| 0 Comments | 101 Views

Card Image

Saya terus terang tidak anti orang asing. Atau rasis. Saya bisa dibilang biasa biasa saja soal itu. Tetapi kalau melihat pertandingan semalam itu rasanya tidak melihat laga Indonesia - Malaysia yang seperti biasanya. Terutama di Tim nasional Malaysia. Harimau Malaya yang biasanya ngotot, rasanya tidak hadir malam tadi. Setelah melihat rekaman pertandingan berulang, barulah paham bahwa pertandingan semalam itu adalah pertandingan Malaysia FC melawan timnas Indonesia.

Kenapa begitu? Coba kita lihat detik perdetik, gaya pertandingan pemain Malaysia sangat profesional, apik, moderen. Tidak ada yang salah dengan itu, itu keren. Apalagi ada yang saya kagumi dari pemain Malaysia, tubuh pemainnya sangat terbentuk, sangat kokoh. Saya sampai tertawa melihat Irfan Jaya ketika membawa bola di daerah samping kanan pertahanan Malaysia. Cukup hanya tersenggol pantat pemain Malaysia saja, dia langsung terpelanting ke luar lapangan. Kenapa? Karena pemain Malaysia itu badannya kokoh. Pemain Indonesia masih ada yang badannya kurang terbangun, tidak kokoh, tidak kuat. Tetapi pemain Malaysia kehilangan 1 hal, ngototisme. Padahal itulah ciri utama bangsa kita di Nusantara. Nasionalisme kita itu kuat luar biasa. Kenapa bisa? Saya kaget juga melihat banyaknya pemain asing ditubuh Malaysia. Saya curiga mereka "kurang malaysia".

Di tubuh timnas garuda juga ada pemain asing dengan gaya bermain yang sama, profesional. Tapi jumlahnya sedikit. 1-2 orang. Sehingga profesional nya malah bagus. Saya tentu tidak meragukan Ezra dan Elkan. Tapi produktivitas Ezra rasanya kurang. Kalau tidak percaya coba bandingkan menit berlari Ezra di bandingkan Irfan atau arhan misalnya. Elkan jauh lebih baik. Menit berlarinya jauh lebih banyak, luas wilayahnya juga jauh lebih luas. Ngotot tidak memang, dia profesional dan tenang. Tetapi karena hanya 1 orang efeknya tidak akan kentara, bahkan bagus menjadi warna.

Jadi, penggunaan pemain profesional asing di Tim nasional itu bagus. Tapi kalau terlalu banyak, bisa berefek buruk. Walau bagaimana nasionalisme itu dibentuk sejak lahir, tidak bisa instan. Kecuali mereka yang bisa mengucapkan kalimat keren seperti yang dikatakan Jordi Amat "Membela Timnas Indonesia, Negara 275 Juta Penduduk, akan Brutal!"

 

Tabik!

-KakeK-


Leave a Comment