| 0 Comments | 68 Views

Yang banyak orang tidak paham adalah prespektif militer tentang perbedaan pendapat. Bolehkah berbeda pendapat? Boleh, tapi diruang ruang rapat perang. Dimedan perang tidak boleh. Dijaman nabi dan para sahabatpun begitu. Mereka paham betul kapan ketika menjadi bagian dari organisasi militer dan kapan ketika menjadi bagian dari organisasi sipil.

Pemindahan pasukan panah dijaman nabi adalah salah satu bukti bolehnya berbeda pendapat ketika rapat. Tetapi ketika sudah dilapangan, komandan lapangan memiliki kekuasaan penuh. Penenggelaman kapal di selat Jabal al Tariq adalah salah satu buktinya.

Jadi masyarakat militer butuh satu kesatuan komando, masyarakat sipil membutuhkan kebebasan berpendapat. Keduanya memiliki jalannya sendiri. Kesimpulan inilah yang menjadi latar, dalam satu pasukan hanya ada 1 komando, 1 pendapat, agar pasukan menjadi kuat dan solid.


Leave a Comment