirnya bekerja,.. kau masih merasa kekurangan waktu bermain saat kau remaja. Lalu kau mulai bekerja sambil main-main? Atau ketika orang-orang mulai bekerja mengaplikasikan ilmunya dengan serius,.. kau masih berkutat pada ketidak tahuan, karena kurang ilmu?
Bekerja itu nak, adalah keseriusan atas amanah. Karena ketika kita bermain, belajar,... kita tidak dibayar. Kita malah bayar. Sedangkan ketika kita bekerja? kita dibayar. Teh mega dibayar bossnya dikantor, tujuan bosnya hanya satu, dia ingin lebih kaya dari sebelumnya. Maka tugas teh mega itu adalah berpikir keras bagaimana meningkatkan nilai perusahaan dengan sekreatif mungkin meningkatkan laba perusahaan, mempertahankan biaya pada tingkat yang diharapkan. Tugas ibu? ibu diamanahi mengajar, maka tugasnya memastikan semua muridnya pintar matematika. Tidak lain selain itu negara membayar ibu. Maka ibu harus amanah memastikan itu. Ibu tidak boleh memikirkan remeh temeh yang lain. Ambisi yang lain buat ibu itu sifatnya haram. Kalau ibu dipercaya memimpin sesuatu, itu amanah, dan berat. Karena *jabatan itu artinya pekerjaan dan pekerjaan itu artinya harus dikerjakan*.
Beitupun ayah nak.
Ayah dosen, maka tugas ayah hanya 3. Mengajar, meneliti dan pengabdian pada masyarakat. Tidak selain itu. Maka ayah kampungan kalau ayah jilat sana sini untuk jabatan di kampus ayah. Maka ayah norak kalau sikut sana - sikut sini untuk tugas tambahan di kampus ayah. Ayah akan bodoh sekali kalau melakukan itu. Karena tugas ayah bukan itu. Tujuan ayah ke kampus memang bukan itu. Tugas ayah itu mengajar, memastikan semua mahasiswa ayah siap menjadi manajer-manajer keuangan yang handal di perusahaannya kelak, untuk itu ayah belajar keras. Ayah meneliti agar ayah yakin bahwa apa yang ayah ajarkan itu memang begitu adanya di perusahaan-perusahaan dimana mahasiswa ayah kelak akan bekerja. Ayah harus terjun langsung ke perusahaan-perusahaan untuk melihat apakah ada gap, ada jarak, ada senjangan antara teori yang ayah ajarkan dikelas dan praktek mengelola keuangan di dunia bisnis yang nyata. Ayah menjadi konsultan, ayah menjadi trainer bagi pegawai-pegawai perusahaan itu, tak semata agar angka kredit ayah di sub "pengabdian masyarakat" meningkat. Tetapi agar ayah yakin. Bahwa ayah sudah mengajarkan hal yang benar bagi mahasiswa ayah. Itulah sebabnya ayah sibuk, *kekurangan waktu*. Untuk melakukan hal lain selain tujuan ayah yang tiga itu. Itu sebabnya *ayah norak, bodoh dan kampungan kalau masih punya waktu untuk rebutan jabatan dan tugas tambahan dikampus*.
Nah, nak.
Ayah tak sedang mendoktrinmu untuk menjadi ayah. Ayah hanya takut kau kelelahan. Nikmatilah masa kecilmu, masa remajamu. Bermain lah yang serius, belajarlah yang serius. Urusan mencari uang, biarlah urusan ayah. Tapi kalau kau menganggap itu menyenangkanmu,.. Ayah dukung nak. Semoga bisnismu sukses! aamiin.
-ayah-

Leave a Comment