| 0 Comments | 1247 Views
Makam Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik Turki, terletak di
Anıtkabir, yang merupakan kompleks makam yang megah dan museum di Ankara, ibu
kota Turki. Anıtkabir adalah salah satu situs sejarah dan budaya yang paling
penting di Turki, dan menjadi tempat peringatan bagi Atatürk serta simbol
berdirinya negara modern Turki. Mustafa Kemal Atatürk meninggal dunia
pada tanggal 10 November 1938. Awal mulanya, jenazahnya ditempatkan di Museum
Etnografi di Ankara. Namun, pada tanggal 21 November 1938, sisa-sisanya
dipindahkan ke sebuah mausoleum sementara, dan rencana dibuat untuk membangun
tempat peristirahatan permanen untuk Atatürk.
Pembangunan mausoleum, yang secara resmi dinamai Anıtkabir,
dimulai pada tahun 1944, dan selesai pada tahun 1953. Anıtkabir terletak di
Ankara, ibu kota Turki. Mausoleum ini adalah simbol nasional yang penting dan
situs bersejarah besar dalam sejarah Turki. Di dalamnya terdapat makam Mustafa
Kemal Atatürk dan telah menjadi tempat ziarah bagi banyak orang Turkiye.
Anıtkabir adalah sebuah kompleks mausoleum yang dibangun untuk
menjadi tempat peristirahatan terakhir Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik
Turki dan pemimpin revolusioner yang dikenal sebagai "Atatürk" atau
"Ayah Bangsa" oleh rakyat Turki. Kata "Anıtkabir" sendiri
terdiri dari dua kata dalam bahasa Turki: "Anıt," yang berarti
"monumen" atau "tugu," dan "Kabir," yang berarti
"besar" atau "agung."
Sarkofagus Mustafa Kemal Atatürk, yang terletak di dalam Anıtkabir, memiliki desain yang megah dan simbolis. Sarkofagus seberat 42 ton ini terletak di dalam makam di dalam Hall of Honor, salah satu bagian utama dari kompleks Anıtkabir.
Anitkabir di Ankara yang di dalamnya bersemayam jasad Mustafa Kemal
Mustafa Kemal Atatürk sering dianggap sebagai tokoh sekuler Turki karena perannya yang signifikan dalam memperkenalkan dan menerapkan prinsip-prinsip sekulerisme dalam pembentukan Republik Turki. Negeri ini semula, selama 600an tahun berbentuk khilafah/kesultanan Utsmani. Sejak tanggal tanggal 29 Oktober 1923, setelah Sultan Mehmed VI dikalahkan, Republik Turki secara resmi dideklarasikan, dan Mustafa Kemal Atatürk diangkat sebagai Presiden pertama Republik Turki. Ia dikenal sebagai tokoh sekulerisme karena pemerintahannya mengacu pada pemisahan agama dari urusan negara atau politik, di mana institusi-institusi pemerintah dan hukum beroperasi secara independen dari otoritas keagamaan.
Berikut beberapa faktor
yang menjadikan Mustafa Kemal Atatürk dan Republik Turki yang dia pimpin
sebagai tokoh dan negara yang bersifat sekuler:
1.
Reformasi Hukum dan Pendidikan:
Atatürk melakukan serangkaian reformasi hukum dan
pendidikan yang mendukung pemisahan agama dan negara. Ia menggantikan sistem
hukum berbasis hukum Islam dengan hukum positif yang bersifat sekuler.
Reformasi pendidikan melibatkan pembentukan sistem pendidikan nasional yang
lebih sekuler dan modern
2.
Pemisahan Agama dan
Negara: Atatürk memastikan pemisahan jelas antara lembaga
keagamaan dan pemerintah. Dalam upaya untuk mengurangi pengaruh agama dalam
urusan negara, ia menghapuskan beberapa institusi dan praktik yang terkait
dengan sistem politik berbasis agama.
3.
Pemberdayaan Perempuan: Atatürk melakukan reformasi untuk memberdayakan
perempuan, termasuk memberikan hak-hak politik kepada mereka. Ini bertentangan
dengan tradisi tertentu yang mungkin membatasi peran perempuan berdasarkan
norma-norma keagamaan.
4.
Kalender dan Alfabet: Atatürk mengganti kalender Islam dengan kalender
Gregorian, dan juga mengganti alfabet Arab dengan alfabet Latin, sebagai bagian
dari usahanya untuk memodernisasi dan menghilangkan unsur-unsur Islam
tradisional dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Konstitusi 1924: Konstitusi 1924 merupakan konstitusi pertama Republik
Turki yang secara resmi menyatakan negara sebagai negara sekuler, yang
sebelumnya berbasis kesultanan Utsmani. Ini menetapkan dasar bagi pemisahan
agama dan negara serta memberikan landasan hukum untuk reformasi sekulerisme.
Leave a Comment